AbstrakRegenerasi dan restorasi hutan rawa gambut merupakan hal yang sulit terjadi secara alami. Restorasi ekosistem bukan hanya membuat tegakan baru tetapi juga harus berbasis keanekaragaman hayati lokal untuk membuat peluang berhasilnya menjadi lebih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data mengenai potensi permudaan alam dalam rangka regenerasi dan restorasi lahan gambut di Tahura Orang Kayo Hitam pasca kebakaran hutan. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan, yaitu dari Maret sampai Oktober 2019 di Tahura Orang Kayo Hitam, Herbarium Fakultas Kehutanan Universitas Jambi dan Laboratorium Silvikultur dan Manajemen Universitas Jambi. Metode yang digunakan adalah kombinasi transek dengan garis berpetak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 29 jenis anakan alam yang tergabung dalam 19 famili tumbuhan. Jenis yang paling dominan adalah arang-arang (Diospyros mangiayi) diikuti oleh meranti bunga (Shorea teijsmanniana) dengan Indeks Nilai Penting (INP) berturut-turut sebesar 20,10% dan 19,33%. Indeks kekayaan Margaleff D= 4,88, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H’= 2,96 dan indeks Evennes E= 0,88. Nilai dari semua indeks menunjukkan kondisi permudaan alam yang cukup baik di Tahura Orang Kayo Hitam. Hal ini diharapkan mampu menjadi pendorong dalam restorasi ekosistem yang berbasis jenis lokal untuk masa depan hutan rawa gambut. Abstract Regeneration and restoration of peat swamp forests is a difficult thing to happen naturally. Ecosystem regeneration and restoration not only create new stands but must also be based on local biodiversity to make the chances of success even higher. The purpose of this study is to obtain data and information about the potential of seedlings for the regeneration and restoration of peatlands in Tahura Orang Kayo Hitam after forest fires. This research was conducted for 7 months from March to October 2019 with locations in Orang Kayo Hitam Tahura, Herbarium of the Faculty of Forestry at the University of Jambi and the University of Jambi's Silviculture and Management Laboratory. The most dominant types are arang-arang (Diospyros mangiayi) followed by meranti bunga (Shorea teijsmanniana) with Important Value Index (INP) respectively of 20.10% and 19.33%. Margaleff's Wealth Index D= 4, 88. The Shannon-Wiener Diversity Index shows a value of H 'of 2.96 and the Index of Evennes indicates a value of E= 0.88. The values obtained from all of the measured indices indicate the condition of natural regeneration which is quite good in Tahura Orang Kayo Hitam. This is expected to lead to local species-based ecosystem restoration for the future of peat swamp forests.
Keluarga Medang-medangan (Famili Lauraceae) merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang banyak ditemukan di daerah tropis. Lauraceae juga termasuk kelompok yang paling banyak dimanfaatkan dan bernilai ekonomi tinggi. Pemanfaatan intensif dan nilai ekonomi yang tinggi tidak diimbangi dengan usaha konservasi yang memadai membuat Famili Lauraceae menjadi rentan dalam kepunahan. Permasalahan yang muncul dari keinginan untuk melakukan konservasi bagi Famili Lauraceae adalah sangat minimnya pengetahuan tentang jenis serta nama ilmiah yang benar. Taman Hutan Kota Muhammad Sabki merupakan hutan kota yang diperlukan karena fungsinya antara lain memperbaiki dan menjaga iklim mikro dan nilai estetika, meresapkan air, menciptakan kesimbangan dan keserasian lingkungan fisik kota, dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati di Indonesia. Peneliti tertarik untuk melakukan eksplorasi botani dan identifikasi terhadap keanekaragaman jenis famili Lauraceae yang berada di taman hutan kota Muhammad Sabki. Penelitian dilakukan ada bulan Agustus-Oktober 2017 di taman Hutan Kota M. Sabki. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah anggota family Lauraceae di Hutan Kota M. Sabki ditemukan berjumlah 12 spesies dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener 2,36.
Nepenthes izumiae Troy Davis, C. Clarke & Tamin (Nepenthaceae), a new species from the Bukit Barisan, West Sumatra, Indonesia, is described.
Kebakaran merupakan salah satu penyebab kerusakan hutan rawa gambut di Indonesia. Kerusakan yang berlangsung selama kebakaran hutan bersifat eksplosif dan dalam waktu relatif cepat dan areal yang luas. Padahal daerah gambut merupakan habitat berbagai flora yang dilindungi. Salah satu flora yang dilindungi yang mempunyai habitat di daerah lahan gambut adalah kantong semar (Nepenthes spp.). Kantong semar (Nepenthes spp.) termasuk tanaman yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Tahura sekitar tanjung/Orang kayo hitam merupakan wilayah Tahura yang sebagian besarnya merupakan lahan gambut. Kondisi terkini lahan gambut Tahura Sekitar Tanjung yang merupakan habitat dari beberapa jenis Nepenthes pasca kebakaran hutan 2015 masih terus diteliti. Sebagai tumbuhan yang dilindungi, maka perhatian terhadap kantong semar mesti terus dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat vegetasi tumbuhan yang ada di sekitar habitat kantong semar pasca kebakaran hutan 2015. Dari hasil penelitian didapatkan 1 jenis kantong semar yaitu Nepenthes mirabilis. Selanjutnya terdapat 6 jenis tumbuhan yang hidup pada sekitar habitat N.mirabilis di Tahura sekitar tanjung/orang kayo hitam. Jenis yang paling dominan adalah Stenochlaena palustris dan Combretocarpus rotundatus.
Kompleks Candi Muaro Jambi merupakan salah satu wisata andalan Provinsi Jambi yang mulai dikenal di dalam maupun di luar negeri. Keberadaan jenis-jenis pohon hutan yang terdapat di kompleks percandian Muaro Jambi sangat penting untuk dipertahankan. Kegiatan eksplorasi botani di kompleks percandian Muaro Jambi sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka melakukan inventarisasi dan identifikasi jenis-jenis pohon yang ada. Data yang diperoleh akan berguna dalam kegiatan konservasi dan pelestarian tumbuhan hutan tropis secara menyeluruh. Penelitian dilaksanakan di lokasi Candi Koto Mahligai, di areal resapan air/sepanjang jalur sungai di Kompleks Candi Muaro Jambi, Desa Muara Jambi, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Laboratorium Silvikultur dan Herbarium Fakultas Kehutanan Universitas Jambi. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan dari bulan April sampai dengan bulan Oktober 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis-jenis pohon yang terdapat di areal Candi Mahligai dan areal resapan air kompleks Candi Muaro Jambi. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Tahapan kegiatan penelitian terdiri dari eksplorasi, pembuatan spesimen herbarium, studi pustaka, identifikasi Jenis. Hasil yang didapatkan yaitu suku yang dijumpai dalam wilayah Candi Koto Mahligai dan Sempadan sungai yang terdapat dalam kompleks Candi Muaro Jambi adalah sebanyak 17 suku, antara lain : Anacardiaceae, Burseraceae, Cucurbitaceae, Dilleniaceae, Euphorbiaceae, Fabaceae, Hyperaceae, Lythraceae, Malvaceae, Meliaceae, Moraceae, Oxalidaceae, Phyllanthaceae, Rubiaceae, Salicaceae, Sapindaceae, Verbenaceae. Jenis pohon yang paling banyak ditemui adalah jenis Peronema canescens Jack (Sungkai) sebanyak 86 individu dan Lansium parasiticum (Duku) yaitu sebanyak 38 individu. Kata kunci: eksplorasi , Candi Muaro Jambi, jenis pohon
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.