Raspberry (Rubus rosifolius) memiliki aktivitas antioksidan tinggi yang dapat digunakan dalam perawatan kulit. Salah satu kosmetika untuk perawatan kulit adalah lotion, yang merupakan emulsi cair terdiri dari fase minyak dan fase air yang distabilkan oleh emulgator serta dapat melindungi dan menjaga kelembaban kulit. Tujuan penelitian adalah untuk formulasi sediaan lotion dan menguji sifat fisiko lotion serta uji hedonik berkaitan dengan kepuasan dan kenyamanan responden terhadap sediaan lotion yang telah diformulasi. Formulasi yang digunakan menggunakan bahan-bahan sebagai berikut, fase minyak (lanolin), fase air (aquadest), stiffening agent (setil alkohol, asam stearat), emulgator (trietanolamin), humektan (gliserin), pengawet (metil paraben, propil paraben) dan pemberi aroma (Lavender essential oil). Penelitian menggunakan 3 formulasi lotion dengan konsentrasi ekstrak Raspberry (zat aktif) sebanyak 3% dengan variasi Trietanolamin (TEA), yaitu 2,5%, 3%, dan 3,5% pada formulasi I, II, dan III. Sediaan lotion kemudian diuji sifat fisiknya, yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji daya lekat, uji daya sebar, dan uji viskositas. Kemudian dilakukan uji hedonik 3 formulasi lotion terhadap 30 responden di kalangan civitas Farmasi Universitas Udayana. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik, ketiga formulasi lotion menunjukkan tekstur kental, warna ungu dengan aroma khas Lavender, memiliki nilai pH pada kisaran 5,9-6,5 sertawaktu lekat pada pengujian 2-3 detik. Penggunaan variasi konsentrasi TEA tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik 3 formulasi lotion yang berbeda. Pada uji hedonik, formulasi lotion II dengan konsentrasi TEA 3% paling memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi responden. Kepuasan responden berkaitan dengan tekstur, warna, dan aroma terkait penampilan sediaan serta memiliki kekentalan, daya sebar, dan daya lekat yang baik sehingga memberikan rasa nyaman saat diaplikasikan pada kulit.
Single Nucleotide Polymorphism (SNP) 1199 dapat diidentifikasi menggunakan sampel buffy coat dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR). Komponen- komponen yang diperlukan pada proses PCR adalah template DNA; sepasang primer, yaitu suatu oligonukleotida pendek yang mempunyai urutan nukleotida yang komplementer dengan urutan nukleotida DNA templat; dNTPs (Deoxynucleotide triphosphates); buffer PCR; magnesium klorida (MgCl2) dan enzim polimerase DNA (Handoyo dan Rudiretna, 2001). Primer sangat mempengaruhi spesifitas dan sensitivitas reaksi PCR. Rancangan suatu primer merupakan salah satu parameter penentu keberhasilan suatu proses PCR (Ebd-Elsalam, 2003). Primer untuk sekuensing gen MDR-1 variant 1199 berhasil didesain dalam kondisi terbaik. Panjang sekuen primer forward sejumlah 21 oligonukleotida dan reverse sejumlah 20 oligonukleotida dengan fragmen sebesar 225 pb.
