<p class="NoParagraphStyle"><strong>ABSTRACT</strong></p><p class="NoParagraphStyle"><strong> </strong></p><p class="NoParagraphStyle">Snakehead fish (<em>Channa striata</em>) is a freshwater fish commodities that have high economic value, while their needs depend on natural catching. In general, hormonal induction commonly used for the efficiency of female parent utilization and enhancement quality and quantity of fish fry. One of the hormones that can be used is pregnant mare serum gonadotropin (PMSG) and antidopamine with trademark Oodev®. These hormones contain many elements follicle stimulating hormone (FSH) which can trigger the early stages of gonad maturity. The purpose of this research was to determine the effectiveness of hormone PMSG on gonadosomatic index (GSI) and hepatosomatic index (HSI). The size of female fish was 30−40 cm, weighing of 500−700 g, adapted in the aquarium and then induced with different doses of PMSG, namely: treatment A dose: 0.75 mL/kg; B: 1.0 mL/kg; C: 1.25 mL/kg; D: 1.5 mL/kg and be repeated three times. Fishes were then reared up to 72 hours to determine the development of GSI and HSI. The results showed that the best treatment was at dose of 1.25 mL/kg with GSI and HSI values of 1.37% and 3.35%, respectively.</p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p class="NoParagraphStyle">Keywords: PMSG, GSI, HSI, snakehead fish</p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p class="NoParagraphStyle"><strong>ABSTRAK</strong></p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p class="NoParagraphStyle">Ikan gabus (<em>Channa striata</em>) merupakan salah satu komoditas air tawar yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Saat ini pemenuhan kebutuhan hanya bergantung pada hasil penangkapan dari alam. Pada umumnya cara pemijahan buatan dengan induksi hormon dilakukan untuk efisiensi penggunaan induk serta peningkatan kualitas dan kuantitas benih ikan. Salah satu hormon yang dapat digunakan adalah <em>pregnant mare serum gonadotropin</em> (PMSG) dan antidopamin dengan merk dagang Oodev®. Hormon-hormon tersebut banyak mengandung unsur <em>follicle stimulating hormon </em>(FSH) yang dapat memicu kematangan gonad tahap awal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas hormon PMSG terhadap nilai indeks gonadosomatik (IGS) dan indeks hepatosomatik (IHS). Induk ikan gabus yang digunakan berukuran 30−40 cm dengan bobot 500–700 g, diaklimatisasikan di akuarium kemudian diinduksi hormon PMSG dengan perlakuan dosis A: 0,75 mL/kg; B: 1,0 mL/kg; C: 1,25 mL/kg; D: 1,5 mL/kg dan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Selanjutnya ditunggu hingga 72 jam untuk mengevaluasi perkembangan IGS dan IHS nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah dosis 1,25 ml/kg dengan nilai rata-rata IHS 1,37% dan IGS 3,35%,</p><p class="NoParagraphStyle"> </p><p class="NoParagraphStyle">Kata kunci: PMSG, IGS, IHS, ikan gabus</p><p> </p>
Nila jantan terbukti mempunyai laju pertumbuhan lebih tinggi daripada ikan nila betina sehingga budidaya ikan nila yang efektif adalah budidaya ikan nila monosex jantan dengan menerapkan sex reversal pada kegaitan awal pemeliharaan larva. Bahan alami yang terbukti mengadung hormon metyl testosterone alami adalah testis sapi yang telah diekstrak menjadi tepung. Penelitian ini bertujuan agar mengetahui metode yang paling efektif dalam aplikasi sex reversal pada larva nila. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode rancangan acak lengkap menggunakan 3 perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan metode sex reversal pada penelitian ini adalah metoda oral (A) dengan dosis 9%/ kg pakan, dipping (B) 9 % / Liter air dan kontrol tanpa adanya perlakuan, yang diaplikasikan pada 100 ekor larva ikan nila berumur 7 hari. Pengamatan berlangsung selama 50 hari setelah aplikasi dipping (30 Jam) dan 55 hari pemberian pakan selama pemeliharaan larva ikan. Pengamatan persentase kelamin jantan dilakukan secara visual dengan mengamati organ urogenital ikan ukuran 3-5 cm pada akhir pemeliharaan didapatkan bahwa rata rata hasil ikan jantan terbaik pada perlakuan dipping yaitu 88,56 % diikuti perlakuan oral 77,3 % dan perlakuan kontrol mendapatkan persentase jantan 31%. Sedangkan SR terbaik pada perlakuan oral yaitu 95,5 % diikuti perlakuan perendaman 93,3% dan perlakuan kontrol 80%.
