AbstrakTanah perkebunan yang umumnya miskin hara menyebabkan pentingnya penambahan hara dari luar melalui pemupukan. Ketersediaan pemupukan kimia yang terbatas seringkali menjadi kendala dalam kegiatan pemupukan. Penggunaan pupuk kimia yang berkelanjutan juga dapat menurunkan kesuburan biologi tanah. Mikroorganisme tanah memiliki peranan penting dalam penyediaan kebutuhan hara tanah. Namun pemanfaatan mikroorganisme tanah ini belum banyak digunakan untuk mendukung perkebuna n karet khususnya da lam penyediaan kebutuhan hara dan efisiensi dalam pemupukan. Beberapa mikroroganisme ya n g m e m i l i k i k e m a m p u a n a d a l a h mikroorgnaisme penambat nitrogen, pelarut fosfor (P), bakteri endofitik, mikoriza, dan mikroorganisme pemantap agregat. Berbagai jenis mikroorganisme yang menguntungkan bagi tanaman ini dapat dikemas sebagai salah satu pilar nutrisi tanaman melalui pupuk hayati.
PendahuluanPemeliharaan karet melalui pemupukan merupakan salah satu langkah vital yang harus dilakukan untuk mencapai produktivitas optimal. Akhir-akhir ini ketersediaan pupuk yang terbatas dan harga yang terus meningkat menyebabkan kegiatan pemupukan sering tertunda. Harga pupuk yang terus meningkat dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti peningkatan permintaan pupuk dan biaya transportasi. Oleh karena itu perlu upaya efisiensi pemupukan pada tanaman karet. Efisiensi pemupukan berkaitan dengan biaya bahan/pupuk dan tingkat pertumbuhan dan/atau produksi tanaman.Penggunaan mikroorganisme tanah dapat m e ni n g k a t k a n ke t e r s e d ia a n m a upun penyerapan unsur hara. Unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman karet adalah unsur hara N, P, dan K, namun yang ditambahkan melalui pemupukan seperti hara N dan P seringkali tidak efektif dapat diserap tanaman.
Kalium merupakan salah satu hara penting pada tanaman karet. Defisiensi kalium akan menyebabkan lemahnya jaringan batang dan kerusakan tanaman oleh bakteri, jamur, serangga, nematoda dan virus. Kalium berperan dalam regenerasi kulit pada bidang sadap, kestabilan lateks, mengatur keseimbangan magnesium (Mg) dan meningkatkan produksi. Dalam kaitannya dengan kekeringan, aktivitas stomata dan laju transpirasi tanaman karet dengan kalium yang cukup akan menurun seiring dengan meningkatnya stres kelembaban tanah. Kalium juga berperan dalam meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Kalium dalam ekosistem kebun karet merupakan suatu daur/siklus yang terbuka. Sumber hara utama kalium adalah pelarutan mineral, dekomposisi bahan organik, air hujan, pencucian kanopi dan pemupukan. Hara kalium yang berada di dalam tanah sebagian terimmobilisasi di dalam jaringan tanaman karet dalam bentuk kayu maupun diserap oleh tanaman kacangan penutup tanah (LCC). Erosi dan pemanenan merupakan penyebab utama kehilangan hara. Di Indonesia tanaman karet umumnya dibudidayakan pada tanah-tanah masam terutama yang tergolong ke dalam ordo Inceptisol, Ultisol dan Oxisol.Secara inheren tanah tersebut memiliki tingkat kesuburan tanah yang kurang baik termasuk kandungan Kalium yang rendah. Beberapa teknologi telah diterapkan oleh pekebun karet dalam mengelola kesuburan tanah yaitu melalui pemupukan kalium, penggunaan zat aditif (slow release agent) untuk efektifitas pemupukan, pengolahan tanah dan penanaman LCC sebagai bahan organik dan pencegah erosi.
Tingginya minat investor untuk mengusahakan komoditas karet tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan di wilayah tradisional karet. Selain di areal HGU, pengusahaan tanaman karet berpeluang untuk dilakukan pada areal-areal dengan status kawasan hutan yang diakomodasi dalam Hutan Tanaman Industri (HTI). Sebagai salah satu tanaman kehutanan, karet mempunyai keunggulan di antaranya sebagai penghasil kayu, penambat CO2 dan penghasil O2, serta sebagai tanaman konservasi. Selain itu, pengembangan perkebunan karet pada areal-areal HTI yang berhimpitan dengan pemukiman masyarakat juga dapat dijadikan alternatif untuk mencegah konflik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Namun demikian untuk pengembangan agribisnis karet di areal HTI perlu dipertimbangkan beberapa hal terutama terkait dengan kelayakan lahan yang akan diusahakan, kesesuaian klon yang akan digunakan dan kultur teknis yang diterapkan, serta ketersediaan tenaga kerja setempat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.