Produksi sampah plastik saat ini sudah tidak terbendung lagi. Masyarakat semakin sulit terlepas dari penggunaan plastik. Hal tersebut tentu saja berdampak pada tercemarnya lingkungan karena limbah plastik yang menumpuk dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk terurai secara alami. Terlebih lagi karena penggunaan plastik hampir tidak bisa dikendalikan. Plastik juga menjadikan suhu udara menjadi lebih panas dari ke hari, karena sifat polimernya yang tidak berpori. Pada saat ini, sebagian besar produk yang diproduksi tanpa memikirkan ke mana mereka akan pergi ketika dikonsumsi. .Di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta sampah plastik sangat mudah ditemukan di lingkungan Foodcourt dan Laboratorium Biologi. Dalam upaya mengurangi limbah plastik peneliti berinisiatif untuk membuat ecobrick sebagai pemanfaatan dan daur ulang limbah plastik. Ecobrick adalah salah satu usaha kreatif bagi penanganan sampah plastik. Fungsinya bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia pada umumnya..Dengan cara mengolah kembali limbah botol plastik menjadi barang yang bisa digunakan kembali seperti tempat sampah, kursi, dan meja serta mendukung penyadaran terhadap mahasiswa biologi untuk membuang sampah pada tempatnya sesuai arahan. Hasil penelitian ditunjukkan dengan selalu penuhnya tiga kardus sampah yang disediakan di laboratorium Biologi setiap seminggu dan mencapai angka 60%. Pemanfaata ecobrick membutuhkan bahan dasar yang cukup banyak dan peranan setiap pihak karena masih menggunakan tenaga manual namun memiliki hasil yang positif dalam mengurangi sampah plastik dilingkungan masyarakat. Kata kunci: Ecobrick, Sampah Plastik, Daur Ulang.
AbstrakInulin merupakan bahan dasar obat yang banyak terkandung dalam umbi-umbian lokal, seperti ubi kayu/singkong (Manihot esculenta), uwi (Dioscorea spp.), ubi jalar (Ipomoea batatas), dan gembili (Dioscorea esculenta L.), yang secara luas belum diupayakan untuk diproduksi secara besar-besaran. Umbi-umbian lokal umumnya hanya dijual sebagai bahan mentah yang harganya relatif murah dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Umumnya dikonsumsi dengan cara direbus, digoreng atau diolah menjadi makanan tradisional, belum diproses menjadi produk yang lebih bermanfaat, memiliki nilai jual relatif tinggi, dan waktu penyimpanan yang relatif lebih lama. Pada kegiatan pemberdayaan masyarakat pedesaan ini telah dilakukan penyuluhan, pemberian keterampilan, dan pendampingan masyarakat dusun Krajan Wedomartani Ngemplak Sleman untuk secara mandiri mampu mengolah umbi-umbian lokal menjadi produk tepung fermentasi, tepung non fermentasi, dan ekstrak inulin. Pada kegiatan ini bahan baku yang digunakan adalah umbi singkong, uwi ungu, dan ubi jalar ungu. Proses fermentasi umbi dilakukan menggunakan jamur monascus angka atau monascus purpureus. Ekstrak inulin dilakukan dengan menggunakan pelarut alkohol. Produk tepung fermentasi dengan bahan baku umbi singkong, uwi ungu, dan ubi jalar ungu masing-masing memiliki randemen sebesar 52%, 43%, dan 40%; sedangkan ekstrak inulin memiliki randemen sesesar 7,47%, hanya saja produk inulin belum optimum bila ditinjau dari sisi warna senyawa, masih perlu dilakukan proses lanjutan untuk memperoleh produk inulin yang sesuai standar pasar. Hasi angket menunjukkan bahwa sebagian besar peserta menyatakan kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, dan secara umum penyajian materi oleh tim pengabdi dapat diterima dengan mudah dan jelas oleh peserta. Sebagian besar peserta menyatakan bahwa metoda penyampaian materi sesuai, artinya, secara umum metoda penyampaian materi dalam kegiatan ini dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat sasaran. Sebagian besar peserta menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat membantu membuka wawasan masyarakat desa untuk dapat mengolah umbi-umbian lokal, yang semula hanya dikonsumsi dengan direbus atau digoreng atau dijual mentah dengan harga realtif murah menjadi produk yang lebih bermanfaat, memiliki nilai jual relatif tinggi, dan memiliki daya simpan relatif lebih lama. Kata kunci: inulin, monascus angka, umbi-umbian lokal, membuka wawasan, masyarakat desa ECOBRICK as The Utilization of Plastic in Biology Laboratory and Foodcourt Yogyakarta State University AbstractInulin is a raw material of medicine which is contained in local tubers, such as cassava (Manihotes culenta), Dioscorea spp., sweet potato (Ipomoea batatas L.), and Dioscorea esculenta L., which is not widely strived in mass production. Local tubers commonly sold as food raw material which is relatively cheap and cannot be stored for a long time. Generally, the tubers consumed by boiling, fried or processed to traditional food. It has not processed to be more valuable product, has relatively high price, and has relatively longer the storage time. In the empowerment activity of rural community, it has been conducted counseling, providing soft skill, and community assistance in Krajan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman to independently be able producing local tubers became fermented flour, unfermented flour, and inulin extract product. In this activity, the raw material were cassava, Dioscorea alata L. syn. D. atropurpurea Roxb., and purple sweet potato (Ipomoea batatas var Ayumurasaki). Tubers fermentation process was conducted using monascus angka or monascus purpureus mold. Inulin extract was produced using alcohol solvent. Fermented flour product from cassava, Dioscorea alata L. syn. D. atropurpurea Roxb., and purple sweet potato have yield as respectively 52%, 43%, and 40%; meanwhile inulin extract has yield as 7.47%, although inulin product had not reach optimum point regarding on the color of compound. It still needs further process to gain standardized commercially inulin product. Questioners showed that mostly of the attendances stated the activity very useful, and generally the presentation from empowerment team can be delivered easily and clearly to the communities. Mostly of the attendances stated that the method of presentation is suitable, which means generally the presentation method in this activity can be accepted easily by the communities. Mostly of the attendances stated that the activity is very helpful for them to gain the knowledge of local tubers processing, which was originally consumed only with boiled or fried or sold uncooked with the relatively cheap price to be more valuable product, has relatively high price, and has relatively longer the storage time Key words: inulin, monascus angka, local tubers, empowerment, rural community
