Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi sektor pariwisata terhadap ekomomi wilayah di provinsi Jawa Timur. Metode yang dilakukan dala penelitian ini adalah deduktif kuantitatif. Temuan dari penelitian ini diperoleh bahwa Sektor Informasi dan Komunikasi meningkatkan ekonomi dengan cara melalui forward linkage memenuhi demand wisatawan terhadap informasi mengenai objek pariwisata sehingga wisatawan membelanjakan uangnya melalui sektor ini. Melalui backward linkage sektor Informasi dan Komunikasi memberikan supply informasi mengenai objek pariwisata kepada sektor-sektor yang menjadi input bagi sektor pariwisata. Abstract:This study aims to see the contribution of the tourism sector to the regional economy in the East Java province. The method used in this research is quantitative deductive. The findings of this study show that the Information and Communication Sector improves the economy by way of forward linkage to meet tourist demand for information about tourism objects so that tourists spend their money through this sector. Through the backward linkage the Information and Communication sector provides supply of information about tourism objects to sectors that are input for the tourism sector.
Based on Regulation of Indonesian Environment Ministry number 19/2012 about Climate Village (Proklim) Program, Serut Village is designated as Climate Village in 2012 because of the effort on climate change adaptation and mitigation. This success is not separated from the community empowerment efforts after Bantul earthquake in 2006. This research aims to describe the community empowerment on climate change adaptation and mitigation then identify factors infl uence community empowerment. This research method used case study with single case using qualitative descriptive approach. The research results indicate that the community empowerment has occured simultaneously and unnoticed caused by the earthquake. Community empowerment is refl ected in many sectors, such as development of organic farming, management of livestock farming with communal cages, community base litter management, disaster response, greening and water resources management. Factors that infl uence the process of community empowerment are natural conditions; society culture, norm, and community self-help; local leader; and government.
ABSTRAKIndustrialisasi sebagai pemicu transformasi struktur ekonomi, sangat penting bagi proses perkembangan wilayah. Namun, industrialisasi dapat mengalami fluktuasi. Wilayah yang bergantung pada investasi luar, sering mengalami deindustrialisasi akibat migrasi industri ke wilayah yang dianggap lebih menguntungkan, misalnya karena tenaga kerja yang lebih murah dan pasar yang sedang berkembang. Bagaimana akibat perkembangan industrialisasi dan de-industrialisasi pada masyarakat lokal yang agraris? Tulisan ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut dari perspektif perencanaan wilayah. Dengan mengambil kasus pada 2 kecamatan di Magelang dan berdasarkan data series dari tahun 1970-an hingga 2010 serta observasi investigatif secara langsung ke masyarakat, penelitian mengungkap akibat positif dan negatif dari perkembangan industri di wilayah ini, dan sisi positif maupun negatif dari fase de-industrialisasi. Pada masa perkembangan industri, hal yang paling positif adalah meningkatnya rasio lahan per petani yang memberi peluang bagi unit usaha petani untuk meningkatkan skala ekonominya melalui sewa-menyewa lahan. Temuan lain yang menarik adalah de-industrialisasi Industri skala menengah dan besar yang investasinya dari luar, memicu re-industrialisasi oleh masyarakat lokal dalam bentuk pertumbuhan industri rumah tangga. Dari tulisan ini, dalam melakukan tugasnya, perencana wilayah harus mengantisipasi dinamika seperti arahan alokasi penggunaan lahan serta manajemen pemanfaatanya. Kata Kunci: Perencanaan wilayah, Industrialialisasi, de-industrilasasi, re-industrialiasi, tanah pertanian, kapabilitas masyarakat ABSTRACT Industrialisation as a trigger of the economic structure transformation, is very important for regional development process. However, industrialisation can experience fluctuations. Areas that rely on outside investments, often encountered the deindustrialisation due to industrial migration to more profitable areas, for example cheaper labor and emerging markets. What is the result of the development of industrialization and de-industrialization in an agrarian local society? This paper aims to answer the question from the perspective of regional planning. By taking cases in two sub-districts in Magelang and
Perkembangan suatu kota salah satunya dipengaruhi oleh keterkaitannya dengan kota lain baik secara regional maupun nasional, serta keterkaitan dengan daerah belakangnya. Kota Wonosari sebagai ibukota Kabupaten Gunungkdul merupakan salah satu pusat pertumbuhan dan Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp) di Provinsi DIY yang dapat berkembang tanpa adanya aglomerasi dari Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY). Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan Kota Wonosari dan mengkaji peran Kota Wonosari terhadap perkembangan Kabupaten Gunungkidul. Pendekatan penelitian ini menggunakan alur pemikiran deduktif kuantitatif dan kualitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan regresi berganda. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa perkembangan Kota Wonosari dari segi fisik, penduduk dan ekonomi mengalami perkembangan yang signifikan. Keberadaan sektor pariwisata yang pesat di Kabupaten Gunungkidul dan letak Kota Wonosari yang strategis sebagai sebagai pintu masuk objek wisata yang ada turut memicu perkembangan Kota Wonosari. Fasilitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi yang ada di Kota Wonosari hanya efektif digunakan oleh penduduk dari Kabupaten Gunungkidul. Hal ini deisebabkan karena kedekatan dengan Kota Yogyakarta yang mempunyai fasilitas lebih lengkap. Pengaruh Kota Wonosari sebagai pusat pertumbuhan terhadap Kabupaten Gunungkidul sangat kuat. Dari hasil uji regresi didapat empat variabel independen yaitu penduduk, ekonomi, jumlah fasilitas dan tingkat pendidikan Kota Wonosari berpengaruh terhadap perkembangan Kabubaten Gunungkidul. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi adanya pengaruh yang menyebar dari pusat kota Wonosari ke wilayah Kabupaten Gunungkidul (spread effect). Kota Wonosari sebagai pusat pertumbuhan pada level kabupaten sudah sesuai fungsinya sebagai pusat pertumbuhan di wilayah Provinsi DIY.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.