Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diterapkan melalui model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diterapkan melalui pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimental design dengan rancangan nonequivalent control group design. Teknik pemilihan sampel yaitu menggunakan teknik purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 2 Dewantara, sedangkan yang menjadi sampelnya adalah dua kelas yaitu kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan tes dan obsevasi kegiatan guru dan siswa. Data dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 18 dengan uji prasyarat menggunakan uji Mann-Whitney U-Test. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa skor rataan N-gain siswa yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah sebesar 0,8381 (kategori tinggi) lebih tinggi dari siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional sebesar 0,4191 (kategori sedang). Dari hasil uji Mann-Whitney U-Test di atas didapat nilai Asymp. Sig (2-tailed) yaitu 0,000< α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menerapkan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik secara signifikan daripada siswa yang hanya mendapat pembelajaran konvensional. Dan hal itu juga terlihat dari aktifitas guru sebesar 83,63% (kategori sangat baik) dan aktivitas siswa sebesar 77,7% (kategori sangat baik) sehingga dapat disimpulkan bahwa selama kegiatan pembelajaran siswa dapat beradaptasi dengan model yang diajarkan sehingga didapatkan nilai yang meningkat.
Tirotoksikosis didefinisikan sebagai manifestasi klinis dari kelebihan hormon tiroid pada sirkulasi. Investigasi epidemiologis melaporkan 0,2% tirotoksikosis disebabkan oleh mola hidatidosa. Kehamilan mola adalah salah satu penyakit daripada Penyakit Trofoblas Kehamilan (GTD), dengan amenorea dan perdarahan yang tidak teratur dengan adanya keluarnya vesikel per vagina. Namun, keadaan ini jarang dapat dikaitkan dengan hipertiroidisme, yang mungkin terkait dengan fitur klinis hipertiroidisme. Patogenesis dasar tirotoksikosis adalah kesamaan subunit HCG dengan TSH yang menghasilkan stimulasi berlebihan hormon tiroid. Berikut ini adalah laporan seorang wanita berusia 23 tahun yang mengalami amenore diikuti oleh perdarahan yang tidak teratur per vagina, tiromegali dan kadar hormon tiroid yang abnormal. Ultrasonografi transabdominal terdapat tanda-tanda kehamilan mola. Evakuasi dengan kuretase dilakukan setelah kadar serum β-hCG berkurang dan kadar hormon tiroid juga berkurang. Kasus dan literatur yang relevan disajikan di sini. Kata Kunci: Hipertiroid, kehamilan, mola hidatidosa, tirotoksikosis.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.