Penerapan prinsip HAM dalam proses pemeriksaan keimigrasian seperti penyediaan fasilitas untuk penumpang penyandang disabilitas di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Indonesia masih minim dan belum sesuai standar. Implementasi HAM dalam pemeriksaan keimigrasian di TPI baru sebatas pemberian kartu prioritas, penyediaan konter khusus, dan jalur prioritas untuk penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fakta-fakta serta kajian literatur dalam pemeriksaan keimigrasian di TPI yang meliputi pemeriksaan keimigrasian melalui autogate bagi penyandang disabilitas dan melalui konter manual oleh petugas imigrasi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa belum ada implementasi HAM dalam pemeriksaan keimigrasian melalui autogate di TPI dan minimnya fasilitas pendukung bagi penyandang disabilitas. Selain itu, tata letak area imigrasi di TPI belum dilengkapi dengan fasilitas untuk segala jenis penyandang disabilitas. Maka, perlu adanya penyesuaian bentuk serta ukuran autogate secara fisik untuk penggunaan autogate yang lebih optimal. Perlu ada peningkatan fasilitas bagi penyandang disabilitas di area imigrasi agar pemeriksaan keimigrasian yang lebih efektif dan berbasis HAM, seperti huruf braile, guiding block, hearing loop, dan wheelchair ramp. Riset berikutnya dapat mengkaji HAM dalam pemeriksaan keimigrasian dari perspektif penumpang umum (selain penyandang disabilitas) dan paradigma petugas.
There has been no research on border automation or the mechanism of autogate system at airports in Indonesia, including a comparative study on border technology of immigration control in several countries. This paper is to describe how the border technology of immigration control and autogate at airports in Indonesia work and to compare the adoption of border technology of immigration control at airports in four countries. It presents a discussion with a qualitative research method by applying a systematic procedure reviewing or evaluating documents or document analysis. This study finds Border technology in Indonesia has been established with an integrated information system called SIMKIM under the EDAS as a connecting system to every interoperable system at immigration offices, border controls, detention centers, and representative offices overseas. The DGI has deployed an automated border control for Indonesian passport holders at Jakarta International Airport and Bali International Airport, and foreign passport holders from twelve selected countries at the departure terminal of Bali International Airport. For further research, it is essential to evaluate the adoption of border technology of the immigration control process in Indonesia and the evaluation of the deployment of autogate at two airports in Indonesia.
AbstrakPeningkatan mutu dari teknologi sangatlah penting dimana setiap negara berusaha untuk berinovasi di bidang teknologi untuk meningkatkan citra bangsanya. Indonesia sebagai negara dengan lalu lintas manusia yang sangat besar selalu berusaha menciptakan inovasi baru di segala aspek di bidang terkait, khususnya dalam aspek teknologi informasi bidang Keimigrasian. Perkembangan di bidang Keimigrasian tidak akan lepas dari pengaruh teknologi informasi sehingga tuntutan untuk meningkatkan mutu dan mengikuti setiap perkembangan teknologi informasi adalah suatu hal yang tidak dapat kita kesampingkan. Teknologi informasi bidang Keimigrasian di era yang serba canggih ini menjadi suatu kajian yang menarik, khususnya terhadap fungsinya dalam pelayanan publik, salah satunya adalah pelayanan paspor. Penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan paspor sangat membantu meningkatkan efektifitas maupun efisiensi pekerjaan, selain itu penggunaan teknologi informasi juga mampu meningkatkan keamanan terhadap suatu keabsahan dokumen, sehingga peranan teknologi informasi disini menjadi hal utama dalam era yang serba digital ini untuk dikaji.
Along with the development of technology to the era of globalization as it is currently demanding every performance or human activity to be more effective and faster in its completion. Including in immigration services to Indonesian Citizens related to making passports for applicants who are increasing in number every day and are required to be faster in the settlement process in order to improve the level of performance and results of applicant satisfaction that will be achieved in immigration services. Where to achieve this goal, it is supported by a technological innovation in immigration services in making passports that produce faster and better quality output by applying an EPS (Express Passport Service) system.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.