Introduction: This study aimed to assess the effects of increasing biotin concentrations on lipid profiles, CRP, and foam cells in Wistar rats with dyslipidemia risks. Materials and Methods: Thirty male Wistar rats (weighing 150-200grams) were divided into five groups and adapted for seven days. The negative control group received standard feed, while the positive control group received a high-fat diet. The treatment groups 1, 2, and 3 received a high-fat diet and biotin at different doses: 1.232mg/kg, 68.39mg/kg, and 97.72mg/kg, respectively, for six weeks. This study employed the colorimetric enzymatic method to examine the lipid profiles, a qualitative approach to examine the CRP, and painting Oil Red O and HE on histology slides to count the foam cells. Results: The negative control group indicated normal levels of lipid profiles and foam cells. The positive control group showed increased lipid profile levels and foam cells. Meanwhile, the treatment groups receiving an increase in biotin concentration showed a decreasing pattern of the foam cells, and their lipid profile levels (total cholesterol, triglycerides, and LDL) decreased. However, the HDL did not reduce. The results of all groups' CRP were negative. The one-way ANOVA test showed significance for the levels of total cholesterol, triglycerides, and LDL. The Kruskal-Wallis test was significant for the number of foam cells (a confidence level of 95%). Conclusion: The biotin treatment significantly improves Wistar rats' lipid profiles and the number of foam cells. However, the doses did not statistically affect the levels of HDL and CRP.
Latar BelakangStroke adalah hilangnya fungsi neurologis akut yang disebabkan gangguan aliran darah ke otak karena iskemik atau hemoragik. Trombosit berperan penting dalam pembentukan trombus intravaskular. Pemeriksaan fungsi trombosit meliputi fungsi agregasi trombosit, MPV, dan rasio MPV/PC(Mean Platelet Volume/Platelet Count). Peningkatan MPV dan rasio MPV/PC didapatkan pada pasien infark serebri dan infark miokard. TujuanMenganalisis perbedaan fungsi agregasi trombosit, MPV, dan rasio MPV/PC pada pasien stroke iskemik dan stroke hemoragik. MetodePenelitian belah lintang pada penderita stroke yang dirawatdi RSUPDr. Kariadi Semarang periode Juni – Agustus 2016.Diagnosis stroke berdasarkan hasil pemeriksaan MSCT Scan Kepala. Dilakukan pemeriksaan fungsi agregasi trombosit, MPV dan rasio MPV/PC.Data fungsi agregasi trombosit dan MPV dianalisis dengan uji beda t-test sedangkan data rasio MPV/PC dianalisis dengan Mann Whitney U Test. HasilMean persentase fungsi agregasi trombositpada kelompok stroke iskemik adalah 76.83 ± 10.262 %, dan 68.69 ± 10.791 % pada stroke hemoragik. Terdapat perbedaan persentase agregasi trombosit antara kedua kelompok (p = 0,004). Mean MPV pada kelompok stroke iskemik adalah 8.66 ± 1.41 fl dan 7.51 ± 1.52 fl pada kelompok stroke hemoragik dan menunjukkan perbedaan (p = 0.004). Median Rasio MPV/PC pada kelompok stroke iskemik adalah 0.034 (0.009-0.142) dan 0.027 (0.008-0.046) pada kelompok stroke hemoragik dan tidak menunjukkan perbedaan (p = 0.054). SimpulanTerdapat perbedaan persentase fungsi agregasi trombosit dan MPV pada stroke iskemik dan stroke hemoragik (p<0.005). Tidak terdapat perbedaan rasio MPV/PC pada kedua kelompok (p>0.005).  Kata kuncistroke, fungsi agregasi trombosit, MPV, rasio MPV/PC(Mean Platelet Volume/Platelet Count)
Latar Belakang: Sindrom koroner akut erat kaitannya dengan proses aterosklerosis. Aterosklerosis terjadi sebagai respon adanya kerusakan pada endotel. Trombosit memegang peran penting dalam proses rupturnya plak yang akan membentuk trombus dan menjembatani proses inflamasi. Indeks trombosit memiliki korelasi dengan aktivitas dan fungsi trombosit dan menjadi salah satu faktor risiko terjadinya aterosklerosis.Tujuan: Untukmengetahui hubungan indeks trombosit (jumlah trombosit, MPV, PDW, P-LCR) dengan CKMB dan Troponin pada pasien sindrom koroner akutMetode: Rancangan penelitian belah lintangterhadap pasien sindrom koroner akut yang berobat di RSUP Dr.Kariadi. