Pada masa remaja terjadi peningkatan kepedulian terhadap gambaran tubuh. Mayoritas remaja putri berpendapat bahwa tubuh kurus, langsing dan kecil merupakan suatu bentuk yang sempurna. Adanya perubahan berupa peningkatan lemak tubuh pada masa pubertas menyebabkan remaja putri sering merasa kurang puas dan mengakibatkan remaja melakukan pengontrolan berat badan untuk mencapai konsep bentuk tubuh ideal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara citra tubuh (body image) dengan gangguan makan (eating disorder) pada remaja putri. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan rancangan cross sectional yang mengikutsertakan 80 siswi SMK Borneo Lestari. Subjek dipilih dengan teknik stratified random sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner Multidimensional Body Self Relations Questionnaire Appearance Scale (MBSRQ-AS) dan kuesioner Eating Attitude Test (EAT) yang telah dimodifikasi. Analisis data menggunakan uji korelasi spearman. Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden memiliki citra tubuh positif (81,9%) dan memiliki risiko gangguan makan ringan (56,3%). Uji korelasi spearman menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara citra tubuh dengan gangguan makan pada remaja putri pn=0,717 (α>0,05). Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi skor total citra tubuh seseorang maka akan semakin tinggi pula skor total gangguan makan, yang berarti semakin positif citra tubuh maka akan berisiko gangguan makan ringan.
AbstrakUsia Dewasa Awal merupakan usia rentan mengalami krisis karena terdapat tuntutan sosial yang harus dicapai seperti menikah, bekerja dan memiliki masa depan yang jelas. Tuntutan yang ada seringkali membuat seseorang merasa khawatir akan masa depannya sehingga berdampak pada psikologisnya sehingga dibutuhkan suatu usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi perasaan khawatir tersebut agar dapat menjalani hidup secara optimal. Topik pengabdian masyarakat ini adalah masalah yang terjadi pada masa dewasa awal yaitu (QLC) Quarter Life Crisis, yakni perasaan khawatir yang hadir atas ketidakpastian kehidupan mendatang seputar relasi, karier, dan kehidupan sosial yang terjadi sekitar usia 20-an). Tujuan kegiatan ini adalah memberikan gambaran terkait QLC (tanda-tanda, kategori, cara menghadapi rintangan, dan meningkatkan pemahaman). Metode kegiatan berupa seminar online (diskusi panel) melalui aplikasi Zoom Meetings dengan tema “Quarter Life Crisis : Choose the Right Path, What Should I Do Next?” terbagi menjadi 2 sesi penyampaian materi. Peserta berasal dari masyarakat umum berjumlah 116 orang. Hasil dari kegiatan ini adalah peserta memahami konsep QLC dan aplikasinya dalam realita kehidupan.. Kegiatan ini penting dilaksanakan karena QLC pada setiap orang berbeda-beda dan dinamis sehingga perlu pemahaman konsep dan penerapan QLC yang tepat.Kata Kunci: QLC, dewasa awal ,perkembangan.AbstractAdulthood is an emerging age because the challenges of social norms must be achieved, such as getting married and having a bright future. Sometimes, someone worried about his future and has an impact on the psychological. Its takes an effort to reduce the feeling. .The topic of community service is Quarter Life Crisis, which’s the worriness that’s present over the uncertainty of future life (relationships, careers, and social life) occurs around the age of 20. The purpose is to provide an overview of QLC (signs, categories, how to deal with obstacles, and increase understanding). The method used online seminar (panel discussion) through the Zoom Meetings application with the theme "Quarter Life Crisis: Choose the Right Path, What Should I Do Next?" divided into 2 sessions. The participants came from the general public (116 people). The results are the participants understand the concept of QLC and its application. This activity is important to carry out because everyone's QLC is different and dynamiC. It’s necessary to understand the concept and apply the correct QLC.Key Word: QLC, adult, development
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.