Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan folikel ovarium selama siklus estrus dan awal kehamilan. Sebanyak dua belas sapi Ongole-persilangan yang disinkronisasi menggunakan prostaglandin, kemudian diperiksa melalui ultrasonografi (USG) dan diambil serum darah berturut-turut pada hari 19 (proestrus), hari 0 (estrus) atau pada saat inseminasi, hari 5 (metestrus), hari 15 ( diestrus), hari 19, hari 30 dan 60 setelah inseminasi. Penegasan status reproduksi sapi eksperimental dilakukan dengan penentuan konsentrasi estrogen dan progesteron. Pemeriksaan ultrasonografi selama siklus estrus dan awal kehamilan menunjukkan gambar perkembangan folikel tahap metestrus, diestrus dan awal kehamilan perubahan menjadi corpus tingkat luteum.Estrogen (pg / ml) vs progesteron (ng / ml) menunjukkan bahwa 19 hari setelah esrus (8,611 ± 0,126 dan 1,422 ± 0,097), b. Estrus (15,844 ± 0.150 dan 0,866 ± 0.100), c. Metestrus 5 hari setelah IB (3,667 ± 0,281 vs 2,788 ± 0,153); d. Diestrus 15 hari setelah IB (4,044 ± 0,235 vs 7,076 ± 0,122); e. bunting 30 hari setelah IB (4,272 ± 0,101 vs 8,186 ± 0,120).
Pengkajian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani serta mengetahui hubungan keterdedahan terhadap media informasi dengan tingkat pengetahuan petani. Penentuan sampel sebanyak 30 orang dengan menggunakan metode sampling jenuh di Kelompok Tani Sido Makmur. Variabel yang diamati yaitu tingkat pengetahuan petani dari hasil pretest (sebelum) dan posttest (sesudah) dilakukan penyuluhan. Varibel lainnya meliputi keterdedahan media informasi yaitu intensitas mengikuti penyuluhan, intensitas mengakses internet, intensitas menonton televisi, intensitas mendengarkan radio dan intensitas membaca surat kabar. Pengkajian ini menggunakan desain One Group Pretest-Posttest Design. Sedangkan metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan analisis korelasi rank spearman. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa intensitas petani dalam mengikuti penyuluhan dan mengakses internet berada pada kategori sangat tinggi, intensitas petani dalam menonton televisi dan mendengarkan radio berada pada kategori sedang dan intensitas petani dalam membaca surat kabar berada pada kategori rendah. Nilai rata-rata peningkatan pengetahuan pre-test dan post-test sebesar 16,86% dan 29,46 dari kategori kurang tahu menjadi tahu. Keterdedahan media informasi yang berpengaruh nyata (P<0,5) terhadap tingkat pengetahuan petani adalah intensitas mengikuti penyuluhan sebesar 0,415 dengan signifikansi 0,022 dan intensitas mengakses internet sebesar 0,439 dengan signifikansi 0,015 sedangkan keterdedahan media informasi yang tidak berpengaruh nyata (P>0,5) terhadap tingkat pengetahuan petani adalah intensitas menonton televisi, intensitas mendengarkan radio dan intensitas membaca surat kabar.
Peningkatan produksi dan reproduksi ternak akan optimal jika penyediaan pakan yang memadai dan pengendalian penyakit dilakukan secara efektif. Gangguan penyakit pada ternak dapat menurunkan produktivitas ternak. Penyakit yang biasanya menyerang ternak sapi adalah penyakit cacing. Penyakit ini tidak mengakibatkan kematian pada ternak, namun menyebabkan kerugian yang sangat besar karena menurunkan berat badan dan daya produktivitas hewan. Biji labu kuning telah lama digunakan sebagai antihelmintik. Penentuan efektivitas biji labu kuning sebagai obat cacing, maka dilakukan penelitian dengan memasukkan cacing sebanyak 10 ekor ke dalam cawan petri yang berisi infusa biji labu kuning dengan konsentrasoi yang berbeda, yaitu (P1): konsentrasi kandungan infusa biji labu kuning 25/100 ml, (P2): konsentrasi kandungan infusa biji labu kuning 50/100 ml, dan (P3): konsentrasi kandungan infusa biji labu kuning 75/100 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan konsentrasi infusa labu kuning sebesar 75% mampu membunuh semua cacing fasciola yang ada. Konsentrasi yang lebih rendah menunjukkan angka kematian sebesar 47% dan 77%. Dengan demikian dapat direkomendasikan bahwa penggunaan infusa labu kuning sebesar 75/100 ml.
Upaya peningkatan produktivitas ternak ruminansia biasanya berhubungan dengan dua hal yaitu: nutrisi dan kesehatan. Penelitian mengenai fermentasi pakan menggunakan mikroorganisme pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi, memanfaatkan melimpahnya limbah pertanian dan untuk menanggulangi keterbatasan pakan di musim kemarau. Trichoderma sp diperoleh dengan melakukan isolasi dari lahan pertanian yang kemudian ditanam pada media PDA (Potato Dextro Agar) sebagai isolat murni. Starter Trichoderma sp dibuat dari biakan murni Trichoderma sp. untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan fermentasi pada hijauan potensi anthelmintik. Fermentasi Trichoderma sp dapat mempengaruhi kadar selulosa, protein, dan tanin daun potensi antelmintik secara nyata (P<0.05). Kadar selulosa daun potensi antelmintik turun 6.7%. Kadar protein meningkat 4.81%. Sedangkan kadar tanin turun 0.23%.
Penanganan penyakit pada kelinci dilakukan dengan memanfaatkan bahan alam yang murah dan aman. Tanaman awar awar (Ficus septica) dimanfaatkan sebagai bahan untuk obat tradisional. Ekstrak dibuat dari daun dan buah awar awar masing masing dipilih lalu dicuci, ditimbang, digerus pada cawan petri, ditambah air, kemudian disaring. Ekstrak kemudian diberikan kepada kelinci dalam kelompok perlakuan.Pemberian perlakuan pada masing-masing kelompok pada hari ke-1 sampai hari ke-3. Kelompok Ed (Ekstrak Daun Awar awar) 3 ml per ekor, Kelompok Eb (Ekstrak Buah Awar awar) 3 ml per ekor, Kelompok K (Kopromec®0,01 ml/kg BB), Kontrol Aq (Aduades) 3 ml per ekor. Pengukuran terhadap luka keropeng secara manual (perubahan luas keropeng, kekeringan kulit/ bulu, identifikasi kerokan kulit. Selain progress luka keropeng dilakukan pula pemeriksaan darah rutin.Hasil pengamatan menunjukkan perubahan yakni; berkurangnya ketebalan dan keropeng pada kulit, keringnya luka, dan dimulainya perbaikan jaringan ikat membentuk struktur kulit baru. Analisis statistik menunjukkan perubahan yang nyata pada masing masing kelompok perlakuan sebelum maupun sesudah perlakuan selama limabelashari (P<0,05).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.