The objective of the research was to determine the effects of liquid organic fertilizer and defoliation interval on growth characteristics and quality of elephant grass cv. Taiwan. The research was assigned in completely randomized 3 x 3 factorial design with 3 replications. The first factor was liquid organic fertilizer with three doses (0, 300, and 600 ml/polybag) and the second factor was defoliation interval with 3 intervals (30, 45 and 90 days). Parameters observed were plant height, number of leaves, leaf area, number of tillers, dry weight, crude protein, ADF and NDF contents. Results showed that liquid organic fertilizer had significant effect (P<0.05) on plant height, number of leaves, leaf area, number of tillers, and dry matter yield but had no significant effect on crude protein, ADF and NDF contents. Defoliation interval significantly (P<0.05) influenced growth characteristics and quality of the plant. As increasing defoliation interval, plant height, number of leaves, leaf area, and number of tillers increased, but crude protein decreased while ADF content increased. NDF levels did not significantly influenced by defoliation interval. It can be concluded that liquid organic fertilizer and manipulation of defoliation interval can be used to increase the growth characteristics and quality of elephant grass cv. Taiwan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk cair dan interval defoliasi terhadap produksi dan kandungan lignin rumput Taiwan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk cair (control, 300 dan 600 ml/polybag) dan faktor kedua adalah interval defoliasi (30, 45 dan 90 hari). Parameter yang diamati adalah kandungan hara tanah, produksi dan kandungan lignin rumput Taiwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan hara tanah di lokasi penelitian masih sangat rendah meliputi C-Organik, N, P, K, C/N. Pada produksi rumput Taiwan tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk cair dengan dosis 600ml/polybag yaitu 334,96 gram dengan interval defoliasi 90 hari yaitu 282,11 gram. Sedangkan kandungan lignin terendah pada perlakuan kontrol 6,10% dan interval defoliasi 30 hari yaitu 5,98%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian pupuk cair 600 ml/polybag dapat meningkatkan produksi segar rumput gajah Taiwan dan tidak menunjukkan pengaruh terhadap kandungan lignin
Susu sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar produk kecantikan seperti sabun, lulur maupun masker wajah karena memiliki kandungan sifat antibakteri dan antioksidan yang baik untuk kesehatan kulit. Produk khas suku Bugis Sulawesi Selatan yang komposisinya berasal dari bahan alamiah yakni bedak “lotong” (baca : bedak hitam) dibuat secara tradisional berbahan dasar alamiah terdiri dari ketan hitam (Oryza sativa L. glutinosa), temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb), dan asam jawa (Tamarindus indica). Tujuan penelitian adalah menganalisis apakah masker wajah berbahan dasar susu sapi kombinasi bedak “lotong”dengan persentase berbeda dapat meningkatkan aktivitas antioksidan masker dan menurunkan nilai TBA masker serta menetralkan nilai pH masker. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dengan persentase kombinasi masker susu dan bedak ”lotong” yang berbeda yaitu (P0=Masker Susu 100%+0% bedak ”lotong”, P1=Masker Susu 50%+50% bedak ”lotong”, P2=Masker Susu 60%+40% bedak ”lotong”, dan P3= Masker Susu 70%+30% bedak ”lotong”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase kombinasi bedak ”lotong” pada masker susu maka semakin tinggi aktivitas antioksidan yang dihasilkan dan menurunkan nilai TBA serta nilai pH yang dihasilkan terbaik sampel P1 yakni 4.7 sesuai dengan kadar normal pH kulit wajah yakni 4.5-5.5.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk organik cair dengan dosis berbeda terhadap daun rumput gajah (Pennisetum purpureum). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan pemberian pupuk dan 3 ulangan. Perlakuan P0= kontrol, P1 = 150 ml/polybag, P2= 300ml/polybag dan P3= 450ml/polybag. Variabel yang diamati adalah panjang daun, lebar daun dan luas daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk organik cair pada dosis 450 ml/polybag memberikan hasil terbaik pada variabel yang diukur dengan rincian panjang daun (103,33 cm), lebar daun (3,1 cm) dan luas daun (321,33 cm2).
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian pupuk kandang dengan dosis berbeda pada pertumbuhan jagung pakan NK 212 yang ditanam pada lahan kering. Penelitian ini dirancang berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan 4 ulangan. Perlakuan K0 = kontrol, K1 = 1 kg/10m2, K2 = 2 kg/10m2, K3 = 3 kg/10m2. Sidik ragam memperlihatkan bahwa pengaruh pemberian dosis pupuk kandang yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan jumlah klorofil jagung pakan NK 212. Hasil peneltian memperlihatkan rata-rata pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan K3; tinggi tanaman = 221,75 cm/btg, jumlah daun = 15,50 helai/btg, luas daun 3.354,50 mm2/helai. Pertumbuhan tertinggi jagung pakan pada perlakuan K3 dengan dosis pupuk kandang 3 kg/10m2.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.