Masalah keamanan di Papua Barat terus mendapatkan perhatian dari negara-negara lain. Indonesia yang bertindak untuk mempertahankan kedaulatannya di tanah Papua, dikecam sebagai pelanggar hak asasi penduduk Papua Barat, terutama oleh negara-negara di kawasan Pasifik. Sorotan ini menyebabkan Pemerintah Indonesia mengambil kebijakan untuk melaksanakan Pacific Exposition 2019 sebagai salah satu cara untuk memperbaiki citra Indonesia di kawasan Pasific. Artikel ini akan menjelaskan mengapa biro di birokrasi Indonesia membentuk kebijakan luar negeri dengan cepat dan dapat memperlihatkan reaksi dan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan negara, terutama dibandingkan dengan menunggu persamaan pandangan dengan opini-opini masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang sudah ada.

Despite the fact that ethnic Chinese have lived in Indonesia for a very long period, particularly from the time of Dutch colonialism there, they have continued to experience discrimination and bad attitudes in their daily lives. This study aims to describe the phenomenon of prejudice against people of Chinese ancestry in Indonesia, explain the traits of Indonesians that contribute to prejudice against people of Chinese ancestry, and identify the social and political effects of the strong prejudice against people of Chinese ancestry that exists in Indonesia. The findings of this study, which used a constructivist methodology from international relations and qualitative research techniques, suggest that the failure of Indonesians to forge a strong collective identity is what leads to the escalation of prejudice against ethnic Chinese in that country. The outcome also demonstrates that the gradual treatment of Chinese ethnic minorities as equals after Indonesian independence highlights the urgent necessity for the government to act as an agent capable of altering social structures and fostering a sense of unity

Saat ini, produksi dan distribusi Small Arms and Light Weapons (SALW) telah menjadi ancaman bagi komunitas global . Hal ini dapat menjadi pedang bermata dua yang di satu sisi dapat digunakan oleh pemerintah untuk menegakkan hukum dan keadilan, tetapi di sisi lain dapat digunakan oleh pihak lain untuk mendukung tindakan mereka terhadap pemerintah dan melakukan tindakan kejahatan. teror kepada publik. Mengacu pada permasalahan tersebut, penelitian ini akan mencoba menganalisis persebaran dan penggunaan SALW baik oleh pemerintah maupun pihak lain, dengan menggunakan pendekatan teori konstruktivisme. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan mengumpulkan data dari studi literatur dari sumber offline dan online. Kajian ini menunjukkan peredaran dan peredaran SALW, khususnya yang tidak berizin merupakan fenomena yang marak terjadi di negara maju kita. Praktik perdagangan SALW di daerah yang memiliki budaya yang erat kaitannya dengan senjata masih menjadi masalah pelik yang sangat sulit diatasi karena tidak adanya mekanisme pengendalian untuk mengurangi penyalahgunaan SALW.