Pemanfaatan limbah rumah tangga sebagai pupuk organik merupakan solusi yang mudah, murah dan efektif karena sangat besar manfaatnya dalam hal lingkungan, ketahanan pertanian/pangan dan sosial budaya yang berkelanjutan. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman sayuran yang banyak digemari masyarakat, dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Penelitian ini bertujuan mengembangkan limbah rumah tangga (limbah sayuran dan buah) dan air kelapa yang berfungsi sebagai pupuk organik cair dan zat pengatur tumbuh dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Ruruhi Lorong Sompu Andounohu Kota Kendari Sulawesi Tenggara, pada bulan Agustus sampai bulan November 2021. Sejumlah 48 polybag bibit tanaman cabai dipelihara di dalam 4 petakan ukuran 1x1x1 m3 dengan 1 petakan terdapat 3 polybag selama 65 hari. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 ulangan pada setiap percobaan. Perlakuan dosis pupuk cair limbah rumah tangga dan zpt air kelapa adalah P0 (0 ml/liter air), P1 (150 ml/liter air), P2 (200 ml/liter air), dan P3 (250 ml/liter air), Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, luas daun dan produksi. Data hasil pengamatan terhadap masing-masing variabel yang diamati dianalisis berdasarkan sidik ragam. Apabila dalam analisis ragam terdapat pengaruh nyata maka dilakukan dengan uji berganda Duncan (UJBD) pada taraf nyata α = 0,05. Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan POC limbah rumah tangga dan ZPT berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan luas daun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman yang baik. Hasil terbaik pada pertumbuhan tanaman cabai yaitu pada perlakuan P2 (200 ml/liter air)
Cultivation of medicinal plants in the garden system can meet the needs of increasing the immune system for the people of Jati Bali Village. The purpose of this community service activity is to provide knowledge to the community about the cultivation of medicinal plants and spices in the garden system as well as the manufacture of liquid organic fertilizer from household waste as an alternative to meeting the needs of increasing the immune system during a pandemic. Activities that have been carried out to achieve the objectives of the Internal Community Partnership Program (PKMI) are through mass and group outreach to partners, training, and plot demonstrations. Through this activity, partners in Jati Bali Village have been able to cultivate medicinal plants and spices in the dasa wisma garden system. Partners who are actively involved in the activity have been able to produce liquid organic fertilizer from household waste.
Background: Black pod rot disease of cocoa caused by (Phytophthora palmivora Butl.) is one of the major diseases on cocoa plantations worldwide. Many attempts have been made to prevent or reduce the infection of pathogens, but they have not provided optimum results. This study aims to detect antibiotic genes in endophytic bacteria that can suppress cocoa black pod disease. Methods: Eight endophytic bacteria were isolated from healthy cocoa pods and twigs that showed potentials in suppressing P. palmivora growth in vitro were used in suppressing of black pod rot disease in vivo tests. Antibiotic biosynthesis-related genes from eight endophytic bacterial isolates were confirmed by using PCR method, which includes phenazine-1-carboxylic (PCA), pyrrolnitrin (PRN), phenazine-1-carboxamide acid (PCN), pyoluteorin (PLT) and 2,4-diacetylphloroglucinol (DPAG/Phl). Result: The endophytic bacteria, 4RSI, 5BR B3 and 2RW B2 isolates showed the highest disease suppressing index to black pod rot disease in vivo, i.e., 70.27%, 70.08% and 56.64%. The isolates 5BR B3 and 2RW B2 DNA yielded PCR product by using PCA primers (1400 bp), PRN primers (700 bp) and DAPG primers (1600 bp), while the 5RSI isolate yield PCR product using PRN primers only. Endophytic bacterial isolates 5BRB3 and 2RW B2 provided partial disease suppression to pod rot disease by inhibit pathogen growth and antibiotic compounds production.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon berbagai sumber stek daun dan lama perendaman dengan rizobakteri terhadap pertumbuhan stek daun Peperomia turboensis. Penelitian menggunakan yaitu rancangan acak lengkap pola faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama yaitu stek daun, terdiri dari 3 taraf yaitu daun utuh (S1), ½ daun bagian pangkal (S2) dan ½ daun bagian ujung daun (S3), sementara faktor kedua yaitu lama perendaman stek, terdiri dari 4 taraf yaitu tanpa perendaman (B0), perendaman 4 jam (B1), perendaman 8 jam (B2) dan perendaman 12 jam (B3) dengan demikian diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 36 unit percobaan. Variabel yang diamati meliputi lama munculnya tunas, persentasi tanaman hidup, persentasi tanaman mati dan jumlah tunas. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam. Hasil analisis yang menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT α=0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara mandiri stek daun utuh memberikan hasil terbaik kemudian diikuti bahan stek ½ daun bagian pangkal. Sementara berdasarkan lama perendaman dengan rizobakteri perlakuan dengan perendaman 4 dan 8 jam memberikan hasil terbaik bila dibandingkan dengan lama perendaman 12 jam dan tanpa perendaman. Untuk interaksi perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan S1B1 dan S2B2 dengan menghasilkan jumlah tunas terbanyak.
Pertumbuhan dan produksi tanaman pakcoy ditentukan oleh ketersediaan unsur hara. Selain unsur hara, zat pengatur tumbuh (ZPT) juga diperlukan untuk memacu pembelahan sel yang selanjutnya berdiferensiasi membentuk jaringan meristem dan meningkatkan pertumbuhan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemanfaatan POC campuran lidah buaya dan air kelapa untuk meningkatkan produksi tanaman sayuran pakcoy. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Ruruhi Lorong Sompu Andounohu Kota Kendari Sulawesi Tenggara, pada bulan Agustus sampai bulan November 2020. Sejumlah 96 polybag bibit tanaman pakcoy dipelihara di dalam 16 petakan ukuran 1x1x1 m3 dengan 1 petakan terdapat 6 polybag selama 45 hari. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 4 perlakuan dengan 4 ulangan pada setiap percobaan. Perlakuan pupuk cair limbah lidah buaya adalah P0 (POC konsentrasi 0 ml/L), P1 (POC konsentrasi 150 ml/L), P2 (POC konsentrasi 200 ml/L), dan P3 (POC konsentrasi 250 ml/L). Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun dan berat segar tanaman pakcoy. Data hasil pengamatan terhadap masing-masing variabel yang diamati dianalisis berdasarkan sidik ragam. Apabila dalam analisis ragam terdapat pengaruh nyata maka dilakukan dengan uji berganda Duncan (UJBD) pada taraf nyata α = 0,05. Dari hasil analisis data secara statistik diperoleh bahwa perlakuan POC dari campuran lidah buaya dan air kelapa berpengaruh sangat nyata terhadap berat segar tanaman pakcoy, tinggi tanaman, panjang daun, dan lebar daun, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah daun. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman yang baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.