Penelitian bertujuan untuk mendapatkan data yang menganalisa tentang: 1)Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mata pencarian Masyarakat Dusun Ruamongan Desa Taikako Kecamatan Sikakap kabupaten Kepulauan Mentawai, 2)Permaasalahan perubahan mata pencaharian Masyarakat Dusun Ruamonga Desa Taikako Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai, 3) Pendapatan masyarakat Dusun Ruamonga setelah berubah mata pencaharian dari nelayan ke petani. Jenis penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Dusun Ruamonga Desa Taikako Kabupaten Kepulauan Mentawai. Informan Penelitian diambil secara Snowball Sampling kepala Desa sebagai Key Informan Analisis data dilakukan dengan reduksi, penyajian dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Faktor yang mempengaruhi perubahan mata pencarian Masyarakat Dusun Ruamonga Desa Taikako Kecamatan Sikakap Kabupaten Kepulauan Mentawai. Yaitu faktor bencana alam seperti Gempa dan Tsunami, kurangnya pendapatan, kurangnya perhatian pemerintah terhdap para nelayan yang berada di Dusun Ruamoga Desa Taikako, adanya hasil yang tidak sesuai dengan tangkapan pengeluaran alat memancing, usia yang semakin tua, dan faktor iklim seperti ombak, angin, badai, dan hujan.2) Masalah perubahan yang didapat oleh masyarakat Dusun Ruamonga yaitu masih banyak kepemikikan lahanyang sempit untuk membuka perkebunan baru seperti perkebunan pisang hal ini disebabkan karena jumlah penduduk semakin lama semakin bertambah karna banyaknya penduduk yang datang tinggal dilokasih tersebut sehingga terjadi penyusutan lahan usaha tani untuk keperluan non pertanian, keterbatasannya teknologi yang diharapka oleh masyarakat dusun ruamonga dari pemerintah setempat terutamna sebagai besar yang dialami masyarakat dusun ruamonga, rendahnya pendidikan formal terhadap para petani yang ada di dusun ruamonga, masyarakat belum mampu menciptakan pekerjaan diluar usaha tani, dan belum mampu mengambil resiko kerja.3) Pendapatan yang didapat oleh masyarakat Dusun Ruamonga Desa Taikako yaitu dulunya pendapatan masyarakat Rp.250.000/ hari tetapi sekarang meningkat menjadi Rp.600.000 sampai dengan 1.200.0000 perharinya sehingga masyarakat dusun ruamongah merubah mata pencahariannya dari nelayan ke petani.
This study discusses the crimes that have occurred in Padang city and their relationship with the development of the city itself. This study used a descriptive spatial approach. The data on crime obtained from Pos Metro Padang newspaper, which specifically contains criminal news from 2015-2016. The data on the development of Padang city was taken from a literature study using a Central Bureau of Statistics or Badan Pusat Statistik (BPS) report. The study used indicators such as the economic level of the region, population data, population density, regional infrastructure, and any linkages with other regions. The results of this study involved the dominant crimes in Padang city of theft, illegal drugs, and immorality. The results showed that there were six sub-districts with high crime rates in 2015 and 2016, including West Padang, South Padang, Lubuk Begalung, Kuranji, East Padang, and Koto Tangah. West Padang and South Padang are downtown areas with high levels of economic activity. East Padang, Lubuk Begalung, Kuranji, and Koto Tangah are the suburban areas of Padang, which also have high population density levels. These areas focused around an education center in Padang City. Based on the results, there is a link between the development of the region and criminal activity. With the presence of various activities in the downtown area, densely populated people and the large number of activities that take place in suburban areas will result in the emergence of various attractions that makes people interested in coming to the region. It is also one of the factors that can trigger criminal acts in Padang city.
Program ini merupakan rangkaian kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat sekitar. Jadi, diperkenalkan agar nanti masyarakat bisa menjadi lebih produktif, proaktif, cerdas, pandai, dan mampu meningkatkan taraf hidupnya. Selain itu, yang menjadi pertimbangan juga bagi Pemerintah daerah untuk mendukung program kreativitas. Adapun target yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah terciptanya Desa Matotonan, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatra Barat sebagai desa wisata yang berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat dan memiliki media pemasaran baik berupa sosial media maupun website. Disamping itu, Desa Matotonan sudah memiliki pemetaan potensi wisata dan rancangan pengembangan, sehingga dapat berkembang seiring pelaksanaannya. Kegiatan tersebut melibatkan empat orang dosen dari beberapa prodi yakni Pendidikan Ekonomi, Pendidikan B. Inggris, Geografi. Metode yang digunakan adalah Tahapan yang digunakan dalam menyelesaikan kegiatan ini adalah pemberdayaan masyarakat dengan memberikan Edukasi dan pendampingan melalui pendekatan Model Participatory Rural Appraisal (PRA) yang menekankan keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data, mengolah, menganalisis dan membahas Analisis Ketahanan Pangan Di Kabupaten Sijunjung dilihat dari: 1.Tingkat Ketahanan Pangan di Kabupeten Sijunjung 2.Bagaimana Distribusi Spasial Tingkat Ketahanan pangan Kabupeten Sijunjung. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif Kuantitatif. Populasi dalam penelitian ialah semua Lokasi di Kabupaten Sijunjung. Sampel penelitian ini adalah semua wilayah populasi. Teknik yang digunakan dalam dalam penarikan sampel penelitian ini adalah Purposive Sampling di Kabuaten Sijunjung diambil dengan cara mengambil sampel yaitu total sampel sama dengan populasi yaitu total sampling. Teknik analisa data menggunakan analisis Analisis Spasial sig (Overlay). Hasil akhir penelitian ini yang di temukan bahwa : 1). Tingkat Ketahanan Pangan di Kabupeten Sijunjung Tahun 2021 diantaranya terdapat 1 Skor yaitu “Kerentanan Sedang” berjumlah 8 Kecamatan (8) diantaranya (Kecamatana Koto Tujuh, Kupitan, Sijunjung, Sumpur Kudus, Tanjung Gadang, Ampek Nagari dan Kamang Baru dan Lubuk Tarok). 2). Distribusi Spasial Tingkat Ketahanan Pangan dimana Tingkat Rasio Konsumsi Normatif Per kapita Kategori “Defisit Tinggi” yaitu Kecamatan Kamang Baru, Tanjung Gadang, Sijunjung, Lubuk Tarok) selanjutnya “Defisit Rendah” yaitu Kecamatan ( IV Nagari dan Sumpur Kudus) dan “Defisit Sedang” selanjutnya Tingkat Penduduk di bawah garis kemiskinan dimana terdapat 2 Klasifikasi yaitu “Klasifikasi rendah” yaitu : Kecamatan Kamang baru, IV Nagari dan Kupitan dan Klasifikasi “Sangat Rendah” yaitu Kecamatan Tanjung Gadang, Sijunjung, Lubuk Tarok , Koto VII dan Sumpur Kudus dan Tingkat AHH di temukan 2 Skor yaitu skor “Rendah” berjumlah 3 Kecamatan ( Kamang Baru,Tanjung Gadang berjumlah 35.657 dan Sijunjung Skor skor “Sangat Rendah” berjumlah 5 Kecamatan diantaranya kecamatan (Lubuk Tarok, IV Nagari, Kupitan, Koto VII dan Sumpur Kudus.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.