Penurunan mutu Crude Palm Oil (CPO) dapat terjadi selama penyimpanan di storage tank dan ketika proses pengiriman, oleh adanya reaksi oksidasi dan reaksi hidrolisis sehingga menurunkan suhu CPO selama penyimpanan. Suhu dipenyimpanan CPO yang tidak terkontrol dengan baik, sering kali menjadi penyebab terjadinya penurunan mutu CPO di dalam storage tank. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas CPO produksi selama penyimpanan pada berbagai variasi suhu dan pengadukan. Parameter yang diamati dan dianalisis dari proses penyimpanan CPO di storage tank terdiri dari: waktu penyimpanan, variasi suhu, dan penambahan sistem pengaduk atau agitator. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak dua kali sehari, sedangkan parameter yang diamati yaitu Asam Lemak Bebas (ALB), kadar kotoran, dan kadar air. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan sistem pengadukan dapat memperlambat kenaikan ALB dibandingkan dengan sistem penyimpanan konvensional. Kenaikan kandungan ALB CPO pada penyimpanan konvensional sebesar 0,13% per hari, sedangkan ALB sistem penyimpanan dengan pengadukan hanya menaikkan ALB CPO sebesar 0,05% per hari. Berdasarkan penelitian ini temperatur yang optimum untuk mempertahankan kualitas CPO adalah 50 oC. Kata Kunci: agitator, asam lemak bebas, crude palm oil, storage tank, temperatur
Penggunaan pupuk organik perlu ditingkatkan untuk mengurangi konsumsi pupuk anorganik. Salah satu bahan organik yang ketersediaannya melimpah, mudah diperoleh dan terjaga kontinuitasnya adalah kotoran sapi yang dapat diolah menjadi biogas. Salah satu limbah biogas adalah slurry padat yang masih mengandung nutrisi atau zat hara untuk tanaman tetapi pemanfaatannya belum optimal. Melalui pemanfaatan teknologi, limbah biogas dapat dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai tambah, salah satunya menjadi pelet pupuk organik. Tujuan dari program pengabdian adalah: (1) melakukan sosialisasi, memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat khususnya Kelompok Tani Ternak Bulu Andini tentang pembuatan pupuk pelet organik dari limbah biogas. (2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya Kelompok Tani Ternak Bulu Andini untuk mengaplikasikan pelet pupuk organik dari limbah biogas dalam pembibitan beberapa tanaman perkebunan, yaitu kopi, kakao, dan pala. Metode kegiatan yang dilakukan antara lain: survey, pelatihan in class, praktik, dan pendampingan. Pengabdian masyarakat ini menghasilkan peningkatan pengetahuan kelompok ternak untuk meningkatkan nilai tambah slurry biogas melalui transfer ilmu pengolahan pelet pupuk yang dapat diaplikasikan pada tanaman perkebunan. Program pengabdian ini juga mampu memberikan peningkatan kemampuan kepada masyarakat mengenai pemberian pupuk pelet ke tanaman perkebunan dengan teknis aplikasi yang tepat.
The high availability of slurry from palm oil mill effluent, solid, and boiler ash with their nutrient contents make those three materials are potential to be processed become organic fertilizer in the form of pellet so it tends to has slow release characteristic. This research aims to analyize characteristic of organic fertilizer pellet from slurry of palm oil mill effluent as slow release fertilizer by analyzing its physical characteristics, NPK content, and NPK releasing rate in soil.Slurry was processed become solid fertilizer in the form of pellet using pellet mill with tapioca adhesive 5%. Pellet was made from slurry, solid, and boiler ash which were mixed with ratio 1:1:1, 1:2:2, 2:1:1, 2:2:1, 2:1:2, 1:0:0 (only slurry). This research ware analysis of physical characteristis (length, diameter, and density) and analysis of NPK content. N content was analyzed using Kjeldahl method, P content using spectrophotometer, and K content using Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Then it was continued with analysis of NPK releasing content in latosol soil.The average length of pellets was 31–48 mm, diameter was 5,42 – 6,28 mm, water content was 0,426 – 0,976%, particle density was 1,04 – 1,34 g/cm3, and bulk density 0,49–0,63 g/cm3. Organic fertilizer pellet in six formulas contained N+P2O5+K2O about 5,93–8,08%. The highest content (8,08%) was produced from 1:0:0 pellet, followed by 2:1:2 formula (7,53%), and 1:2:2 formula (7,25%). Until the 10th days, the releasing of N element was about 1,99 – 3,18%, P element was 0,063– 0,075%, and K element was 43,54 – 62,26%.
Biomass pellet or pellets are bio solid fuel made from compacted sawdust and other bio waste. Pelletized processes consist of three major unit operations, i.e. drying, size reduction (grinding), and densification. Increasing biomass density needs a machine, to produce pellet with best quality. Pellet mill or pelletization machine in Indonesia still expensive because due to import duties, difficult maintenance process, and suitable for small and medium enterprise or industry. The purpose of this study was to design a prototype pellet mill integrated size reduction that encompasses size reduction as well as extrusion using the fixed dies type pelletizing method, and fabricated using locally available construction materials. Main features of the machine are hopper, gearbox, electric motor (2.23 kW, 1 phase, 3 hp rating), axial shaft, roller, and fixed dies. Material used in this research was A.mangium bark and the results of this study indicated the pellet mill has been able to produce pellets with a throughput capacity of 7.70 kg/h, with rotation speed 68.98 rpm, and load of machine range 0.44-0.51 kW.
Polybag plastik pada umumnya digunakan dalam pembibitan tanaman. Namun, penggunaan polybag plastik berpotensi mencemari lingkungan karena limbah plastik sulit terurai. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya alternatif pengganti polybag plastik seperti polybag berbahan dasar organik. Serat tandan kosong kelapa sawit dan serabut mesocarp merupakan limbah padat hasil olahan pabrik kelapa sawit dengan jumlah yang banyak dan mudah terdekomposisi oleh mikroba tanah. Atas dasar ini, serat tandan kosong dan serabut mesocarp dapat dijadikan bahan dasar pembuatan polybag organik. Di lapangan, tandan kosong kelapa sawit (TKKS) diaplikasikan secara utuh (tanpa dicacah), kemudian TKKS dicacah secara manual menggunakan parang. Selanjutnya, serabut mesocarp digunakan untuk bahan bakar boiler. Dalam hal ini, pabrik yang memiliki biogas dapat memanfaatkan gas yang dihasilkannya untuk membantu menaikkan tekanan boiler melalui burner, namun banyak serabut dari mesocarp yang tersisa. Polybag dibuat dengan cara dicetak menggunakan cetakan yang ditekan dengan tekanan ± 1.730 N/m2, kemudian polybag dibakar diatas tungku dengan suhu 1.020-1.200° selama 3 menit dengan variasi 3 perlakuan yang berbeda yaitu K1 (500 ml air + tepung tapioka 10 gr), K2 (500 ml air + tepung tapioka 30 gr), K3 (500 ml air + tepung tapioka 50 gr). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa polybag organik dengan komposisi tandan kosong 42,9%, fiber 42,9%, dan tepung tapioka 14,2% memiliki kekuatan terhadap beban dan benturan terbaik dengan ketahanan terhadap beban maksimal 10 kg dan ketahanan terhadap benturan maksimal 5 meter. Selain itu polybag organik dengan komposisi tandan kosong 42,9%, fiber 42,9%, dan tepung tapioka 14,2% memiliki kualitas fisik polybag terbaik terhadap pH, daya serap, kadar air, rasio C/N dengan nilai pH 5,72, daya serap 60%, kadar air 9%, dan rasio C/N 77%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.