Indonesia is one of the top ten diabetes mellittus (DM) countries. However as the main complication of DM, there was lack of studies related to diabetic foot ulcer (DFU). Thus, the aim of this study was to survey the prevalence of DFU risk factors and DFU among type 2 diabetes mellitus (T2DM) patients. An epidemiological study was conducted at an outpatient endocrine clinic in a regional hospital, eastern Indonesia. All T2DM participants attending research setting that were ≥ 18 years were included. Demographic and foot care behavior were assessed using minimum data sheet (MDS). Meanwhile, presence of risk factors was evaluated by using 5.07/10 g Semmes-Weinsten Monofilament (SWM) for neuropathy and presence of angiopathy was evaluated with Ankle Brachial Index (ABI) by using a hand held Doppler (Bidop ES-100V3, Hadeco-Kawasaki, Japan) both dorsal and posterior tibialis foot. At the end of study, 249 T2DM participants were enrolled. The prevalence of DFU risk factors was 55.4% (95% CI: 53.7%-57.0%), and prevalence of DFU was 12% (95% CI: 10.3%-13.6%). Based on a logistic regression, predictors for DFU risk factors included age (OR: 1.04; 95% CI: 1.005-1.074) and daily foot inspection (OR: 0.36; 95% CI: 0.186-0.703). Meanwhile, the predictors for presence of DFU were insulin (OR: 9.37; 95% CI: 2.240-39.182), shoes (OR: 0.05; 95% CI: 0.007-0.294), spiritual belief that DM was a disease (OR: 0.04; 95% CI: 0.004-0.326) and belief that DM was a temptation from God (OR: 0.13; 95% CI: 0.027-0.598). In conclusion, we recommend to educate high risk patients to understand positive foot care behavior as essentially preventive strategies to prevent presence risk and DFU.
Penelitian ini merupakan penerapan terapi non farmakologik penanganan nyeri dari berbagai perbandingan. Desain Systematic review.
Kajian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang kebutuhan dan pengelolaan harta dalam Maqashid syariah. Harta merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia, karena akan menentukan kualitas kehidupannya baik masa sekarang maupun masa mendatang. Harta yang dimiliki oleh manusia harus memberi kemanfaatan (maslahah) baik bagi dirinya maupun bagi orang lain dan menghindari terjadinya kerusakan (mufsadat) yang dapat merugikan manusia itu sendiri. Maslahah merupakan tujuan syariah (maqashid syariah) dan menjadi inti utama dari syariah itu sendiri dan bersifat umum dan universal. Pengelolaan harta bagi manusia dimaksudkan untuk menggunakan harta dan membelanjakan sesuai dengan perencanaan. Pengelolaan harta dilakukan dengan mendistribusikan dan tidak menimbunnya karena berdampak pada terganggunya aktivitas ekonomi. Distribusi harta dan tidak menimbun dapat menghindarkan manusia dari sikap pelit, kikir, sombong dan individualis. Pengelolaan harta terdapat terdapat 5 langkah yang dilakukan yaitu Wealth creation/Accumulation atau penciptaan harta; (2) Wealth Consumption atau konsumsi harta; (3) Wealth purification atau penyucian harta; (4) Wealth Distribution atau distribusi harta; dan (5) Wealth protection atau perlindungan harta.
Penelitian bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh implementasi SIMDA terhadap kualitas LKPD, pengaruh kinerja aparatur pemerintah daerah terhadap kualitas LKPD, dan pengaruh penerapan SAP terhadap kualitas LKPD. Sumber data pada penelitian menggunakan kuesioner yang disebar pada 32 OPD di Kabupaten Lombok Tengah. Hasil penelitian dari H1 Dan H2 untuk variabel implementasi SIMDA (X1) dan (X2) menunjukkan bahwa variabel implementasi SIMDA berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas LKPD dan nilai thitung positif menunjukkan bahwa implementasi SIMDA memiliki hubungan yang searah dengan kualitas LKPD. Serta hasil penelitian LKPD itian dari pengujian hipotesis ketiga (H3) untuk variabel penerapan SAP (X3) menunjukkan bahwa variabel penerapan SAP tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kualitas LKPD dan nilai thitung positif menunjukkan bahwa penerapan SAP memiliki hubungan yang searah dengan kualitas LKPD. Kata kunci: Implementasi SIMDA, Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah, Penerapan SAP, Kualitas LKPD
Pendahuluan: Penyakit hipertensi bukan hanya beresiko tinggi pada penderita penyakit kardiovaskuler tetapi juga penyakit yang lain seperti saraf dan ginjal. Semakin tinggi peningkatan tekanan darah, semakin besar pula resiko komplikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat anti hipertensi pemderita di wilayah kerja Puskesmas Samata Kabupaten Gowa Metode: Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan quesioner yang dibagikan pada pasian Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Samata Kabupaten Gowa dapat diketahui. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampel sebanyak 72 sampel. Hasil: Temuan penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara motivasi berobat (ρ= 0,025 < α =0,05), dukungan keluarga (ρ= 0,021 < α=0,05), dan peran tenaga kesehatan (ρ= 0,037 < α = 0,05) dengan kepatuhan minum obat anti hipertensi penderita di wilayah kerja Puskesmas Samata Kabupaten Gowa. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara motivasi berobat, dukungan keluarga, dan peran tenaga kesehatan dengan kepatuhan minum obat anti hipertensi sehingga disrankan untuk memaksimalkan kondisi-kondisi tersebut agar pasien hipertensi dapat tertangani dengan baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.