Latar Belakang: Komunikasi efektif menjadi hal penting untuk mencapai tujuan terapi. Komunikasi efektif antar profesi kesehatan dan kepada pasien juga dapat mencegah terjadinya medication error. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat persepsi kebutuhan pendidikan komunikasi bagi mahasiswa kesehatan serta alasan pentingnya pendidikan komunikasi kesehatan.Metode: penelitian ini menggunakan Metode survey yang dilaksanakan secara acak kepada 174 responden yang terdiri dari mahasiswa farmasi, keperawatan, dan kebidanan yang sedang/telah menjalani dinas, praktik kerja lapangan atau magang.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 99.4% responden memahami pentingnya ilmu komunikasi namun sebanyak 34.7% menyatakan masih kurang mendapatkan ilmu komunikasi dalam perkuliahan. Komunikasi dalam kesehatan harus menjadi kemampuan utama dan harus selalu disertai praktik yang memadai sehingga melatih mahasiswa kesehatan untuk dapat berinteraksi dengan baik kepada pasien atau profesi lain.Kata Kunci: Komunikasi Kesehatan, Komunikasi EfektifPerception of Communication Education Needs in HealthAbstract Background: Effective communication has become an important key in achieving the goal of a therapy. Effective communication, whether it was inter-health proffessions, or between health proffessions and the patients, were also be able to avoid medication errors. Objective: The objective of this study was to review any perceptions of communication education needed for health students, plus the reasons why it was necessary. Methods: Methods used in this study was a randomly conducted survey on 174 respondents consisting of pharmacy, nursing, and midwifery students who were/ had been undergoing any services, field work practices, or internships. Results: The result of this study showed that 99.4% of respondents considered communication education as important, while 34.7% stated their lacking of communication science in class.Conclusion: Health communication should be the main ability and be accompanied with sufficient practice, so that it would train health students to interact well both with patients and other health proffessions. Key Words: Health Communication, Effective Communication
Background: The quality of sleep has a major effect on psychological and physical conditions because it is a necessity that helps the formation of body cells, a healing mechanism and maintains the body’s biochemical balance. Objective: This study aims to determine, identify and analyze the effect of sleep quality on the student achievement index. Methods: This study used a quantitative approach with a cross-sectional design plus open-ended questions to explore data in depth. Result: The statistical result shows that sleep quality does not affect the achievement index, and factors that can influence are self-management, self-efficacy, and environmental factors. Conclusion: There are 67,5% of respondents experiencing poor sleep quality, and there is so many sleep quality which is opposite with each of their achievement index, also self-management, self-efficacy, and environmental factors that influence the achievement index of students.
Hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia. Jika hipertensi tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, retinopati, penyakit pembuluh darah tepi serta gangguan saraf hingga dapat menyebabkan kematian. Salah satu alternatif pengobatan non farmakologis yaitu infused water buah mentimun diharapkan mampu menjadi sebuah solusi baru untuk mengatasi hipertensi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian infused water mentimun terhadap penurunan tekanan darah pralansia hipertensi. Desain penelitian ini menggunakan pre eksperimental one group pre-post test design. Instrumen dalam penelitian berupa lembar observasi dan sphygmomanometer digital. Populasi pada penelitian ini adalah pralansia yang berkunjung pada kegiatan Posbindu PTM Desa Anjir Pulang Pisau. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 pralansia yang telah dipilih dengan teknik purposive sampling. Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisa hasil. Penelitian ini telah layak etik dengan nomor etik penelitian No. 293/KEP-UNISM/XII/2022. Hasil analisis data didapatkan nilai Asym.sig (2-tailed) 0,01 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan rata-rata antara tekanan darah pralansia sebelum dan sesudah meminum infused water buah mentimun. Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa terjadi penurunan tekanan darah pada responden setelah di berikan infused water buah mentimun.
