Diketahuinya penerapan terapi non farmakologik pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi dari berbagai perbandingan. Sumber perncarian jurnal pada penelitian ini adalah Google Schoolar, DOAJ dan Portal Garuda artikel yang diterbitkan dari tahun 2015-2018, jurnal intervensi untuk mengatasi tekanan darah pada pasien hipertensi, merupakan intervensi non farmakologi, merupakan intervensi yang efisien berdasarkan hasil penelitian dan intervensi yang mudah dilakukan. Berdasarkan pada sepuluh artikel sesuai dengan kriteria inklusi. Berdasarkan sepuluh artikel tentang terapi non farmakologik dalam pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi membuktikan bahwa 100% terapi non farmakologik efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Teknik non farmakologik yang digunakan dalam jurnal yang terpilih yaitu, pemberian juice campuran tomat dan mentimun, pemberian juice belimbing dan buah naga, pemberian jus papaya mengkal dalam, pemberian madu, relaksasi menggenggam jari dan nafas dalam, terapi bekam, pemberian air rebusan daun salam, pemberian terapi music suara alam, terapi Healing Touch, dan terapi Slow Deep Breating Berdasarkan 10 jurnal yang terpilih sesuai dengan kriteria inklusi, terapi non farmakologik yang efektif dalam mengendalikan tekanan darah pada pasien hipertensi adalah pemberian juice campuran tomat dan mentimun, pemberian madu, terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam, terapi music suara alam dan slow deep breating
Pendahuluan: Penyakit hipertensi bukan hanya beresiko tinggi pada penderita penyakit kardiovaskuler tetapi juga penyakit yang lain seperti saraf dan ginjal. Semakin tinggi peningkatan tekanan darah, semakin besar pula resiko komplikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat anti hipertensi pemderita di wilayah kerja Puskesmas Samata Kabupaten Gowa Metode: Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan quesioner yang dibagikan pada pasian Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Samata Kabupaten Gowa dapat diketahui. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampel sebanyak 72 sampel. Hasil: Temuan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara motivasi berobat (ρ= 0,025 < α =0,05), dukungan keluarga (ρ= 0,021 < α=0,05), dan peran tenaga kesehatan (ρ= 0,037 < α = 0,05) dengan kepatuhan minum obat anti hipertensi penderita di wilayah kerja Puskesmas Samata Kabupaten Gowa. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara motivasi berobat, dukungan keluarga, dan peran tenaga kesehatan dengan kepatuhan minum obat anti hipertensi sehingga disrankan untuk memaksimalkan kondisi-kondisi tersebut agar pasien hipertensi dapat tertangani dengan baik.
ABSTRAKPermasalahan kesehatan yang sangat kompleks memerlukan penanganan yang melibatkan seluruh profesi kesehatan. Status gizi anak menjadi salah satu hal penting untuk mempersiapkan generasi berkualitas. Pendidikan kesehatan dalam bentuk pelatihan diharapkan mampu mengubah kompetensi kolaborasi lintas profesi petugas kesehatan. Dengan Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh pelatihan pada petugas kesehatan terhadap pengetahuan tentang gizi buruk dan kolaborasi lintas profesi. Penelitian ini menggunakan pendekatan Mix-Methode dengan teknik triangulasi menggunakan kuesioner untuk tahapan kualitatif dengan melakukan analisis kontent dan pada tahapan kuantitatif menggunakan metode Rancangan penelitian -Pra Experiment‖ dengan desain penelitian menggunakan -one group pre and post test design". Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk. Analisa statistik menggunakan Wilcoxon test dan paired T test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analysis content menginformasikan bahwa pelatihan telah berlangsung dengan baik dan mampu meningkatkan pengetahuan peserta. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pengetahuan tentang gizi sebelum pelatihan memiliki rerata 4.50 dan setelah pelatihan memiliki rerata 4.467. Hal ini tidak menunjukkan peningkatan rerata. Hasil uji statistik yakni uji T tes menunjukkan nilai p = 0.586 (p > 0.05) yang bermakna bahwa tidak ada perbedaan rerata pengetahuan tentang gizi sebelum dengan setelah perlakuan. Sedangkan untuk pengetahuan tentang kolaborasi sebelum pelatihan memiliki rerata 8.75 dan setelah pelatihan memiliki rerata 10.67. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rerata. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p = 0.008 (p < 0.05) yang menunjukkan ada perbedaan rerata pengetahuan tentang kolaborasi sebelum dengan setelah perlakuan pada kelompok uji coba modul. Sehingga pelatihan kolaborasi lintas profesi pada penanganan gizi buruk berpengaruh terhadap perubahan pengethauan petugas kesehatan.Terdapat perbedaaan perubahan pengetahuan gizi buruk dan kolaborasi lintas profesi sebelum dan setelah pelatihan.
