Wacana pembangunan wilayah perkotaan berbasis ekologi, dengan menerapkan pembangunan berbasis penyediakan ruang terbuka hijau (RTH) telah lama menjadi agenda global, nasional dan lokal. Namun, dewasa ini masih banyak belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan itu karena terkendala berbagai aspek. Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui bagaimana realitas dan upaya penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) di kota Palembang untuk mewujudkan minimal 30%. Penelitian tersebut juga berbentuk desain penelitian dengan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus dan studi kepustakaan. Adapun temuan yang didapatkan dalam penelitian setidaknya dalam dua dimensi yaitu (1), bahwa realitas dan eksistensial penyediaan ruang terbuka hijau (RTH) masih memiliki banyak menemui tantangan, baik dari laju pembangunan, laju pertambahan penduduk, dan konsistensi dalam menindaklanjuti para pelanggar konversi atau alih fungsi lahan; (2), bahwa pelaksanaan implementasi kebijakan masih berada pada tahap administratif dan pembagian para teknisi lapangan, dan masih banyak tantangan dalam profesionalitas dan keterbatasan dukungan sarana dan prasarana di lapangan. Oleh karena itu, pemerintah kota Palembang belum sepenuhnya dalam melaksanakan dalam kebijakannya dalam pemenuhan wilayah daerah perkotaan yang elok sesuai dengan utopisme yang dicanangkan pada tahun 2012 lalu. Kata kunci: Implementasi kebijakan, RTH, kota Palembang
Digitizing government by utilizing the Internet, Communication, and Technology (ICT) is one of the biggest focuses on innovative actions and reforms through various instruments towards improving the quality of public service outcomes. This research discussed the governmental innovation and reform in the South Sumatera Provincial government, which has been trying to increase and improve governmental working transparency and accountability, public management system, and public service improvements known as “E-Sumsel.” By employing qualitative methods, the data collected and extracted from library research such as books, journals as well as the internet. Based on the result, it was found that “E-Sumsel” programs were established to shape digitalizing public management system and for democratic public service transparency and accountability. By focusing on transformations, the South Sumatera provincial government established “E-Sumsel” programs for showing any information about the information such as business opportunities, as well as about the government working. Meanwhile, it has identified several challenges in establishing “E-Sumsel” programs in the South Sumatera government, which remains high-incidence fiefdoms and a strong vertical orientation conspicuous among the governmental agencies. It needs further development to be resolved by creating a new innovative strategy to harmonize the provincial governmental standard operating systems in improving quality public management and public service. For this reason, innovative government action through “E-Sumsel” is very important mode to exist continuously in administrative reform in government institutions with governance innovation that influences each other.
Fenomena artis terjun ke dunia politik atau menjadi caleg sudah lama terjadi. Sejak pemilu di zaman Orde Baru, beberapa artis pernah duduk di Senayan mewakili fraksi utusan golongan yang berisi seniman dan tokoh agama. Di zaman reformasi ini, sejumlah selebriti malah beramai-ramai menjadi calon anggota legislatif yang didaftarkan parpol. Parpol mencalonkan para artis karena alasan pragmatisme yang mendesak. Artis punya persyaratan untuk bisa diterima dengan cepat oleh pemilih. Artis punya modal sosial dan finansial sehingga kerja- kerja pemenangan akan lebih mudah dilakukan artis ketimbang kader-kader yang mungkin perlu bekerja ekstra keras. Jadi, artis dipilih karena posisi strategis untuk jadi pengumpul suara bagi partai di tengah ketatnya kompetisi Pemilu 2019. Padahal, caleg dari kalangan artis tidak selamanya bisa menjamin menjadi sarana efektif untuk mendongkrak perolehan suara. Popularitas artis merupakan faktor utama partai politik merekrut artis menjadi anggota legislatif. Penelitian ini terlihat bahwa partai politik tidak menjalankan fungsi partai politik dengan baik. popularitas artis merupakan faktor utama partai politik merekrut artis menjadi anggota legislatif. Pada penelitian ini terlihat bahwa partai politik tidak menjalankan fungsi partai politik dengan baik. Oleh sebab itulah, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang fenomena tersebut. Kata Kunci : Partai Politik, Artis.
Indonesia merupakan salah satu negara demokratis terbesar di dunia. Demokrasi memberikan kemungkinan bagi semua lapisan masyarakat untuk ikut turut serta dalam mengelola pemerintahan. Oleh karena itu, selain sebagai objek pemerintahan, rakyat juga merupakan subjek karena pemerintahan berasal dan dilaksanakan oleh rakyat.Walaupun setiap rakyat punya kesempatan yang sama untuk dipilih, pada kenyataannya tidak semua orang mendaftarkan diri untuk dipilih dalam pemilu. Hal ini karena untuk dipilih, seseorang harus memiliki elektabilitas.Elektabilitas pada umumnya dimiliki oleh mereka yang dikenal secara luas oleh masyarakat, bisa dari kalangan partai politik, tokoh masyarakat, pengusaha, artis, hingga kiai dan ulama.Di Sumatra Selatan tepatnya di Palembang ada beberapa ulama yang tertarik akan dunia politik dan bahkan sudah menjadi anggota dewan. Salah satunya yaitu ulama Syowfatillah.Kontradiksi yang didapati dari penelitian ini ialah peran sebagai politikus dan ulama yang bisa dikatakan sangat bertentangan, dimana dewasa ini dinamika politik yang terjadi di Indonesia dianggap sebagian masyarakat menyesatkan dan tidak adil lagi mensejahterakan kehidupan masyarakatnya, sedangkan peran ulama ialah sebagai tuntunan atau penyampai syiar-syiar kebajikan dalam kehidupan yang adil dan memanusiakan.
Media convergence is a concrete step carried out by various mass media in the world as a result of technological transformation and internetization. The presence of the internet encourages the mass media to apply the concept of media convergence such as online media, e-papers, e-books, streaming radio and social media combined with other media. The purpose of this study was to determine how the implementation of the strategy used by the Sumsel Tribune in the era of media convergence, as well as the challenges faced and innovations made by the Sumsel Tribune in dealing with media convergence. The type of research used in this research is qualitative using the SWOT theory and media convergence theory. The research results reveal (1), the Sumsel Tribune is in the quadrant I position, is getting stronger and has a lot of potential opportunities by implementing an aggressive work strategy, (2) the media convergence system uses the concept of convergence dimensions according to Rich Gordon. Keywords: Newspapers, Media, Convergence, Tribune Sumsel Konvergensi media merupakan langkap konkrit yang dilakukan oleh berbagai media massa di dunia akibat dari transformasi teknologi dan internetisasi. Kehadiran internet mendorong media massa menerapkan konsep konvergensi media seperti media online, e-paper, e-books, radio streaming dan media sosial yang digabungkan dengan media lainnya. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penerapan strategi yang digunakan Tribun Sumsel di era konvergensi media, serta tantangan yang dihadapi, dan inovasi yang dilakukan Tribun Sumsel dalam menghadapi konvergensi media. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan teori SWOT dan teori konvergensi media. Hasil penelitian mengungkapkan (1), Tribun Sumsel berada pada posisi kuadran I, semakin kuat dan memiliki posibilitas peluang yang banyak dengan menerapkan strategi kerja agresif, (2) sistem konvergensi media menggunakan konsep dimensi konvergensi menurut Rich Gordon. Kata Kunci: Surat Kabar, Media, Konvergensi, Tribun Sumsel
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.