Kecepatan, ketersediaan serta integrasi informasi pada industri merupakan inti dari revolusi industri 4.0. Penggunaan TI/SI merupakan salah satu jalan dalam kontribusiuntuk menjawab tantangan revolusi industry 4.0. Pemilihan TI/SI yang tepat acapkali menjadi pekerjaan yang cukup berat, terutama untuk IKM yang bahkan belum bisa mendeskripsikan dengan baik kebutuhan data dan informasinya. Pengelolaan informasi untuk industri gula semut dari hulu ke hilir masih menggunakan cara manual. Koperasi “XYZ”, Sebuah koperasi yang yang fokus memproduksi gula semut, tumbuh berkembang di Banyumas, koperasi ini memberdayakan sekitar 28.030 orang penderes (petani nira) dan 880 orang pengrajin gula semut. Untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 Koperasi “XYZ” perlu melakukan perancangan Arsitektur Data dan Informasi agar kedepannya dapat menentukan TI/SI yang tepat untuk diterapkan. Dalam penelitian ini akan dilaksanakan Perancangan Arsitektur Data dan Informasi dengan menggunakan kombinasi 2 dari 7 tahap pada metode EAP dan dan 2 dari 8 tahap Rekayasa Informasi. Selain itu penelitian ini didukung dengan penggunaan tools: Value Chain Analysis, Functional Flowchart Diagram, Matriks Proses Bisnis Vs Organisasi, Matriks Proses Bisnis VS Kelas Data dan Matriks Identifikasi Aliran Data. Penelitian ini berhasil menemukan 22 proses bisnis, 26 Kelas Data yang digolongkan dalam 5 proses utama yang dirangkum dalam sebuah Arsitektur Data.
Knowledge Management System Implementation consists of diverse and complex aspects. Suitability of Infrastructure and the level of organizational readiness is the key to reach the success of Knowledge Management System Implementation. The aim of this research was to measure the implementation of Knowledge Management system readiness and give advice and input to Amikom Purwokerto University regarding some improvements in the preparation of Knowledge Management System implementation. There were two combinations of indicators to measure the readiness of this system, they were: KMCSF and KM Infrastructure. The Indicators were divided into 3 parts: People, Process and Technology. This research Used Rao Scale 0-5 to interpret the scale of KMS Readiness. The result showed that Amikom Purwokerto University reached 75,06% from the aspect of KMCSF and KM Infrastructure. It means, in Rao Scale, Amikom Purwokerto University has been reached level 4 (Receptive). Based on this result, it can be concluded that the organization had been ready to implement Knowledge Management System.
ini diikuti oleh 36 peserta dari 22 pondok pesantren yang tersebar di Kabupaten Banyumas. Dengan durasi 1 hari materi yang disampaikan adalah beberapa platform aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk menyampaikan materi keagamaan diantaranya : Sosial Media, Aplikasi Chatting, Aplikasi pada Playstore serta aplikasi pembuat presentasi. Luaran dari pelatihan ini adalah Pengasuh dan staf pengajarnya pondok pesantren menyadari pentingnya pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Mampu dan fasih dalam memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran, Pondok Pesantren Mampu meningkatkan nilai jual dan mutu pembelajaran Pondok Pesantren lewat pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.