Proses penimbunan sampah secara terus-menerus di daerah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) menghasilkan pencemar berupa air lindi. Unsur logam berat yang sering ditemukan dalam air lindi adalah arsen, besi, kadmium, kromium, merkuri, nikel, seng, tembaga, dan timbal. Sumber air tanah yang terkontaminasi oleh zat kimia akan menyebabkan terganggunya kelangsungan hidup masyarakat disekitar TPA. Kadar pencemar yang terkandung dalam air lindi terutama kandungan logam berat dapat dilakukan dengan pemanfaatan limbah abu terbang batubara (fly ash) sebagai adsorben. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya ukuran partikel, zat aktivator dan waktu aktivasi dan waktu penyerapan yang efektif terhadap kinerja adsorben limbah abu terbang batubara (fly ash) untuk mendegradasi logam Kadmium (Cd) dalam air lindi. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain pencucian abu terbang, pembuatan zat aktivator, aktivasi dengan penambahan zat aktivator, pembuatan larutan standar, analisis logam berat pada air lindi sebelum penambahan fly ash, uji kapasitas adsorben fly ash. Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa ukuran partikel 90 µ memiliki daya serap tinggi fly ash dalam menyerap logam kadmium dalam air lindi. Waktu aktivasi optimum terjadi pada waktu 180 menit pada proses aktivasi. Zat aktivator NaOH yang memiliki daya serap tinggi fly ash dalam menyerap logam kadmium pada air lindi. Waktu serap 90 menit memiliki daya serap yang tinggi fly ash dalam menyerap logam kadmium pada air lindi. Daya serap fly ash dalam menyerap logam kadmium optimum dalam lindi pada perlakuan ukuran partikel 90 µ, zat aktivator NaOH 3M, waktu aktivasi 180 menit dan waktu serap 90 menit.
Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi tanaman kangkung air dalam memperbaiki kualitas limbah cair RPA dengan mengkaji pengaruh jumlah tanaman kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.) terhadap efisiensi penurunan COD dan BOD limbah cair Rumah Pemotongan Ayam (RPA). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Variabel bebas pada penelitian ini adalah jumlah tanaman kangkung air dengan 5 variasi yaitu 0 tanaman (O), 2 tanaman (A), 4 tanaman (B), 6 tanaman (C) dan 8 tanaman (D) dengan variabel terikat adalah parameter kualitas limbah cair RPA yaitu COD dan BOD. Analisis data dilakukan dengan uji ANOVA dilanjutkan dengan uji lanjut tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kangkung air mampu menurukan COD dan BOD limbah cair RPA. Jumlah tanaman kangkung air berpengaruh terhadap efisiensi penurunan COD dan BOD. Jumlah tanaman kangkung air paling efektif menurunkan COD dan BOD limbah cair RPA adalah 4 tanaman kangkung air dalam 3 liter limbah cair.
The tofu craftsmen have not processed the liquid waste produced and disposed of the liquid waste directly into the waters as a result, the water quality has decreased. Tofu liquid waste has BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), and TSS (Total Suspended Solid) exceeding the permitted quality standards. Treatment of tofu liquid waste needs to be done before being disposed of, one of which is by using coagulant. The purpose of this research is to know the value of BOD, COD, TSS, and pH of tofu liquid waste before and after the addition of PAC. The study was conducted by varying the concentration of PAC (10 mg/L, 30 mg/L, and 75 mg/L). The test results show that the tofu liquid waste has a BOD value of 3,890 mg/L, COD 9558.7 mg/L, TSS 2,905 mg/L, and a pH of 3.7. The use of PAC as a coagulant reduced the values of BOD, COD, TSS, and pH. PAC concentration of 75 mg/L can reduce BOD, COD, TSS, and pH values to 3,015 mg/L, 6,900 mg/L, 840 mg/L, and 3.59, respectively.
Daun bambu digunakan untuk pengolahan emas dalam bentuk senyawa secara amalgamasi. Variasi waktu yang digunakan untuk proses amalgamasi adalah 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Uji-t dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara metode amalgamasi penambahan daun bambu dan tanpa daun bambu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan daun bambu dapat meningkatkan perolehan emas. Kadar logam emas (Au) secara amalgamasi tanpa daun bambu diperoleh sebesar 0,09 ppm, sedangkan amalgamasi dengan daun bambu memiliki kadar tertinggi sebesar 0,28 ppm. Kadar emas optimum sebesar 0,28 ppm artinya kadar yang diserap daun bambu sebesar 0,28 gram/ton. Variasi waktu proses amalgamasi berpengaruh terhadap hasil amalgamasi. Hasil terbanyak diperoleh pada proses amalgamasi selama 48 jam. Ada perbedaan yang signifikan antara kadar emas yang diperoleh dengan proses amalgamasi penambahan daun bambu dan tanpa daun bambu. Kata kunci: amalgamasi,daun bambu, uji-t
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.