This article entitled "Character Education at Early Childhood" focuses on character education which is done in Bina Kasih Kindergarten at Rumah Sumbul Village, Sibolangit. This research used qualitative method and the data was gathered by direct observation, interview, and survey. Data analysis used triangular model with various data sources and various data gathering method. The characters which were going to be observed at the children out from this education in Bina Kasih Kindergarten were responsibility, discipline, sociability, autonomy, trustworthy, cooperative, God-loving, sense of respect, sympathy and empathy, confidence, cleanliness and healthiness, as well as competence.This research found that character education at early childhood produces character transformation at children and therefore character education at school needs to be done since early childhood.
Early Childhood Education (PAUD), can be used to explore children's intelligence. One of them is visual-spatial intelligence. Visual-spatial intelligence is important for children because visual-spatial intelligence enables children to learn visually and generate ideas. Children can think in concept (holistically) to understand something. To develop visual-spatial intelligence in children, the center block is one of the tools that can be used to develop it. Through the block center children can be taught to recognize the shape, color and size of the blocks. Block center was chosen because children love building designing games. Through designing and constructing a building such as a house, palace and other forms, it is hoped that the visual-spatial intelligence of children can develop. The method used in this research is the library research method, namely the form of research carried out through research report books, journals and other documents. In the beam center there are various geometric shapes in various sizes, some are colored and some are plain. In playing blocks, there are eleven stages, from simple to complex building. To be able to make children creative, teachers need to provide adequate support, opportunities, times, and facilities. The results of research on block center can be said to improve visual-spatial intelligence. Because the block center contributes to the improvement of visual-spatial intelligence. It can be seen from the conclusions of the research results that when children play in a block center with adequate support, opportunity, time, and facilities provided by the teacher to children, it can improve children's visual-spatial intelligence with the characteristics of a visually-spatial intelligent child having advantages. such as: children quickly understand the explanation from the teacher related to the building to be made, children can do more than the teacher's orders, children can mix colors well, children build beautifully, neatly and vary and children enjoy doing and enjoying playing blocks.Key words: Visual-Spatial Intelligence, Block Center, Teacher AbstrakPendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dapat digunakan untuk menggali kecerdasan yang dimiliki anak. Salah satunya adalah kecerdasan visual-spasial. Kecerdasan visual-spasial penting dimiliki anak karena kecerdasan visual- spasial membuat anak dapat belajar secara visual dan memunculkan ide-ide. Anak dapat berfikir secara konsep (holistik) untuk memahami sesuatu. Untuk mengembangkan kecerdasan visual-spasial pada anak, sentra balok merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk mengembangkannya. Melalui sentra balok anak dapat diajarkan mengenal bentuk, warna serta ukuran dari balok tersebut. Sentra balok dipilih karena anak-anak menyukai permainan merancang bangunan. Melalui merancang dan membangun sebuah bangunan seperti rumah, istana dan bentuk lainnya diharapkan dapat mengembangkan kecerdasan visual-spasial pada anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan yaitu bentuk penelitian yang dilakukan melalui buku laporan penelitian, jurnal Di sentra balok terdapat berbagai bentuk geometri dalam berbagai ukuran ada yang berwarna dan ada yang polos. Dalam bermain balok ada sebelas tahapan, mulai dari sederhana sampai membangun secara komplek. Untuk dapat membuat anak menjadi kreatif maka guru perlu memberikan dukungan, kesempatan, waktu, serta sarana yang memadai. Hasil penelitian mengenai sentra balok dapat dikatakan meningkatkan kecerdasan visual-spasial. Karena sentra balok memberikan kontribusi terhadap peningkatan kecerdasan visual-spasial. Dapat dilihat dari kesimpulan hasil penelitian bahwa pada saat anak bermain di sentra balok dengan dukungan, kesempatan, waktu, serta sarana yang memadai yang diberikan guru kepada anak dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak dengan ciri-ciri anak yang cerdas secara visual-spasial memiliki kelebihan seperti : anak cepat memahami penjelasan dari guru yang berhubungan dengan bangunan yang akan dibuat, anak dapat melakukan lebih dari perintah guru, anak dapat memadukan warna dengan baik, anak membangun dengan indah, rapi dan bervariasi dan anak senang melakukan serta menikmati bermain balok.Kata kunci: Kecerdasan Visual-Spasial, Sentra Balok, Guru
