ABSTRAKLikuifaksi yang terjadi menyebabkan kerugian materiil dan non-materiil yang sangat besar. Kerusakan dapat berdampak pada infrastruktur yang berada di permukaan, seperti bangunan, jalan, bendungan, jembatan, dan sebagainya. Analisis potensi likuifaksi menggunakan metode Tsuchida (1970), "Chinese Criteria", Seed et al (2003), dan Bray & Sancio (2004. Selain itu digunakan rasio tegangan siklik (CSR) dan rasio hambatan siklik (CRR) untuk analisis potensi likuifaksi. Perencanaan bangunan pondasi sebaiknya memperhitungkan faktor likuifaksi karena dapat mempengaruhi daya dukung tiang. Dengan factor keamanan 2.5, dilakukan analisis dengan mengabaikan friksi pada selimut tiang dan menambahkan beban akibat gesekan selimut negatif. Maka daya dukung yang didapatkan sebesar 395.327 ton per satu tiang. Daya dukung dari hasil analisis lebih besar dari daya dukung yang didapat dari perencana, yaitu sebesar 350 ton.Kata kunci: likuifaksi, daya dukung tiang, N-SPT, rasio tegangan siklik (CSR), rasio hambatan siklik (CRR) 1. PENDAHULUAN Wilayah Indonesia memiliki tanah yang berpotensi terjadi likuifaksi, tetapi hal ini masih kurang diteliti. (USGS, 2013) menyatakan likuifaksi adalah hilangnya kekuatan dari tanah jenuh atau tanah sebagian jenuh yang terjadi karena getaran yang terjadi akibat gempa bumi atau adanya perubahan secara mendadak. Penjelasan mengenai likuifaksi akan lebih lanjut dibahas pada bab selanjutnya. Indonesia adalah negara kepulauan yang dilintasi oleh garis khatulistiwa, dikelilingi oleh gugusan gunung berapi aktif dan berdasarkan letak geografisnya merupakan negara yang berada di jalur gempa dunia. Hal ini menyebabkan tanah yang ada di Indonesia sangat beragam. (Hanafiah, 2007) mengemukakan beberapa jenis tanah yang terdapat di Indonesia, yaitu tanah aluvial, tanah andosol, tanah grumosol, tanah humus, tanah laterit, tanah litosol, tanah latosol, tanah kapur dan tanah pasir. Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terdapat 5.578 gempa bumi yang telah terjadi sepanjang tahun 2016 dan 8.693 gempa bumi yang telah terjadi sepanjang tahun 2017. Dari data di tahun 2017, terjadi 19 kali gempa yang sifatnya merusak, 208 kali gempa dengan kekuatan diatas 5 skala richter (SR). Gempa bumi dapat dilihat dari berbagai aspek, yaitu dari penyebabnya, kedalaman, dan kekuatan. Menurut (Sukandurrumidi, 2010) berdasarkan penyebabnya, gempa yang terjadi di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 4 jenis, yaitu gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa runtuhan dan gempa buatan. Maka dari itu, gempa yang terjadi di Indonesia dapat mengakibatkan struktur dan kekuatan tanah berubah. Banyaknya bangunan tinggi yang dikerjakan dan fakta bahwa Indonesia berada dalam jalur gempa bumi dunia dapat meningkatkan resiko terjadinya keruntuhan pada bangunan. Hal ini dapat mengakibatkan bencana yang sangat merugikan, baik secara materiil maupun non-materiil, seperti trauma, kerusakan lingkungan dan kesedihan akibat adanya korban jiwa. Seperti yang telah dijelaskan pada awal paragraf, Indonesia memiliki tanah yang berag...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.