The impact of temperature and potassium fertilizers on the growth, yield, and basic biochemical characteristics of sweet potato, <em>Ipomoea batatas </em>var. Antin- 1, was investigated in lowland and highland terrains. In this study we aimed to determine the different traits of the sweet potato, based on its morphology, physiology, and biochemical composition, following treatments with a potassium fertilizer at different temperatures. The study was undertaken using a nested factorial design. The first factor was temperature at each of the two sites: T1 (lowland) and T2 (highland). The second factor was potassium fertilizer (K<sub>2</sub>O) nested within the temperature factor and consisting of four levels of K: K0 (0 kg/ha), K1 (50 kg/ha), K2 (100 kg/ha), and K3 (150 kg/ha). Each potassium treatment was replicated three times at each location. Plant vegetative growth in the lowland region, with a daily average temperature of 26.8 °C, tended to be more bushy, with several different morphological properties: The main stem was longer (160.7 cm) and spreading, the stem diameter was greater, and the petioles were significantly longer in the lowland plants compared with the highland plants; however, no differences were observed in the leaf characteristics. The differential temperature (depending on altitude) resulted in significant differences in relative growth rates (RGR) and net assimilation rates (NAR); the values for RGR-1 and NAR-1 in the lowlands were higher than those in the highlands. The tuber weight, yield index, anthocyanin accumulation, and glucose content were significantly higher in the highland crops than in the lowland plants, which grew under relatively higher temperatures. Potassium applications caused significant differences in the anthocyanin content (mg/100 g fresh weight), anthocyanin production (kg/ha), and glucose production (kg/ha) at different locations.
Manfaat kedelai edamame sebagai sumber protein tinggi perlu ditingkatkan produksinya terutama di dataran rendah yang cukup luas di indonesia yang belum dimanfaatkan untuk penanaman kedelai. Pengelolaan bahan organik yang baik dengan penggunaan pupuk-pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga dapat mendukung pertumbuhan kedelai didataran rendah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai pupuk organik padat dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil Edamame didataran rendah. Penelitian ini dilaksanakan ini dilaksanakan di Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli serdang, Sumatera Utara, pada bulan April sampai bulan Juni 2020 pada ketinggian tempat ± 50 meter di atas permukaan laut. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah pemberian berbagai jenis pupuk organik padat dengan dosis masing-masing 30 ton/ha yaitu: Pukan Sapi ?P1?, Pukan Kambing ?P2?, kompos ?P3?. Faktor kedua adalah pemberian dosis pupuk Pupuk Hayati Bioneensisyaitu : tanpa pupuk ?0 gr /plot)?B0?, Bioneensisdengan dosis 10 gr/plot?B1?, Bioneensisdengan dosis 20 gr/plot?B2?Bioneensisdengan dosis 30 gr/plot ?B3?. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik padat berpengaruh nyata meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering bagian atas edamame, berat basah akar dan berat polong per plot. Sedangkan pemberian pupuk hayati bioneensisdan interaksi perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Berat polong per plot terbesar diperoleh pada tanaman edamame yang diberi perlakuan pupuk kandang30 ton.ha-1 yaitu sebesar1.379 gr/plot
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dosis pupuk kandang dan bakteri pelarut fosfat Rhiphosant yang tepat untuk pertumbuhan dan produksi kacang hijau di lahan kering. Penelitian dilakukan di Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Percut Sei Tuan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) Faktorial dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah pupuk kandang (P) terdiri dari P0 (0 ton/ha), P1(3 ton/ha), P2 (6 ton/ha dan P3 (9 ton/ha). Faktor kedua aplikasi BPF Rhiphosant (B) terdiri dari perlakuan B0 (0 kg/ha), B1(1 kg/ha), dan B2 (2 kg/ha). Aplikasi pupuk kandang memberikan perbedaan tidak nyata pada bobot kering tanaman dan indeks panen tanaman kacang hijau di lahan kering. Namun pupuk kandang memberikan efek berbeda nyata pada komponen hasil panen yaitu jumlah polong dan bobot biji. Perlakuan BPF Rhiphosant memberikan efek tidak nyata pada pertumbuhan vegetatif dan komponen panen. Demikian juga kombinasi perlakuan pupuk kandang dan BPF Rhipohosant menunjukkan pengaruh tidak nyata untuk semua parameter yang diamati, sehingga belum diperoleh kombinasi dosis yang tepat untuk mendukung pertumbuhan dan produksi tertinggi kacang hijau di lahan kering.
Tanaman mentimun (Cucumis sativus L) merupakan salah satu sayuran buah yang banyak di konsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis pupuk organik rumput laut dan pupuk NPK Mutiara yang tepat untuk pertumbuhan tanaman mentimun. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktorial yang diteliti yaitu: pupuk organik rumput laut (R) terdiri dari 3 taraf perlakuan R1 = 10 ton/ha (1,5 kg/plot), R2 = 20 ton/ha (3 kg/plot), R3 = 30 ton/ha (4,5 kg/plot), dan faktor dosis pupuk NPK terdiri dari 3 taraf perlakuan P0= 0 kg/ha (0 g/plot), P1 = 200 kg/ha (30 g/plot), P2 = 300 kg/ha (45 g/plot). Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah jumlah daun (helai), tinggi tanaman (cm), jumlah cabang, jumlah buah persampel (buah), jumlah buah perplot, berat buah persampel (gram), dan berat buah perplot. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk rumput laut berpengaruh nyata terhadap semua parameter. Pemberian pupuk rumput laut terbaik pada perlakuan R3 = 30 ton/ha (4,5 kg/plot). Pupuk NPK Mutiara memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun, tinggi tanaman, berat buah persampel, berat buah perplot, dan jumlah buah perplot. Pemberian pupuk NPK Mutiara terbaik pada perlakuan P2 = 300 kg/ha (45 g/plot). Interaksi pupuk rumput laut dan NPK Mutiara berpengaruh nyata terhadap jumlah buah persampel, berat buah persampel.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.