Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan membuktikan komposisi media tanam dan ukuran polybag yang dapat memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman tomat terbaik. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah komposisi media tanam yang merupakan campuran tanah, arang sekam dan pupuk kandang yang terdiri dari tiga aras yakni 1:2:3, 2:1:3 dan 3:2:1. Faktor yang kedua adalah ukuran polybag yang terdiri dari tiga aras yakni 15 x 20 cm, 20 x 20 cm dan 20 x 25 cm. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara komposisi media tanam dan ukuran polybag hanya terjadi pada tinggi tanaman 14 HST dan berat buah per tanaman panen III. Komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap diameter batang 28 HST dan 42 HST, berat buah per tanaman panen I, panen II dan panen III, berat segar maupun kering berangkasan. Sedangkan ukuran polybag berpengaruh nyata terhadap suhu tanah setiap waktu pengamatan, tinggi tanaman 14 HST dan 28 HST, diameter batang 28 HST, luas daun, berat per buah, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman panen I, panen II, panen III dan total panen, berat segar maupun kering berangkasan dan berat kering akar. Media tanam dengan komposisi 1:2:3 memberikan hasil total panen per tanaman tertinggi yakni 964,5 g dibandingkan komposisi media tanam 2:1:3 dan 3:2:1. Penggunaan polybag dengan ukuran 20 x 25 memberikan hasil total panen per tanaman tertinggi yaitu 1.022,7 g dibandingkan ukuran polybag 15 x 20 dan 20 x 20. ©2016 dipubikasikan oleh Savana Cendana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk cair Mitra Flora dan ekstrak daun kelor terhadap pertumbuhan dan hasil sawi serta mengetahui dosis pupuk cair Mitra Flora dan ekstrak daun kelor yang tepat bagi pertumbuhan dan hasil sawi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3 x 3 yang diulang 3 kali. Faktor pertama adalah dosis pupuk Mitra Flora terdiri dari tiga aras yaitu tanpa pupuk cair Mitra Flora, 60 ml/tanaman, 120 ml/tanaman. Faktor kedua adalah ekstrak daun kelor terdiri dari tiga aras yaitu tanpa ekstrak daun kelor, 75 ml/tanaman, 150 ml/tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi pengaruh interaksi antara pupuk Mitra Flora dan ekstrak daun kelor terhadap semua parameter yang diamati, demikian juga pengaruh utama masing-masing faktor perlakuan baik dosis pupuk Mitra Flora maupun ekstrak daun kelor juga tidak terjadi terhadap semua parameter yang diamati. Dosis pupuk Mitra Flora 60 ml per tanaman merupakan dosis yang optimum yang memberikan hasil sawi seberat 149,1 g per tanaman. Dosis ektrak daun kelor 150 ml per tanaman memberikan hasil sawi terbaik seberat 153 g per tanaman. ©2016 dipubikasikan oleh Savana Cendana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhwaktu aplikasi dan dosis pupuk kandang babi terhadap pertumbuhan dan hasil kacang kedelai sekaligus mendapatkan waktu aplikasi dan dosis pupuk kandang babi yang tepat bagi pertumbuhan dan hasil kacang kedelai. Penelitian mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3 x 3 yang diulang tiga kali. Faktor pertama adalah waktu aplikasi pupuk kandang babi yang terdiri dari tiga aras yaitu -7 HST, -14 HST dan -21 HST. Faktor kedua adalah dosis pupuk kandang babi yang terdiri dari tiga aras yaitu 5 t/ha, 10 t/ha dan 15 t/ha. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi pengaruh interaksi antara waktu aplikasi dan dosis pupuk kandang babi terhadap terhadap semua parameter pertumbuhan dan hasil kedelai. Waktu aplikasi hanya berpengaruh secara nyata terhadap diameter batang 28 HST, sedangkan dosis pupuk berpengaruh secara nyata terhadap tinggi tanaman 14 HST, diameter batang 42 HST, luas daun, berat kering 100 biji dan berat segar maupun berat kering berangkasan. Pemberian pupuk kandang babi pada -14 HST adalah waktu yang tepat dan memberikan hasil kedelai 1,629 t/ha. Dosis 15 t/ha merupakan dosis yang lebih baik dan memberikan hasil kedelai 1,647 t/ha. Jika pemberian pupuk kandang babi dilakukan pada -14 HST dengan dosis 15 t/ha maka hasil kedelai mencapai 2,090 t/ha. ©2016 dipubikasikan oleh Savana Cendana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh takaran dan frekuensi aplikasi PGPR terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada dan juga mengetahui takaran dan frekuensi aplikasi PGPR yang tepat untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman selada yang terbaik. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor pertama adalah takaran PGPR yang terdiri dari tiga aras yakni 25 g, 50 g dan, 75 g. Faktor yang kedua adalah frekuensi aplikasi yang terdiri dari tiga aras yakni tanpa penyiraman (kontrol), satu kali penyiraman dan, dua kali penyiraman. Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara takaran dan frekuensi aplikasi PGPR terjadi pada semua parameter pertumbuhan dan hasil selada yakni tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat trubus baik segar maupun kering, berat akar baik segar maupun kering, berat tanaman baik segar maupun kering, berat tanaman per petak baik segar maupun kering dan indeks panen. Aplikasi PGPR sebanyak dua kali dengan takaran 25 g memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman selada yang terbaik. ©2018 dipublikasikan oleh Savana Cendana.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh takaran pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil jagung yang ditumpangsarikan dengan beberapa varietas kedelai. Percobaan lapangan telah dilakukan di Kebun Fakultas Pertanian Universitas Timordengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial 3 × 3 diulang dalam 3 blok. Faktor yang diteliti adalah takaran pupuk kandang sapi yang terdiri dari tiga aras yaitu tanpa pupuk, 30 t/ha dan 40 t/ha. Faktor kedua adalah varietas kedelai yang terdiri dari tiga aras yaitu Davros, Willis dan Lokal. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi pengaruh interaksi antara takaran pupuk kandang sapi dan varietas kedelai terhadap semua parameter yang diamati.Takaran pupuk kandang sapi berpengaruh secara nyata terhadap suhu tanah 75 HST, kadar lengas 50 HST, diameter batang 25 HST, jumlah biji per baris, berat kering 100 biji, berat kering biji per petak dan indeks panen. Varietas kedelai berpengaruh secara nyata terhadap jumlah baris per bulir, jumlah biji per baris dan berat kering biji per petak.Pupuk kandang sapi 40 t/ha merupakan takaran yang lebih baik dan kedelai varietas Lokal lebih cocok untuk ditumpangsarikan dengan jagungpulut dengan hasil jagung 1,0 t/ha dan kedelai 0,7 t/ha. ©2016 dipubikasikan oleh Savana Cendana.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.