Sabun cair adalah sediaan kosmetika berbentuk cair yang digunakan untuk membersihkan kulit, dibuat dari bahan dasar sabun dengan penambahan surfaktan, penstabil busa, pengawet, pewarna dan pewangi yang diijinkan dan digunakan untuk mandi tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. Sabun cair dibuat melalui reaksi saponifikasi dari minyak dan lemak dengan KOH. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi HPMC terhadap mutu fisik sediaan sabun cair menthol serta mengetahui uji hedonik dari sediaan ini. Formulasi sabun cair terdiri dari Oleum Menthae, Na Lauril Sulfat, Metil Paraben, Propil Paraben, KOH, Sukrosa, Asam Stearat, Olive Oil, Vitamin E, Cocoamide DEA, Hidroksi Propil Metil Selulosa, Asam Sitrat, Etanol, dan Akuades. Dalam optimasi formulasi digunakan variasi konsentrasi Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC) 0,1%; 0,2%; dan 0,3%. Sebelum dilakukan uji hedonik, sifat fisika sediaan di evaluasi terlebih dahulu. Hasil evaluasi sifat fisika menunjukkan sabun cair formula II dengan konsentrasi HPMC 0,2% mengashilkan warna kuning transparan dan aroma khas mint, bobot jenis 1,047 g/mL, serta busa yang dihasilkan terhadap air suling tinggi 30 mL dan terhadap air sadah 10 mL, sedangkan viskositas mengalami penurunan dari hari ke hari, uji sifat kimiawi dihasilkan pH sediaan sebesar 13,16. Dari hasil uji viskositas menunjukkan bahwa konsentrasi HPMC mempengaruhi tekstur (kekentalan) dan organoleptis sabun cair. Uji hedonik juga menunjukan adanya perbedaan kesukaan dari tiap formula berdasarkan parameter warna, aroma, kekentalan, banyaknya busa, dan secara umum. Dimana formula yang paling banyak disukai secara umum adalah formula II dengan konsentrasi HPMC 0,2%
Sabun merupakan salah satu kebutuhan sehari-hari yang digunakan sebagai bahan pembersih tubuh. Dua hal yang terpenting pada produk pembersih tubuh adalah kecepatan pembentukan busa dan stabilitas busa yang dihasilkan. Busa yang banyak dan stabil lebih disukai daripada busa yang sedikit dan tidak stabil sehingga banyak formulasi sabun cair yang menggunakan Cocamid DEA sebagai penghasil busa dan foam stabilizer. Untuk tujuan penelitian dilakukan optimasi konsentrasi Cocamid DEA dalam sediaan sabun mandi cair terhadap uji hedonik dari busa yang dihasilkan Tahapan pengerjaan meliputi pembuatan campuran I (olive oil, asam stearat dan KOH 40%) dan dicampurkan dengan campuran II (Na-CMC, sodium lauryl sulfate dan Cocamid DEA) lalu ditambahkan natrium benzoat, lavender EO dan Vitamin E. Dilakukan pengujian hasil sabun cair berupa uji organoleptis, uji bobot jenis, uji kemampuan membusa dan stabilitas busa, uji pH serta uji hedonik. Uji hedonik dilakukan terhadap 30 orang responden. Berdasarkan hasil uji hedonik yang dilakukan, sebesar 50% responden lebih menyukai sabun cair dengan konsenterasi Cocamid DEA 3%. Hal in disebabkan karena sabun cair dengan konsenterasi Cocamid DEA 3% memiliki busa yang cukup banyak dan disukai responden.
Sabun cair adalah sediaan berbentuk cair yang digunakan untuk membersihkan kulit, dibuat dari bahan dasar sabun dengan penambahan surfaktan, penstabil busa, pengawet, pewarna dan pewangi yang diijinkan dan digunakan untuk cair tanpa menimbulkan iritasi pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi olive oil 12,5%, 25%, dan 37,5% terhadap kestabilan fisik dari sediaan sabun cair serta mengetahui uji hedonik dari sediaan ini. Formulasi sabun cair ini terdiri dari Olive oil, Sodium Lauryl Sulfate, KOH, Gliserin, CMC-Na, Coco-DEA, Metil paraben, Propil parabe, Etanol, Asam stearat, Asam nitrat, E.O Lavender, Aquadest. Sebelum dilakukan uji hedonik, dilakukan evaluasi dari sediaan terlebih dahulu. Hasil evaluasi sifat fisika menunjukkan sabun cair formula II dengan konsentrasi olive oil 25% menghasilkan tekstur yang kental, dengan warna kuning keemasan, dan beraroma khas lavender, dan ber bobot jenis 1,098 gram/mL, serta busa yang dihasilkan 220 mL,menghasilkan viskositas dengan aliran tiksotropik dengan pH sebesar 9,75. Pada pengujian hedonik didapatkan kesukaan paling tinggi terdapat pada formula II.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.