Pendahuluan: Masa remaja yang menjadi salah satu fase dalam kehidupan manusia, merupakan masa yang dianggap rawan dalam kehidupan. Sebuah masa peralihan dari kehidupan anak menjadi kehidupan dewasa yang tentunya perlu memperoleh informasi pengetahuan yang baik salah satunya tentang penyakit menular seksual. Masa ini memerlukan perhatian serius karena mereka masih termasuk dalam usia sekolah dan mereka akan memasuki umur reproduksi yang melibatkan organ seksual, sehingga beresiko mengalami penyakit menular seksual.Metode: Menggunakan metode Pre Eksperimen dengan desain One Group Pre Test-Post Test. Teknik Pengambilan sampel dengan Systematic Random ampling. Responden sebanyak 61 siswa(i) di SMPN 5 Bangkala Kabupaten Jeneponto.Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan data bahwa 55 siswa (90.2%) memiliki pengetahuan kategori kurang sebelum diintervensi dengan Penyuluhan Kesehatan dan setelah diintervensi Penyuluhan Kesehatan terdapat 60 siswa (98.4%) memiliki pengetahuan kategori baik, namun masih ada 1 siswa (1.6%) yang memiliki pengetahuan kategori cukup. Hasil uji statistik setelah diintervensi Penyuluhan Kesehatan menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan, menunjukan 61 siswa (100%) responden mengalami peningkatan pengetahuan dengan nilai p value sebesar 0.000 < 0.05.Kesimpulan: Penyuluhan kesehatan memberikan pengaruh yang signifikan pada pengetahuan remaja tetang penyakit menular seksual di SMPN 5 Bangkala Kabupaten Jeneponto.
Stunting is one of the national health problems caused by multidimensional factors. Stunting children have an increased risk of suffering from repeated infections that can lead to death such as diarrhea, pneumonia, smallpox, and an increased risk of chronic heart disease in childhood. The purpose of the activity was to increase the knowledge or behavior of the community about stunting in Betteng village, Pamboang sub-district. The target of the activity was the community in the working area of the Pamboang Public Health Center. This counseling emphasized more on the method of delivering information about stunting, especially in the causes, prevention, and control which were carried out in the form of explanations for families who have stunting children. In conclusion, health education affects changes in knowledge about stunting. Therefore, it is recommended to carry out health education activities if public knowledge is to be increased. ABSTRAK Kejadian Stunting merupakan salah satu permasalah kesehatan secara nasional yang diakibatkan oleh faktor multidimensi. Anak stunting meningkat resiko untuk menderita infeksi berulang yang dapat mengakibatkan kematian seperti diare, pneumonia dan cacar serta meningkatkan resiko mengalami penyakit jantung kronik di usia anak. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap stunting. Untuk itu perlu diperlukan pengetahuan yang baik oleh semua pihak. Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat Metode kuantitatif dengan pre-eksperimental dengan menggunakan suatu rancangan One Group Pre test and Post test design dengan memberikan penyuluhan kepada para petugas kesehatan tentang stunting terkait penyebab dan upaya penanggulangannya. Hasil pengukurannya menunjukkan bahwa pada pengukuran sebelum dengan pengukuran setelah intervensi memiliki nilai p = 0,084. Dengan nilai α ( 0,05 ) > nilai p value ( 0,084 ) sehingga ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi atau ada pengaruh intervensi penyuluhan penguatan keluarga dalam pengendalian stunting. Kesimpulannya bahwa penyuluhan kesehatan berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan tetang stunting. Sehingga direkomendasikan melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan jika ingin meningkatkan pengetahuan masyarakat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.