AbstrakInulin merupakan bahan dasar obat yang banyak terkandung dalam umbi-umbian lokal, seperti ubi kayu/singkong (Manihot esculenta), uwi (Dioscorea spp.), ubi jalar (Ipomoea batatas), dan gembili (Dioscorea esculenta L.), yang secara luas belum diupayakan untuk diproduksi secara besar-besaran. Umbi-umbian lokal umumnya hanya dijual sebagai bahan mentah yang harganya relatif murah dan tidak dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama. Umumnya dikonsumsi dengan cara direbus, digoreng atau diolah menjadi makanan tradisional, belum diproses menjadi produk yang lebih bermanfaat, memiliki nilai jual relatif tinggi, dan waktu penyimpanan yang relatif lebih lama. Pada kegiatan pemberdayaan masyarakat pedesaan ini telah dilakukan penyuluhan, pemberian keterampilan, dan pendampingan masyarakat dusun Krajan Wedomartani Ngemplak Sleman untuk secara mandiri mampu mengolah umbi-umbian lokal menjadi produk tepung fermentasi, tepung non fermentasi, dan ekstrak inulin. Pada kegiatan ini bahan baku yang digunakan adalah umbi singkong, uwi ungu, dan ubi jalar ungu. Proses fermentasi umbi dilakukan menggunakan jamur monascus angka atau monascus purpureus. Ekstrak inulin dilakukan dengan menggunakan pelarut alkohol. Produk tepung fermentasi dengan bahan baku umbi singkong, uwi ungu, dan ubi jalar ungu masing-masing memiliki randemen sebesar 52%, 43%, dan 40%; sedangkan ekstrak inulin memiliki randemen sesesar 7,47%, hanya saja produk inulin belum optimum bila ditinjau dari sisi warna senyawa, masih perlu dilakukan proses lanjutan untuk memperoleh produk inulin yang sesuai standar pasar. Hasi angket menunjukkan bahwa sebagian besar peserta menyatakan kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, dan secara umum penyajian materi oleh tim pengabdi dapat diterima dengan mudah dan jelas oleh peserta. Sebagian besar peserta menyatakan bahwa metoda penyampaian materi sesuai, artinya, secara umum metoda penyampaian materi dalam kegiatan ini dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat sasaran. Sebagian besar peserta menyatakan bahwa kegiatan seperti ini sangat membantu membuka wawasan masyarakat desa untuk dapat mengolah umbi-umbian lokal, yang semula hanya dikonsumsi dengan direbus atau digoreng atau dijual mentah dengan harga realtif murah menjadi produk yang lebih bermanfaat, memiliki nilai jual relatif tinggi, dan memiliki daya simpan relatif lebih lama. Kata kunci: inulin, monascus angka, umbi-umbian lokal, membuka wawasan, masyarakat desa ECOBRICK as The Utilization of Plastic in Biology Laboratory and Foodcourt Yogyakarta State University AbstractInulin is a raw material of medicine which is contained in local tubers, such as cassava (Manihotes culenta), Dioscorea spp., sweet potato (Ipomoea batatas L.), and Dioscorea esculenta L., which is not widely strived in mass production. Local tubers commonly sold as food raw material which is relatively cheap and cannot be stored for a long time. Generally, the tubers consumed by boiling, fried or processed to traditional food. It has not processed to be more valuable product, has relatively high price, and has relatively longer the storage time. In the empowerment activity of rural community, it has been conducted counseling, providing soft skill, and community assistance in Krajan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman to independently be able producing local tubers became fermented flour, unfermented flour, and inulin extract product. In this activity, the raw material were cassava, Dioscorea alata L. syn. D. atropurpurea Roxb., and purple sweet potato (Ipomoea batatas var Ayumurasaki). Tubers fermentation process was conducted using monascus angka or monascus purpureus mold. Inulin extract was produced using alcohol solvent. Fermented flour product from cassava, Dioscorea alata L. syn. D. atropurpurea Roxb., and purple sweet potato have yield as respectively 52%, 43%, and 40%; meanwhile inulin extract has yield as 7.47%, although inulin product had not reach optimum point regarding on the color of compound. It still needs further process to gain standardized commercially inulin product. Questioners showed that mostly of the attendances stated the activity very useful, and generally the presentation from empowerment team can be delivered easily and clearly to the communities. Mostly of the attendances stated that the method of presentation is suitable, which means generally the presentation method in this activity can be accepted easily by the communities. Mostly of the attendances stated that the activity is very helpful for them to gain the knowledge of local tubers processing, which was originally consumed only with boiled or fried or sold uncooked with the relatively cheap price to be more valuable product, has relatively high price, and has relatively longer the storage time Key words: inulin, monascus angka, local tubers, empowerment, rural community
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.