Sumatran lichen has the potential as antiviral, pure isolates that have been isolated and developed as prospective compounds for COVID-19 treatment. Computational methods were used to accelerate the discovery and screening of potential new compounds. The molecular structures of the isolated compounds such as Lobarin, Atranorin, Methyl 2,4-dihydroxy-3,6-dimethylbenzoate, Methyl 3-formyl-2,4-dihydroxy-6-methylbenzoate, Ethyl 3-formyl-2,4-dihydroxy-6-methylbenzoate, and Lobaric acid were drawn, then their activities were analyzed, processed by docking with ACE2 protein, and tested for Druglikeness. The activities and druglikeness were determined in the Swiss ADME program, while the ACE2 docking was processed by Blind Docking in Arguslab, AutoDock Vina, Open Babel, and Discovery Studio Visualizer programs. All compounds bound to the ACE2 protein, as apparent from the number of hydrogen bonds between the two. The Gibbs free energy was in the range of -5.6 to -7.0, and the best one was obtained from atranorin. As for lobarin, this compound was found to be non-drug-like.
Anak sekolah dasar merupakan kelompok usia rawan gizi. Hal ini disebabkan pertumbuhan anak yang pesat dan aktifitas sekolah yang padat. Agar tumbuh kembang anak dapat optimal, asupan gizi yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas diperlukan dan perlu perhatian berbagai pihak. Pemberian gizi pada usia ini biasanya tidak berjalan secara optimal, karena banyak faktor lingkungan yang mempengaruhimya salah satu pengetahuan orang tua dan guru yang kurang sehingga menyebabkan anak tidak dapat mengkonsumsi zat gizi yang tepat. (Siti, 2012) Indonesia pada anak umur 6 – 14 tahun (Usia Sekolah) mengalami masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Secara umum di Provinsi Jawa Barat prevalensi kurus adalah 10,9% pada laki-laki dan 8,3% pada perempuan. Sedangkan prevalensi BB lebih pada laki-laki 7,4% dan perempuan 4,6%. Masalah gizi kurang umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. (Riskesdas 2017) Pada anak usia sekolah dasar permasalahn gizi yang terjadi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan. Pendidikan gizi merupakan suatu upaya untuk membuat seseorang atau sekelompok masyarakat sadar akan pentingnya peran gizi dalam kehidupan. Salah satu hal yang perlu diinformasikan ke anak sekolah dasar terutama masalah Pedoman Gizi Seimbang dan menyadari bahwa sebenarnya slogan Empat Sehat Lima Sempurna (4S5S) sudah tidak dipergunakan lagi (Nuryanto 2014). Masalah gizi pada anak usia sekolah dasar dapat dicegah dengan menggunakan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). PUGS merupakan pedoman tentang susunan makanan sehari–hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal, dengan pemilihan dan mengkonsumsi makanan yang baik, bergizi dan seimbang dapat mempengaruhi status gizi. Gizi seimbang merupakan susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Konsumsi pangan individu dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Tingkat pengetahuan dapat diperoleh melalui media masa, pendidikan, pengalaman, hubungan sosial, dan budaya. Dengan tingkat pengetahuan yang baik maka sesorang akan lebih selektif dalam mengkonsumsi makanan yaitu makanan apa yang bagus untuk dikonsumsi, manfaat yang diberikan dan bagaimana kandungan gizi sehingga dapatan terpenuhinya kebutuhan gizi dalam tubuh (Redyastuti, 2017). Media pendidikan gizi perlu dipertimbangkan karakteristik dan selera sasaran penyuluhan sehingga pesan gizi yang disampaikan dapat diterima secara efektif (Khomsan 2000). Pendidikan gizi yang diberikan pada anak usia sekolah dasar diupayakan diberikan melalui media yang menarik agar penyampaian materi dapat diterima lebih mudah. Edukasi gizi dapat diberikan dengan metode yang menarik, salah satunya yaitu metode nutriedutainment. Nutriedutainment merupakan gabungan dari nutrition, edukasi dan entertainment yang berarti suatu cara untuk membuat proses pendidikan dan pengajaran gizi menjadi menyenangkan, sehingga siswa dengan mudah menangkap dari pembelajaran mengenai gizi seimbang. Nutriedutainment dapat dilakukan didalam maupun diluar kelas, diberikan dengan metode melakukan permainan, mendengarkan cerita, dan menonton drama.
Fruits and vegetables consumption are important for our health but its consumption is low especially for teeneger. High school student are the vulnerable age group for consumption of fruits and vegetables. Their eating habits will give the impact for their growth, development and health in the future. SMAN 1 Telukjambe students tend to eat fast food and rarely consume fruits and vegetables. The purpose of this activity is to motivate and increase the awareness and comsumption of fruits and vegetables of the participants. The method used in this activity was counseling using food model and questionnaire on pretest and posttest with category of knowledge, preference, and consumption of 28 students SMAN 1 Telukjambe Timur. The result of this activity will be descriptive analysis. The result showed that after counseling, students knowledge about fruits and vegetables were increase by amount 80%. Students preference of fruits were 92% positive and students preference of vegetables were 79% positive. But in contrast, their consumption just 4% for fruits and 25% for vegetables. So, it is expected to increased students awareness and students consumption of fruits and vegetables after this activity.
Terubuk or Saccharum edule Hassk is one of the indigenous vegetables and is native to Southeast Asia. Terubuk has the potential to be developed and can increase its economic value. However, so far, its utilization has not been maximized and is still limited to simple processing techniques such as making fresh vegetables, steaming, sautéing, lodeh vegetables, curry mixture, tamarind vegetables, fried, and used as animal feed so that it is necessary to diversify with more modern and practical processing technology. This community service activity aims to increase homemakers' knowledge about using local food in Karawang, especially terubuk. The method used in this activity is public education through lectures, questions and answers, and discussions. The participants of this activity were Kosambi housewives totaling 16 people. The results of the service there is an increase in the percentage of pre-post test knowledge. Increased knowledge of homemakers can be used as a community empowerment model in increasing knowledge of making healthy, easy, and inexpensive snacks.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.