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov dan analisis hubungan menggunakan korelasi Spearman dengan signifikansi p<0.01.Hasil: Subjek penelitian berjumlah68 orang dengan rentang usia 32-94 tahun. Terdapat hubungan antaraMPV dengan CKMB (r=0.873, P=0.000) dan troponin(r=0.665, P=0.000), PDW dengan CKMB (r=0.849, P=0.000) dan troponin (r=0.610, P=0.000), P-LCR dengan CKMB (r=0.903, p=0.000) dan troponin (r=0.685, P=0.000). Tidak terdapat hubungan antara jumlah trombosit dengan CKMB(r=-0.0150, P=0.224), troponin (r=-0.045, P=0.715).Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara MPV, PDW, P-LCRdenganCKMB dan troponin. Tidak terdapat hubungan antarajumlah trombosit dengan CKMB dan troponin pada pasien sindrom koroner akut.Kata Kunci : Indeks trombosit, CKMB, troponin, sindrom koroner akut
LatarBelakang:Pasien dengan penyakit ginjal kronis memiliki resiko kehilangan darah yang disebabkan disfungsi platelet.Penyebab lain adalah proses terapi hemodialisis.Tujuan penelitian ini, membuktikan adanya perbedaan Total Thrombocyt Count (TC), Platelet Distribution Width (PDW) dan Mean Platelet Volume (MPV) antara penderita CRF tanpa dan dengan hemodialisa, sehingga dapat mengoptimalkan parameter pemeriksaan hematologi otomatis yang sering dilakukan dengan memanfaatkan indek trombosit sebagai parameter prognostik tingkat keparahan penyakit. Metode : Sampel darah EDTA 72 penderita CRF berusia 8-80 tahun, yang dirawat di RSUP Dr.Kariadi, bulan November 2015 - April 2016, diperiksacomplete blood count (CBC) menggunakan hematologi analyzer metode flowcitometri Cell-Dyn Sapphire. Hasil pemeriksaan masing-masing kelompok di analisis menggunakan Uji Statistik One Way Anova. Hasil :Hasil penelitian pada 2 kelompok diagnosis didapatkan rerata nilai TC kelompok HD 177,93 ± 79,52, kelompok Non HD 244,11 ± 111,98. Rerata PDW kelompok HD 14,78 ± 2,72 , kelompok Non HD 14,24 ± 2,48 dan rerata MPV kelompok HD 7,90 ±1,50 , kelompok Non HD 8,43 ± 2,05. Perbedaan nilai TC yang signifikan CRF non HD dengan HD (p<0,001) Nilai TC kelompok CRF Non HD lebih tinggi secara bermakna dibandingkan kelompok CRF dengan HD. Nilai TC menurun sesuai tingkat keparahan CRF. Hasil penelitian ini menunjukkan perbedaan nilai TC secara bermakna antara kelompok pasien CRF non HD da dengan HD (p<0,05). Simpulan :Nilai TC berbeda secara bermakna antara kelompok pasien CRF Non HD dengan pasien CRF dengan HD. TC menurun sesuai dengan tingkat keparahan CRF dan dapat digunakan sebagai petanda tingkat keparahan CRF. Kata kunci :Chronic Renal Failure, Hemodialisa, Total Count Thrombocyt, Mean Platelet Volume, Platelet Distribution Width.
Background: Thalassemia is a genetic disorder which until now has become a global health problem. Regular blood transfusions in managemen of BTM result in iron overload. Free iron in the form of intracellular ferrous (Fe2+), in the presence of oxygen, will initiate the formation of reactive oxygen species (ROS), produce another free radical superoxide that will oxidize the lipid and protein compounds of the cell membrane. F2-IsoPs is the best, most stable and more accurate marker of lipid peroxidation in vivo, found urine. This study aimed to determine the association between hyperferritinemia and lipid peroxidation in kidney reflected as elevated u-F2IsoPs as controlling several factors affecting oxidative stress in the kidney.Methods: This cross sectional study was conducted between May and June 2016. Thirty subjects of BTM admitted to pediatrics unit of Dr. Moewardi Hospital Surakarta who met the inclusion and exclusion criteria were enrolled. The data were analyzed to calculate prevalence ratio and 95%CI for each variable, followed by multivariate analysis with logistic regression.Results: The prevalence of lipid peroxidation in kidney, characterized with elevated u-F2IsoPs of > 2 ng/mg urine creatinine, was 67%. Age, hyperferritinemia status and duration of illness did not associate with lipid peroxidation in the kidney. Transfusion volume of ≥25 unit/year showed statistically significant association with lipid peroxidation (PR 24.10; 95%CI 2.16-268.42; p=0.010).Conclusion: Transfusion volume, rather than hyperferritinemia, independently associated to oxidative stress and lipid peroxidation of the kidney in BTM.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.