This research is based on concerns about moral values that are not good in children in the Tunas Mekar Integrated Kindergarten. Therefore, efforts need to be made to develop a positive attitude in children in a better direction. This research uses classroom action research methods. This research was conducted in Tunas Mekar Integrated Kindergarten, with a total of 14 children. One important aspect to be developed in children as provisions in living in the social environment of society is the social-emotional aspect. Every child needs to have good social skills and the ability to process emotions to build balanced relationships in a diverse social environment in terms of religion, ethnicity, and language. This intelligence is commonly known as Interpersonal intelligence. The end of this study found the following results: the first cycle was 57.14%, the second cycle was 67.62%, the third cycle was 78.57%, the fourth cycle was 61.60%, the fifth cycle was 92.85% and the sixth cycle or the last cycle obtained 95.24% results. After doing the first cycle to the sixth cycle, fourteen children experienced high interpersonal intelligence development. Thus, the play method is very appropriate to be used to develop children's interpersonal intelligence. Abstrak Penelitian ini berdasarkan pada keprihatinan terhadap nilai moral yang tidak baik di dalam diri anak yang ada di TK Tunas Mekar Terpadu. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan sikap positif di dalam diri anak ke arah yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan di TK A Tunas Mekar Terpadu, dengan jumlah 14 anak. Salah satu aspek yang penting untuk dikembangkan pada anak sebagai bekal dalam hidup di lingkungan sosial masyarakat adalah aspek sosial-emosional. Setiap anak perlu memiliki keterampilan sosial dan kemampuan mengolah emosi yang baik untuk membangun hubungan yang seimbang di lingkungan sosial yang beraneka ragam baik agama, suku dan bahasa. Kecerdasan ini biasa dikenal dengan kecerdasan Interpersonal. Akhir dari penelitian ini ditemkan hasil sebagai berikut: siklus pertama di peroleh hasil 57,14%, siklus kedua 67,62%, siklus ketiga 78,57%, siklus kempat 61,60%, siklus kelima 92,85% dan siklus keenam atau siklus terakhir memperoleh hasil 95,24%. Setelah melakukan siklus I sampai siklus VI, empat belas anak mengalami perkembangan kecerdasan interpersonal dengan kategori tinggi. Dengan demikian metode bermain sangat tepat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal anak.
The article entitled "The Behavior of Children Socializing Viewed by Family’s Background" focuses on the social behavior of children carried out in Integrated Bina Kasih Kindergarten in Rumah Sumbul Village, Sibolangit. The research method used a descriptive qualitative method. Data collection through observation and interviews with parents. Observation using observation sheets. Child socialization behavior observed in children based on family background, namely adjusting the place, making friends, sympathy and empathy, cooperative, and manners. While the family background is focused on parental education, employment, income, parental integrity, and a number of children. This study found that children with a good family background were found to have a tendency towards good socialization behavior and children who had a poor family background tended to have poor socialization behavior. This shows that family background has a strong relationship in the development of children's socialization behavior. The existence of parents really determines the way they treat children and that too is then embedded and developed in children.AbstrakArtikel yang berjudul ”Perilaku Sosialisasi Anak Ditanjau Dari Latar Belakang Keluarga” fokus pada perilaku sosial anak yang dilakukan di Taman Kanak-Kanak Bina Kasih Terpadu di Desa Rumah Sumbul, Sibolangit. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode kualitatif deskriptif. Pengumpulan data melalui pengamatan dan wawancara kepada orang tua. Pengamatan menggunakan lembar observasi. Perilaku sosialisasi anak yang diamati dalam diri anak berdasarkan latar belakang keluarga, yaitu penyesuaian tempat, berteman, simpati dan empati, kooperatif, dan sopan santun. Sedangkan latar belakang keluarga difokuskan pada pendidikan orang tua, pekerjaan, penghasilan, keutuhan orang tua, dan jumlah anak. Penelitian ini menemukan bahwa anak dengan latar belakang keluarga yang baik didapati memiliki kecenderungan perilaku sosialisasi baik dan anak yang latar belakang keluarga kurang baik cenderung memiliki perilaku sosialisasi yang kurang baik. Hal ini menunjukkan bahwa latar belakang keluarga memiliki hubungan yang kuat dalam perkembangan perilaku sosialisasi anak. Keberadaan orang tua sangat menentukan cara mereka memperlakukan anak dan hal itu pula yang kemudian tertanam dan berkembang dalam diri anak.
Pada dasarnya semua manusia memiliki kesempatan untuk menjadi kreatif karena manusia memiliki kemampuan itu dalam dirinya. Kesempatan untuk mengaktifkan anak menjadi kreatif yamg seringkali tidak didaptakan anak. Untuk itu penelitian ini berupaya untuk menumbuhkan kemampuan kreativitas anak melalui metode project based learning. Dengan memberikan kesempatan dan simulasi melalui alat bermain yang ada di TK. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kreativitas anak melalui penggunaan metode project based learning di TK Sion Tridamarsari Terpadu. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian tindakan kelas(PTK) dengan menggunakan tiga siklus penelitian. Setiap siklus dilakukan tiga kali pertemuan. Berdasarkan hasil akhir penelitian menggunakan metode project based learning pada kelompok A di TK Sion Tridamarsari adalah 6 anak mencapai berkembang sesuai harapan (BSH) dan 3 anak mencapai mulai berkembang (MB) dan 1 anak mencapai berkembang sangat baik (BSB). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode project based learning dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kreativitas anak di Taman Kanak-kanak Sion Tridamarsari.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.