Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengukur prevalensi kecacingan di usus ayam kampung yang ada di pasar tradisional Jakarta dan Kota Bogor. Usus ayam kampung diambil dari 5 pasar yang ada di Jakarta (Bendungan Hilir, Palmerah, Pasar Minggu, Pluit, dan Jatinegara) dan di 4 pasar yang ada di Kota Bogor (Anyar, Bogor, Jambu Dua, Gunung Batu). Sampel yang diambil sebanyak 5 sampel di setiap pasar dengan total 45 sampel. Hasil penelitian menunjukkan 28 dari 45 sampel usus ayam kampung (Gallus domesticus) yang diperiksa di pasar tradisional Jakarta dan Bogor positif mengalami kecacingan. Hasil prevalensi menunjukkan pasar Jakarta sebesar 56% dan pasar Bogor sebesar 70%. Prevalensi berdasarkan jenis-jenis cacing di Pasar Jakarta adalah; Railletina echinobothrida (52%), Heterakis gallinnarum (32%), Railletina tetragona (24%), Hymenolepis carioca (16%), Ascaridia galli (16%), dan Hymenolepis cantaniana (4%). Prevalensi berdasarkan jenis-jenis cacing yang ditemukan di Pasar Bogor adalah Railletina echinobothrida (70%), Railletina tetragona (55%), Heterakis gallinarum (10%), Hymenolepis carioca (30%), Hymenolepis cantaniana (20%), dan Railletina cesticillus (20%).
Infeksi hookworm pada anjing menjadi masalah penting baik ditinjau dari sisi kesehatan hewan maupun sisi kesehatan masyarakat karena seluruh spesies hookworm pada anjing memiliki potensi zoonosis. Infeksi hookworm merupakan kejadian endemis di wilayah Asia Tenggara dan prevalensi kejadiannya di Provinsi Jawa Barat mencapai 92.5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur prevalensi infeksi hookworm pasca pemberian anthelmentik pada anjing dan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang memengaruhi kejadiannya. Prevalensi diukur setelah 3 bulan dilakukannya pengobatan kecacingan massal pada anjing di wilayah Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini merupakan kajian lintas seksional dengan mengambil 100 sampel feses anjing untuk mengamati keberadaan telur hookworm menggunakan metode flotasi sederhana dan melakukan wawancara kepada pemilik anjing untuk menhidentifikasi faktor risiko. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan analitis menggunakan Uji Chi Square dan menghitung odds ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi infeksi hookworm setelah pemberian anthelmentik masih sebesar 21.0% (SK 95%: 14.2– 30.0%). Infeksi pada anjing muda (12%) lebih tinggi dari anjing dewasa (9.0%), anjing berburu (14.0%) lebih tinggi dari anjing penjaga (7.0%), area pegunungan (17.0%) lebih tinggi dari pesisir pantai (4.0%), dan kontak dengan anjing liar (20.4%) lebih tinggi dari tidak ada kontak (2.0%). Faktor yang signifikan memengaruhi kejadian infeksi hookworm adalah topografi wilayah pemeliharaan (X2=4.448, p=0.035) yang mana anjing yang dipelihara di area pegunungan memiliki kemungkinan terinfeksi 3.381 (SK 95% : 1.043–10.960) kali dibandingkan area pesisir pantai. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan anthelmentik masih belum dapat memberantas infeksi hookworm dikarenakan beberapa faktor dan faktor risiko yang paling berpengaruh adalah topografi lingkungan pemeliharaan anjing.
Anjing dan kucing merupakan hewan yang hidup berdampingan dengan manusia sebagai hewan peliharaan. Infeksi parasit cacing merupakan masalah yang umum pada hewan peliharaan namun data tentang prevalensi kejadian kecacingan di Indonesia masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor risiko kecacingan pada anjing dan kucing serta tindakan preventif untuk mencegah infeksi parasit cacing. Pengambilan data dilakukan dengan merekap rekam medik yang ada di klinik Smilevet Kelapa Gading pada Januari 2020 – Januari 2021. Seluruh data rekam medik di klinik Smilevet Kelapa Gading periode Januari 2020 – Januari 2021 berjumlah 2.259 yang terdiri atas 976 pasien anjing dan 1.283 pasien kucing. Total kasus kecacingan pada anjing dan kucing berjumlah 18 kasus. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Prevalensi kecacingan pada anjing dan kucing di klinik Smilevet Kelapa Gading pada Januari 2020 – Januari 2021 kurang dari 1%. Spesies cacing yang teridentifikasi pada pasien kucing adalah Toxocara cati. Faktor risiko kejadian kecacingan pada anjing dan kucing dipengaruhi oleh jenis kelamin, breed, dan umur. Antelmintika yang banyak digunakan memiliki zat aktif febantel, praziquantel, dan pirantel embonate. Pemberian antelmintika secara rutin menjadi tindakan preventif untuk mencegah kejadian kecacingan pada anjing dan kucing Kata kunci: anjing, antelmintik, helmithiasis, kucing, faktor risiko
The situation of sacrificial day in 1441 H was different from the previous years because it will be held during Covid-19 pandemic situation. The pandemic started in the beginning of 2020 and were not over until the day of sacrifice on July 31, 2020. The government has issued a policy for the day of sacrifices during Covid-19 pandemic situation. Nevertheless, there were still remain problems in the community about the security aspects and the potential spread out of covid-19. This community service activity aims to maximize the role ‘Dewan Kemakmuran Masjid’ (DKM) in conducting education, socialization, and controlling government policies related to the implementation of sacrificial day during pandemic situation. The activity consists of evaluation of the readiness for sacrificial day implementation, preparation of sacrificial education media during the pandemic, and examples of good practices carried out by DKM An-Nashir Mosque, Cihideung Udik Village, Ciampea, Bogor. As many as 40 respondents from various groups and regions in Indonesia participated in an online evaluation to assess their readiness for sacrificial day. The average point was 7.05 that means people were still poorly prepared while DKM group gets 8.25±1.28 which means it is ready. This shows that DKM was able to educate and serve the community in the implementation of sacrifices during Covid-19 pandemic situation. In addition, in this activity also distributed a link containing material and digital sacrificial pocket books that can be downloaded for free so as to help education on the sacrifice implementation with good and safe practices.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.