Ikan nila merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang dapat ditingkatkan kualitas produksinya melalui teknik budidaya monoseks jantan. Teknik monosex jantan dapat dilakukan dengan menggunakan hormon sintetik seperti 17α-metiltestosteron yang tidak disarankan dalam upaya peningkatan kualitas produksi pangan karena meninggalkan residu karsinogenik. Berdasarkan hal ini maka penggunaan bahan alami dalam meningkatkan kualitas hasil produksi sangatlah direkomendasikan. Madu merupakan bahan alami yang menggandung chrysin yang dapat digunakan untuk teknik maskulinisasi pada ikan nila. Keefektifan senyawa bahan alam dalam teknik maskulinisasi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap jumlah kelamin jantan yang dihasilkan dan mengetahui suhu terbaik dalam teknik maskulinisasi menggunakan larutan madu. Penelitian ini dilakukan menggunakan 4 perlakuan suhu dengan menggunakan konsentrasi madu (15 mL/L). Larva yang digunakan adalah larva umur 7 hari setelah menetas yang diperoleh melalui pemijahan semi buatan dengan induksi hormon. Untuk mengetahui jumlah kelamin jantan, analisa histologis dengan pewarnaan asetokarin dilakukan untuk mengamati gonad benih yang dihasilkan. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa perendaman larva ikan nila dalam larutan madu pada suhu 32°C menghasilkan jumlah kelamin jantan sebesar 86,7%. Berdasarkan hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan suhu yang digunakan dalam teknik maskulinisasi dengan menggunakan madu berpengaruh terhadap rasio kelamin jantan yang dihasilkan dan kombinasi suhu 32°C pada teknik maskulinisasi dengan menggunakan madu memberikan nilai tertinggi terhadap kelamin jantan yang dihasilkan.
Diversifikasi usaha perikanan dan kelautan, khususnya budidaya udang vanname (Litopenaeus vannamei) memerlukan perhatian dan studi yang intensif. Studi kesesuaian lahan untuk budidaya udang vanname dilakukan pada bulan Desember 2018-Februari 2019 yang dititikberatkan pada parameter fisika, kimia serta biologi perairan muara Sungai Sibundong yang nantinya akan menentukan tingkat keberhasilan budidaya. Studi dilakukan dengan pengukuran parameter secara in situ research kemudian dilakukan pembobotan dan perhitungan tingkat pengaruh dari setiap parameter terhadap daerah yang berpotensi untuk budidaya udang. Hasil studi menunjukkan bahwa muara Sungai Sibundong sangat sesuai untuk budidaya udang yang ditunjukkan dengan kisaran suhu antara 24,70oC-24,90oC, salinitas 0 ppt, kecerahan berkisar antara 40-59,16 m, kedalaman berkisar antara 1-1,5 m, pH berkisar antara 7,21-7,91, DO berkisar antara 6,18-6,68 mg/l, Ammonia berkisar antara 0,5-1 mg/l, dan fosfat berkisar antara <1mg/l. Dari wilayah muara Sungai Sibundong yang diteliti, kesemuanya tergolong kedalam kategori sesuai, memenuhi persyaratan minimal (S2). Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa secara umum adalah bahwa muara Sungai Sibundong, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara dapat mendukung pengembangan usaha budidaya udang vanname. Kata kunci: Kesesuaian Lahan Budidaya, Muara Sungai Sibundong, Sorkam, Udang vanname.
There is still a different perspective on the fishery aspect of the importance of diversifying the fish farming business in freshwater, causing a low quantity of aquaculture entrepreneurs as well as the diversity of fish cultivation businesses in freshwater. Therefore, a reference basis is needed through a study on the perspective of these stakeholders to determine an appropriate cultivation business strategy to be implemented. The study used interview methods and questionnaires for 40 stakeholder respondents in the field of fisheries and analyzed with Analysis Hierarchy Process (AHP). The results show that land suitability, supportive laws and regulations, market demand, public perception/perspective, and adequate availability of human resources are the main contributing factors in the expansion of the freshwater fish farming business on Sibundong river. The actors expected by the community in the expansion of fish aquaculture business are Bappeda, Freshwater Seed Hall, Marine and Fisheries Affairs and Government of Central Tapanuli, and Matauli College of Fisheries and Marine Science. All of them can be achieved by coordinating between relevant agencies intensively, conducting training/making pilot pools of freshwater cultivation, improving the distribution channels of freshwater aquaculture fisheries, conducting multi-species cultivation, and conducting environmentally-minded cultivation.
The utilization of appropriate carbon sources will have a good impact on the application of biofloc technology in aquaculture. This study aims to determine the effect on adding the different carbon sources for growth and survival rate of tilapia fries (Oreochromis niloticus). The fries were kept by the densities 30 fries/tank. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The treatments were the addition of different carbon sources on the media biofloc : A (tapioca), B (molasses), C (wheat flour), and K (control). The results showed that the absolute rate of weight and length were found on the treatment of molasses (B) was 5.84 grams, 3.5 cm, and significantly different from the other treatments (P <0.05). While the highest survival rate is 83.33% at molasses (B). The mean temperature at 28.1 to 30.00 oC, the DO from 5.00 to 7.60 mg / L, and pH 5.00-7.20.
Ikan selar bentong / big eye scad dengan nama latin Selar crumenophthalmus merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis. Kehidupan dari populasi ikan selar bentong di laut, tidak terlepas dari infestasi parasit. Parasit ikan adalah salah satu masalah penting dalam biologi perikanan. Peneliti melakukan pemeriksaan parasit pada ikan selar bentong yang berasal dari tempat pelelangan ikan di daerah Sibolga. Data hasil penelitian yang diperoleh adalah beberapa spesies parasit dan tingkat prevalensi setiap parasit yang menyerang ikan selar bentong, seperti: Acanthocephala spp. 14,28 %, Anisakis simplex 2,86%, Norileca indica 2,86% dan Digenea 5,71%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.