Produksi limbah cair pengolahan kelapa sawit (POME) yang berlimpah di Indonesia menjadi faktorpendukung yang perlu menjadi perhatian, karena akan menimbulkan masalah lingkungan. Untuk itulimbah POME perlu dikonversi misalnya menjadi biogas, kemudian diupgrade menjadi biometana,agar beban pencemaran terhadap lingkungan akan berkurang. Konsep dasar upgrading biogasmenjadi biometana adalah untuk menaikkan kandungan metana (CH4) dalam raw biogas denganmenurunkan kandungan karbondioksida (CO2), untuk meningkatkan nilai kalori raw biogas. Selain itu,dilakukan pula penghapusan produk korosif, terutama hidrogen sulfida (H2S), air (H2O), dan beberapaunsur pengotor lainnya (H2, N2, O2). Proses ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai jenisteknologi pembersihan dan peningkatan kualitas bogas. Teknologi tersebut diantaranya adalah aminescrubbing, water scrubbing, pressure swing adsorption, dan pemisahan membrane.Adapun distribusibiometana bisa dalam bentuk BioCNG, biasa disebut CBM (Compressed Biomethane), untukdigunakan sebagai bahan bakar pada sektor transportasi dan industri. Pola distribusi produk BioCNGyang paling layak adalah pemanfaatan BioCNG untuk kendaraan secara onsite. Model yangdigunakan berupa SPBG small fast fill, yaitu tipe SPBG dengan ukuran kecil, dimana pengisianBioCNG dilaksanakan secara cepat, seperti pengisian BBM di SPBU. Biaya pengadaan BioCNGtersebut adalah sebesar Rp. 4.242/LSP s.d. Rp. 4.563/LSP. Namun jenis distribusi denganmenggunakan tube trailers atau GTM (Gas Transport Module) ke SPBG Daughter sangat tidakekonomis, karena biaya pengadaan BioCNG-nya rata-rata lebih dari Rp. 8.000/LSP. Dengandemikian, untuk tipe distribusi jenis GTM - SPBG Daughter tidak dianjurkan untuk diterapkan diIndonesia.Kata kunci: BioCNG, Compressed Biomethane (CBM), SPBG, Gas Transport Module (GTM)
Limbah cair kelapa sawit atau dikenal dengan POME (palm oil mill effluent) dapat diproses menjadi biogas sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik. Produksi POME saat ini dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) dengan kapasitas mencapai 153,4 MW yang sebagian besar berada di wilayah Sumatera. Salah satu pabrik kelapa sawit (PKS) yang berpotensi untuk pembangunan PLTBg adalah PKS Sei Pagar milik PTPN V Pekanbaru. Studi ini bertujuan untuk melakukan analisis keekonomian pembangunan PLTBg. PLTBg didesain dengan kapasitas 700 kW dengan menggunakan biodigester jenis continuous stirred tank reactor (CSTR). Listrik yang dihasilkan akan dijual ke PLN dengan harga jual sebesar 85% biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkitan wilayah Riau sebesar 1.249,5 Rp/kWh. Hasil perhitungan keekonomian menunjukkan bahwa biaya investasi mencapai 26,3 milar Rupiah dengan skema 70% pinjaman dari bank dan sisanya 30% dengan modal sendiri (equity). Biaya opersi dan perawatan mencapai 2,3 miliar Rupiah setiap tahun. Pembangunan PLTBg layak untuk dilaksanakan dengan nilai IRR sebesar 11,44%, waktu pengembalian modal selama 7 tahun 11 bulan, dan NPV sebesar 1.1 miliar Rupiah.
Penerapan teknologi biorefinery pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) melalui pemanfaatan kembali dan daur ulang limbah atau produk samping, dapat meningkatkan efisiensi proses serta nilai tambah dari diversifikasi produk. Dalam studi ini dilakukan kajian teknoekonomi peluang penerapan teknologi biorefinery pada PKS dengan kapasitas terpasang 45 ton-TBS per jam, yang berlokasi di Riau. Opsi teknologi biorefinery yang dikaji ada 4 skenario, yaitu: (a) Skenario 1: PLT Biogas + Pabrik Pellet, (b) Skenario 2: PLT Biogas + Pabrik Kompos, (c) Skenario 3: Biogas Cofiring dan (d) Skenario 4: Biogas Cofiring + Activated Carbon. Hasil analisa teknoekonomi menunjukkan bahwa keempat opsi teknologi biorefinery di atas, layak untuk diterapkan di PKS. Instalasi PLTBg dapat menghasilkan listrik yang lebih murah daripada PLN, sehingga teknologi pellet maupun kompos memiliki kelayakan finansial yang cukup menarik. Skenario biogas cofiring sangat tergantung pada harga cangkang yang digantikan sebagai bahan bakar. Proyek secara teknoekonomi menjadi tidak layak, ketika harga cangkang di bawah Rp 500/kg. Untuk PKS yang sudah terpasang sistem PLTBg, direkomendasikan untuk mengaplikasikan pabrik pellet ataupun kompos memanfaatkan listrik dari PLTBg. Sedangkan yang belum terpasang sistem PLTBg, dapat dipertimbangkan untuk memanfaatkan biogas sebagai bahan bakar boiler, sehingga dapat menghemat cangkang yang memiliki nilai jual tinggi di pasar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.