Channa striata is the one of the local comodity in West Kalimantan Province which has important economic value. The demand for Channa striata comes mostly from urban communities, while urban areas only have narrow land / yard. One of the techniques of fish cultivation in narrow land is the aquaponics system. Thus, Channa striata cultivation with the aquaponics system can increase the productivity of cork fish in urban areas. The purpose of this study was to obtain the optimal amount of stocking density in Channa striata culture with an aquaponics system with indicators of success namely survival and growth rate. This study lasted for 75 days, taking place at the Pontianak City Fish Agribusiness Farm. The study design used a Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 3 repetitions, The stocking solid treatment used in this study is A: 40, B: 60, C: 70, and D: 50 tails / m2. The results showed that treatment A had a significant effect on the absolute growth rate of 12.85 gr followed by perlkuan D: 12.46 gr, B: 8.87 gr, C: 7.9 gr, while the best specific growth rate was needed at time A: 3.50%, D: 3.44%, B: 3.05%, C: 2.91%. The observation of life survival also has the same trend, namely the best treatment in treatment A: 95%, D: 90%, B: 70%, C: 49%. From the results of these studies it can be concluded that the higher the stocking density in aquaponics fish farming systems will have an impact on the growth rate and the survival rate of Channa striata with the best treatment, namely with stocking density of 40 fish / m2.
Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) merupakan salah satu spesies ikan air tawar spesies asli perairan umum Indonesia, khususnya di daerah Sumatera dan Kalimantan. Ikan baung memiliki daging yang tebal, lembut, cita rasa yang enak dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Workshop Prodi Teknologi Budidaya Perikanan, menggunakan wadah berupa bak fiber yang disekat menjadi 4 bagian (100cm x 50cm x 7 cm) menggunakan waring. Organisme uji berupa ikan baung dengan ukuran ikan 5cm-7cm yang ditebar sebanyak 10 ekor/sekat dan dipelihara selama 60 hari. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah penambahan ragi S. cerevisiae pada pakan buatan (pelet) dengan dosis berbeda. Dimana perlakuan kontrol (K): tanpa penambahan S. cerevisiae, perlakuan A (P1): dengan dosis S. cerevisiae 0,2%, perlakuan B (P2): penambahan S. cerevisiae sebesar 0,5%, dan perlakuan C(P3): dosis S. cerevisiae sebesar 0,8%. Aplikasi S. cerevisiae menggunakan metode coating dengan frekwensi pemberian 2 kali sehari. Parameter yang diamati antara lain status kesehatan ikan (total sel darah merah, dan sel darah putih, hematokrit, hemoglobin dan glukosa darah) serta parameter produksi seperti: pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan harian, jumlah konsumsi pakan, rasio konversi pakan, tingkat kelangsungan hidup. Hasil penelitian menunjukan laju perumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan harian tertinggi terdapat pada perlakuan (P2) masing masing sebesar 21.86±10,05 gram dan 0.86±0,38%. Disisi lain, nilai FCR terendah terdapat pada perlakuan (P3) yaitu sebesar 1: 1,25±0,60. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian S. cerevisiae memberikan dampak positif terhadap peningkatan sel darah merah, sel darah putih serta performa pertumbuhan ikan baung.
Ikan toman (Channa micropeltes) merupakan ikan perairan tawar yang banyak dijumpai di daerah hulu perairan Provinsi Kalimantan Barat dengan berbagai variasi ukuran. Selain memiliki gizi tinggi, ikan toman diketahui memiliki kandungan protein albumin yang tinggi pula sehingga potensial untuk dikembangkan. Namun karena sedikitnya informasi tentang ikan toman sehingga kegiatan pengembangan masih menghadapi berbagai kendala seperti tingginya tingkat mortalitas, sulitnya beradaptasi dengan pakan buatan, dan pertumbuhan yang lambat. Untuk itu perlu suatu upaya mendasar mengetahui mekanisme pencernaan ikan toman berbagai variasi ukuran sehingga dapat menentukan pakan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis komposisi proksimat dan aktivitas enzim protease dan lipase ikan toman berdasarkan variasi ukuran. penelitian dilakukan secara deskriptif untuk menggambarkan ikan toman hasil tangkapan alam yang dikategorikan dalam 4 variasi ukuran yaitu bobot 4-5 gram (B1), 6-14 gram (B2), 15-34 gram (B3), 35-300 gram (B4). Berdasarkan hasil pngujian kadar air tertinggi terdapat pada B1 sebesar 80,5%, kadar protein dan lemak tertinggi terdapat pada kelompok B4 sebesar 16,8% dan 1,7%, kadar abu tertinggi terdapat pada kelompok B2 sebesar 2,0%, karbohidrat tertinggi terdapat pada kelompok B1 sebesar 3,1%. Aktivitas enzim protease tertinggi terdapat pada bobot 4-5 gram (B1) sebesar 0,531µmol tirosin/mg enzim menit, sedangkan aktivitas enzin lipase tertinggi terdapat pada bobot 35-300 gram (B4) sebesar 222,1 µmol asam lemak/g enzim menit .
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.