Infrastructure construction made andesite’s demand has increased, particularly in Lampung Province. In this research, its distribution in West Sungkai of North Lampung is mapped based on Electrical Resistivity Tomography (ERT) data from 6 lines, each of them was 186 m in length. Due to its excellent vertical resolution, Wenner configuration is performed. The research area is part of Quarter Holocene Volcanic (Qhv) formation. Lajur Barisan members consist of volcanic breccia, lava, and andesite-basalt tuff; thus, resistivity modeling is built within this aisle. Subsurface resistivity model has been created using the non-linear inversion method with promising low error at the third to fifth iterations, which marks an acceptable value. Using 2D and 3D ERT modeling, it is estimated that there are three mains of rocks based on their resistivity value: sandy tuff with 65 – 212 Ω m; tuff with 212 – 655 Ω m; and andesite with resistivity more than 655 Ω m. Andesite within this area is likely lava andesite which spread from the middle to the West and north. It is located at 5 – 35 m in depths with the reserve estimation of andesite is about 1.65 million tons.
Desa Gayau yang terletak di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran sering mengalami kekeringan air pada saat musim kemarau sehingga perlu dilakukannya pengukuran geolistrik untuk mengidentifikasi keberadaan lapisan akuifer air tanah. Pada penelitian ini konfigurasi yang digunakan adalah Schlumberger dengan panjang bentangan MN/2 sebesar 1, 5, 10, dan 20 meter. Sedangkan panjang bentangan AB/2 sebesar 6 hingga 300 meter. Pada tahapan inversi data VES, kami menggunakan algoritma Particle Swarm Optimization (PSO) untuk memperoleh nilai parameter resistivitas dan ketebalan lapisan. Algoritma ini dipilih karena cepat menuju konvergen dan relatif stabil. Hasil dari inversi ini diperoleh bahwa lapisan akuifer pertama berada pada kedalaman 21.4 - 52.1 meter dengan litologi batupasir berbutir halus dengan sisipan tufa Lapisan akuifer kedua berada pada kedalaman 52.1-70 meter dengan litologi breksi. Pada kedalaman 70 meter diinterpretasikan sebagai akuifer air tanah, namun memiliki debit yang kecil. Hal ini disebabkan karena litologi lapisan berupa breksi, dasit dan lava basal dari Formasi Hulusimpang. Sistem aliran air tanah pada lapisan ini merupakan sistem media pori yang berakibat pada debit rendah dan waktu pengisian kembali lapisan air tanah relatif lama.
An initial subsurface survey to predict the aquifer is important to avoid the unprospect drill location and getting groundwater with the right discharge. In this study, prediction of the aquifer was carried out using the seismic refraction method in Jatimulyo Village, Jati Agung District, South Lampung Regency. The data was collected on October 6, 2019 using the SUMMIT X One seismic tool with 24 Geophones. The first break data from p-wave travel time is processed and interpreted using the Hagiwara method. Interpretation results show that there are three layers of subsurface lithology in the study area. The weathering layer was found at 2 m to 3.5 m depth with average velocity of 360 m/s. The second layer is dry sand with a velocity of 890 m/s at a depth of 2 m to 8 m. The third layer with a 2300 m/s velocity is a mixture of clay rock and saturated sand at depths of more than 8 m. As a comparison there is resistivity distribution data on the same measurement line in the study area. The overall interpretation shows that at a depth of 12 m with saturated clay sedimentary rock as a prospect of aquifer in this study area.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) telah dilakukan di desa Gaya, kecamatan Padang Cermin, kabupaten Pesawaran, provinsi Lampung. Permasalahan yang dialami desa tersebut adalah sarana penampungan air yang sudah dibuat tidak optimal digunakan karena sumur bor yang dimiliki, kondisi airnya sering kering. Sarana tersebut diperuntukkan bagi warga desa ketika musim kemarau tiba. Tim PkM mengajukan suatu pendekatan dari segi kerekayasaan geofisika untuk mengatasi permasalahan tersebut, berupa peninjauan kembali kedalaman akuifer sumur bor desa. Pendekatan tersebut menggunakan metode resistivitas 1D. Metode ini bertujuan untuk mengetahui lapisan batuan bawah permukaan bumi dengan dilihat dari distribusi nilai resistivitas terhadap kedalaman. Ada 3 titik pengukuran di sekitar sumur desa tersebut dengan posisi sumur berada di antara ketiga titik tersebut. 1 titik memiliki bentangan 400 m dan 2 titik yang lain sepanjang 600 m. Hasil analisis dari metode resistivitas 1D menjelaskan bahwa estimasi jenis batuannya berupa endapan alluvium, lempung tufaan, batu pasir tufaan, kerakal/ kerikil, dan lava andesit. Akuifer berada pada batu pasir tufaan atau kerakal/kerikil. Hasil analisis juga memberikan informasi bahwa posisi dan kedalaman sumur tidak berada pada akuifer. Dengan demikian, memberikan rekomendasi perlu adanya pengeboran ulang. Kemudian tim juga memberikan gambaran bahwa ada 2 posisi yang cocok untuk dibor beserta dengan kedalamannya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.