Latar Belakang : Prevalensi kejadian Covid-19 di Kalimantan Selatan mengalami peningkatan jumlah, baik kasus yang terkonfirmasi sampai dengan kasus kamatian karena Covid-19. Banyaknya dampak yang ditimbulkan dari permasalahan ini menjadikan masyarakat banjar merasakan kerugian secara fisik, sosial, ekonomi dan psikologis. Perasaan stress, was-was, khawatir, cemas, takut, dan gelisah menghadapi kondisi seperti ini menyebabkan resiko penurunan imun selama masa pandemi yang dikhawatirkan berdampak pada mudahnya penularan Covid-19 di lingkungan individu, keluarga dan masyarakat banjar. Selama masa pandemi Covid-19 masyarakat Kalimantan Selatan hanya berfokus pada bagaimana meningkatkan kesehatan fisik, namun masih mengenyampingkan usaha untuk meningkatkan kesehatan jiwa dan psikososial mereka. Oleh sebab itu dengan adanya dukungan kesehatan jiwa dan psikososial selama masa pandemi kemungkinan dapat menurunkan tingkat stress dan kecemasan masyarakat banjar.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dalam menurunkan tingkat stress dan kecemasan masyarakat Banjar selama masa pandemic covid 19.Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan desain penelitian pre eksperimental (one group pretest-posttest design) dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling.Hasil : Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Wilcoxon Tes untuk mengukur tingkat stress dan kecemasan sebelum dan sesudah intervensi didapatkan nilai p value 0,000 lebih kecil dari α = 0,05.Simpulan : Adanya pengaruh pemberian dukungan kesehatan jiwa dan psikososial terhadap penurunan tingkat stres dan kecemasan masyarakat banjar di masa pandemi Covid-19. Kata kunci: Dukungan Kesehatan Jiwa dan Psikososial, Kecemasan, Stres. The Effect of Providing Mental Health and Psychosocial Support on Reducing Stress and Anxiety Levels in the Banjar Community During the Covid 19 PandemicBackground: The prevalence of Covid-19 in South Kalimantan has increased, both confirmed cases and deaths due to Covid-19. The many impacts caused by this problem make the Banjar community suffer physical, social, economic and psychological losses. Feelings of stress, anxiety, worry, anxiety, fear, and dealing with conditions like these cause a decrease in immunity during the pandemic which has an impact on the ease of transmission of Covid-19 in individuals, families and the Banjar community. During the Covid-19 pandemic, the people of South Kalimantan only focused on how to improve their physical health, but still put aside efforts to improve their mental and psychosocial health. Therefore, with mental health and psychosocial support during the pandemic, it is possible to reduce the stress and anxiety levels of the Banjar community.Objective: This study aims to determine the effect of providing mental health and psychosocial support in reducing stress and anxiety levels of the Banjar community during the COVID-19 pandemic.Methods: This study used an experimental research design with a pre-experimental research design (one group pretest-posttest design) with a sample of 30 people. The sampling technique was carried out by purposive sampling.Results: Based on statistical results using the Wilcoxon test to measure stress levels before and before the intervention, the p value of 0.000 was smaller than = 0.05.Conclusion: There is an effect of providing mental health and psychosocial support on reducing stress and anxiety levels in the Banjar community during the Covid-19 pandemic. Keywords: Mental Health and Psychosocial Support, Anxiety, Stress.
ABSTRAKGangguan jiwa merupakan sebuah sindroma perilaku yang berkaitan dengan gejala penderitaan,keterbatasan dan ketidakmampuan dalam menjalankan fungsi pentingnya sebagai manusia. Dampakgangguan jiwa sangat menimbulkan persepsi negatif, perasaan emosi, dan sikap menghindar darimasyarakat kepada keluarga maupun orang dengan gangguan jiwa. Desa Pambantanan KabupatenBanjar sampai dengan saat ini masih menjadi desa tertinggal dan memiliki resiko masalah gangguanjiwa yang cukup tinggi. Tinggi stigma dan deskirminasi terhadap orang dengan gangguan jiwa menjadisalah satu permasalahan yang sampai dengan saat ini belum terselesaikan. Upaya edukasi dan sosialisasikepada seluruh masyarakat Desa Pembantanan menjadi tujuan utama dalam pengabdian ini denganalasan agar meningkatkan pemahaman dalam proses dukungan perawatan pada orang dengan gangguanjiwa tanpa adanya stigma dan deskriminasi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara peningkatanpemahaman warga Desa Pembantanan Kecamatan Sungai Tabuk tentang kesehatan mental melaluiceramah dan tanya jawab.Kata Kunci: Orang Dengan Gangguan Jiwa, Stigma
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.