Corona virus is causing anxiety for the community. Continuous reporting, rumors and the emergence of thousands of writings about corona on the internet add to the concern about the truth of the information content. Valid data and real information are needed to be a trusted source of knowledge. Information institutions becomes a bridge between the need for knowledge and the uncountable distribution of information. This paper aims to analyze the community's knowledge needs about COVID-19 and provide recommendations for activities that information agencies can undertake to meet needs. Patients with certain diseases, old age, and pregnant women need health knowledge according to the conditions of those who are considered to have a lower immune. Office workers, field workers, entrepreneurs, and students need knowledge of increased immunity, preventive measures and ways of treatment that are suitable for daily activities. Recommended activities that can be carried out by information institutions include: the data center can act as a valid data bank relating to the corona, the information center provides reliable information and the documentation center becomes document making agency. The library through the reference service provides reference knowledge about corona while the circulation service provides a collection of COVID-19.
Trend dunia saat ini berada pada posisi era informasi dan pengetahuan. Kecenderungan tersebut juga berperanguh pada bidang pekerjaan yang lebih mengutamakan proses berfikir untuk menyelesaikan masalah daripada produksi barang selayaknya era industri. Peneliti memiliki argumentasi bahwa hal yang sama terjadi dalam lingkup pekerjaan di sebuah perpustakaan. Fokus utama perpustakaan kini ada pada layanan informasi dan pengetahuan atau yang lebih kita kenal dengan sebutan layanan referensi. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk memaparkan status pustakawan referensi sebagai knowledge worker dan kegiatan apa saja yang mereka lakukan. Metodologi literature review digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian sehingga didapat pemahaman yang komprehensif karena bersumber dari literatur yang sudah diterbitkan. Hasil literature review menunjukkan bahwa pustakawan referensi memiliki tugas utama menggali informasi yang ada dalam koleksi, menemukan isi intelektual kemudian mengubah menjadi pengetahuan yang berguna bagi pemustaka. Dari tugas inilah pustakawan bertindak sebagai pekerja pengetahuan. Proses mengidentifikasi isi koleksi hingga menjadi pengetahuan ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang berpengetahuan. Selain itu, pustakawan referensi memiliki tanggung-jawab untuk mentransfer kemampuan tersebut kepada pemustaka sehingga pemustaka memiliki pengetahuan baru untuk memecahkan masalah. Bekerja di perpustakaan yang notabene organisasi profesi semakin menguatkan posisi pustakawan sebagai knowledge worker. Kewajiban pustakawan referensi untuk memberi layanan pengetahuan yang kontinyu kepada masyarakat menjadikan pustakawan memiliki ragam kegiatan yang berkaitan dengan pengetahuan, salah satunya dikenal dengan istilah knowledge engagement service. Secara garis besar knowledge engagement service terbagi dalam knowledge brokering, knowledge readiness dan knowledge promotion. Pada knowledge brokering pustakawan bekerja sebagai perantara kebutuhan pengetahuan pemustaka dengan sumber infromasi yang dapat dijadikan pengetahuan baru bagi pemustaka. Knowledge readiness merupakan aktivitas pustakawan membimbing pemustaka agar menguasai literasi informasi. Pustakawan referensi juga melaksanakan knowledge promotion dengan cara membuat berbagai acara edukatif terbuka bagi masyarakat yang berguna untuk menstimuli pengunjung agar dapat menemukan pengetahuan dalam setiap kegiatan.
Betawi has philosophical values, belief systems, customs, principles of living in society and harmony with nature. This cultural diversity is a proof that Betawi has unique knowledge. Examples of Betawi cultural products are stored in the Setu Babakan Museum. It has the most complete collection of Betawi ethnicity in Indonesia. These collections store the variety of their indigenous knowledge. This study aims to find out what kinds of Betawi indigenous knowledge which are stored in the collections. This study uses a qualitative design with a museum studies approach to explore the social realities contained in artifacts. The data collection method is direct observation to the museum and gallery analysis. We examined the collections one by one then took photos of the collections that represented indigenous knowledge of Betawi. We analyzed documents (museum collections), texts on artifact labels, literature and websites. The results of this analysis are presented in a narrative. The results show that behind the collections there are indigenous knowledge of the Betawi people on how to make batik, food, drinks, clay potteries, bamboo crafts and weapons. Other indigenous knowledge is about the supernatural, carving arts, bridal costumes, wedding supplies, martial arts and rhymes.
Masyarakat yang menempati Kampung Naga-Tasikmalaya adalah contoh masyarakat yang masih menjaga adat istiadat Sunda. Mereka hidup dengan menerapkan pengetahuan lokal yang mereka warisi dari leluhur. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan jenis-jenis pengetahuan lokal yang mereka miliki. Oleh sebab itu kami menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis tematik untuk mendapatkan tema dari masing-masing pengetahuan lokal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat di Kampung Naga memiliki pengetahuan lokal tentang desain, bahan, dan cara membuat rumah sehat dan rumah tahan gempa serta membuat talud tanah dengan tumpukan batu. Mereka juga ahli dalam pertanian tradisional, mulai dari penggemburan tanah, proses tanam, pengusiran hama, masa panen, pengelolaan jerami agar tidak menimbulkan polusi udara, hingga penyimpanan padi agar awet bertahun-tahun. Keahlian lain terlihat dari keterampilan mengubah bambu dan jerami menjadi souvenir. Mereka juga memiliki pengetahuan lokal dalam pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masyarakat di Kampung Naga memiliki pengetahuan lokal tentang rumah sehat, rumah tahan gempa, cara membuat talud tanah tanpa semen, sistem pertanian tradisional, kebersihan udara, lumbung padi, kerajinan tangan, dan herbal. Penelitian ini mendapat temuan adanya ancaman kepunahan pengetahuan lokal tentang bahan alami untuk skincare dan obat tradisional.
Artefak di Museum Sri Baduga menyimpan keragaman pengetahuan lokal tentang budaya Sunda. Hal ini menjadi penting untuk dikaji sebab masyarakat di tanah Pasundan memiliki kearifan yang agung sebagai identitas kesukuan selama ratusan hingga ribuan tahun lamanya. Meski masyarakat terus mengalami pergantian generasi, keluhuran tersebut masih dapat digali melalui benda-benda peninggalan mereka, salah satunya melalui museum bentukkan pemerintah Jawa-Barat, yakni Museum Sri Baduga. Dengan demikian aneka jenis koleksi menjadi bukti fisik akan pengetahuan yang dikuasai masyarakat di penjuru Jawa-Barat. Tujuan penelitian ini adalah memetakan pengetahuan lokal Sunda yang terdapat dalam koleksi di Museum Sri Baduga, oleh sebab itu digunakan penelitian kualitatif dengan strategi naratif serta metode pengumpulan data melalui interpretasi dokumen kebudayaan di museum tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat terbagi dalam kemampuan membuat kain tradisional, mata pencaharian, tata kota, alat penerangan, kerajinan tangan, industri kecil pande besi, penanggalan, kesenian, permainan anak-anak, serta bahasa dan aksara. Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi bagi siapa saja yang memiliki minat utuk meneliti tentang pengetahuan lokal, khususnya di tatar Sunda. Pengelompokkan pengetahuan ini memudahkan pembaca dalam memilah pengetahuan apa saja yang dikuasai masyarakat Sunda sehingga bisa menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya atau penelitian sejenis yang lebih mendalam.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.