Daun dewa (Gynura pseudochina Lour DC) is a one of popular traditional medicine to treat various diseases. This research was conducted to isolate chemical compounds from daun dewa leaves using various chromatographic techniques. A steroid mixture namely -sitosterol (1a) and stigmasterol (1b) were isolated for the first time from the methanol extract of daun dewa. The structures were determined base on spectral evidence including IR, NMR 1D and NMR 2D.Keywords: Gynura pseudochina, -sitosterol, stigmasterol. ABSTRAKDaun dewa (Gynura pseudochina Lour DC) merupakan salah satu tumbuhan tradisional yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa kimia dari daun tumbuhan daun dewa. Suatu campuran steroid yaitu -sitosterol (1a) dan stigmasterol (1b) telah diisolasi untuk pertama kalinya dari ekstrak metanol Gynura pseudochina (Lour) DC. Struktur kedua senyawa ditetapkan berdasarkan data-data spektroskopi yaitu IR, NMR 1D dan 2D.
Diare merupakan salah satu penyebab kematian terbesar pada anak-anak di dunia.kebanyakan diare disebabkan oleh virus, bakteri,dan parasite. Dalam proses pengobatan penyakit diare pada anak dibutuhkan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan biaya obat dan efek samping antibiotik serta masalah kekebalan antimikrobial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi kepatuhan pasien anak penderita diare terhadap penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Umum Karya Bakti Ujung Bandar Rantauprapat Tahun 2019.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan obat pada pasien diare pada anak berdasarkan tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat dan tepat dosis di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Karya Bakti Ujung Bandar Rantauprapat.Penelitian ini menggunakan metode statistik dengan Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari instalasi rekam medik pasien diare pada anak di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Karya Bakti Ujung Bandar Rantauprapat Tahun 2019. Hasil penelitian ini, penelitian terhadap distribusi kerasionalan berdasarkan tepat pasien sebanyak 42 pasien di Rumah Sakir Umum Ujung Bandar Rantauprapat.
Pengelolaan obat pada instalasi farmasi rumah sakit merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian yang harus terjamin mutunya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan mutu pengelolaan obat di instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (RSUIPI) Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif periode bulan Maret sampai Mei tahun 2020. Data dikumpulkan melalui wawancara tenaga kefarmasian dan observasi di instalasi farmasi RSUIPI Medan. Indikator aspek pengelolaan obat diukur dari sumber daya manusia, perencanaan obat, pengendalian persediaan obat, penyimpanan obat, serta sarana dan prasarana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan obat, pengendalian persediaan obat, penyimpanan obat, serta sarana dan prasarana sudah memenuhi ketentuan dalam Permenkes RI Nomor 58 tahun 2014. Walaupun demikian, sumber daya manusia masih belum tercukupi sesuai ketentuan peraturan tersebut. Maka dari itu, kesimpulan dari penelitian ini bahwa mutu pengelolaan obat di instalasi farmasi RSUIPI Medan belum memenuhi ketentuan mutu, terutama pada aspek jumlah SDM. Kata Kunci: pengelolaan obat; instalasi farmasi; apoteker rumah sakit; pelayanan kefarmasian Drug management in pharmacy installation is a part of pharmacy services whose quality must be guaranteed. The purpose of this study was to determine the quality of drug management in the pharmacy installation at the General Hospital Imelda Pekerja Indonesia (RSUIPI) Medan. This study was a descriptive study for the period March-May 2020. Data were collected through interviews with pharmacy personnel and observations at the Pharmacy Installation of RSUIPI Medan. Indicators of drug management aspects are measured from human resources, drugs planning, drug supply control, drug storage, facilities, and infrastructure. The results showed that the drugs planning, controlling drug supply control, drug storage, facilities, and infrastructure had met the requirements in Permenkes RI No 58 (2014). Meanwhile, human resources are still insufficient according to provisions of this regulation. Therefore, the conclusion of this study was that the quality of drug management in the pharmacy installation at RSUIPI Medan has not met the quality requirements, especially in the aspect of the number of human resources.
Daun dewa merupakan herbal yang berkhasiat sebagai analgetik. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian Fraksi Aktif Ekstrak Metanol Daun Dewa (FAEMDD) sebagai analgetik. Ekstrak methanol daun dewa diperoleh melalui maserasi dengan pelarut metanol. Esktrak metanol yang diperoleh dipekatkan dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak pekat. Ekstrak dilakukan skrining fitokimia untuk melihat potensial metabolit sekundernya, selanjutnya dilakukan pemisahan menggunakan Kromatografi Cair Vakum (KCV) dengan menggunakan kepolaran meningkat dari fraksi nonpolar sampai fraksi polar. FAEMDD diperoleh sebesar 1,2 g. Pengujian aktivitas analgetik FAEMDD dilakukan dengan cara membagi kelompok perlakuan sebanyak 5, yaitu KI (Kontrol (+) aspirin 1,3 mg/ 20 gBB), dan KII (kontrol (-) CMC 0,5%), KIII (FAEMDD 1 mg/20 gBB, KIV (FAEMDD 2 mg/20 gBB), KV (FAEMDD 4 mg/20 gBB. Semua mencit dilakukan adaptasi selama 2 minggu. Setelah diadaptasikan mencit diinduksi asam asetat 1% secara intraperitoneal (i.p), kemudian diberi perlakuan sesuai kelompoknya secara peroral. Setelah 20 menit dilakukan pengamatan respon geliat pada menit ke 5, 10, 15. Data dianalisis menggunakan Anova taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa KIV dan KV memiliki aktivitas sebagai analgetik karena memberikan pengaruh yang nyata sebagai analgetika terhadap kelompok kontrol negatif (CMC 0,5%) (p<0,05), dengan persentase efektivitas analgetik yaitu 65,6% dan 75,7%.
Hypertension is a degenerative diseases that can take long treatments or even a lifetime. Hypertensive treatment costs tend to be as high as medical costs and other administrations in hospitals, so a CMA analysis is needed to getmoreeconomical and effective treatment cost. The study was intended to learn the minimum costs of the use of drugs from the CCB combination of ARB. The study is a descriptive observational study of retrospective nature. Studies show that of 60 patients there are 24 male patients (40%) and 36 female patients (60%). The average age of most patients between 51-60 years, with the most hospitalization is 1-5 days. The most widely used antihypertension medication is candesartan 8 mg combination of amlodipin 10 mg (42%) and candesartan 16 mg combination of amlodipin 10 mg (25%). Studies have concluded that antihypertension drugs that have a minimum costs (CMA) is candesartan 16 mg combination of amlodipin 10 mg at Rp.3.870.065.-. Where the average costs paid by patients daily for antihypertensive drugs are Rp.4.952.-, treatment costs Rp.167.819.-, doctor costs Rp. 69.619.- and room administration Rp.310.476.-. So the total daily costs incurred by hypertensive patients at RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan amounts to Rp.552.866.-.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.