¹Mahasiswa pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK UNSRAT Manado. 95115. ²Staf Pengajar pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK UNSRAT Manado. 95115. ABSTRACTThe purpose of this study is to obtain carrageenan from red seaweed Kappaphycus alvarezii using the steam method. In this study the treatment of 4% NaOH and 5% KOH was used and the extraction time was 7 hours and 10 hours. The stages of making carrageenan are; drying, soaking, washing, extraction, settling, filtering, drying and grinding. The results of this study showed that the highest yield was in 4% NaOH treatment, 10-hour extraction time was equal to 18.15%. The lowest water content was obtained from 5% KOH treatment, 10 extraction time which was 1.9%. The best pH value is in 4% NaOH treatment, 10 hours extraction time is 7.58. The best results of gel strength were obtained from 5% KOH treatment, 7 hours extraction time which was 78.3 mm/g/sec.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan karaginan dari rumput laut merah Kappaphycus alvarezii dengan menggunakan metode uap. Pada penelitian ini digunakan perlakuan konsentrasi NaOH 4% dan KOH 5% dan waktu ekstraksi 7 jam dan 10 jam. Tahapan pembuatan karaginan ini adalah pengeringan, perendaman, pencucian, ekstraksi, pengendapan, penyaringan, pengeringan dan penggilingan. Hasil penelitian ini diperoleh rendemen terbanyak ada pada perlakuan NaOH 4%, waktu ekstraksi 10 jam yaitu sebesar 18,15%. Kadar air yang paling rendah diperoleh dari perlakuan KOH 5%, waktu ekstraksi 10 yaitu sebesar 1,9%. Nilai pH terbaik ada pada perlakuan NaOH 4%, waktu ekstraksi 10 jam yaitu sebesar 7,58. Hasil penelitian kekuatan gel paling terbaik diperoleh dari perlakuan KOH 5%, waktu ekstraksi 7 jam yaitu sebesar 78,3 mm/g/det.
ABSTRAKRumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan di kabupaten Gorontalo Utara. Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan di Kabupaten Gorontalo Utara adalah Kappaphycus alvarezii. K. Alvarezii memiliki nilai ekonomis penting karena menghasilkan karaginan. Karaginan banyak digunakan sebagai bahan tambahan industri farmasi, bahan tambahan kosmetik, pengatur keseimbangan, bahan pengental, pembentuk gel dan pengemulsi. Mutu karaginan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis rumput laut, tingkat pertumbuhan dan umur panen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat fisik kimia rumput laut K. alvarezii, membandingkan kandungan karaginan rumput laut K. alvarezii dari berbagai umur panen, menentukan umur panen rumput laut yang tepat dalam hubungannya dengan karakteristik karaginan yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah perlakuan umur panen 30 hari ke atas, dengan parameter kandungan rendemen tertinggi diperoleh pada hari ke 40 (30,63%), kadar air terendah diperoleh pada hari ke 30 (17,72%), kadar abu terendah diperoleh pada hari ke 40 (14,62%), nilai viskositas tertinggi diperoleh pada hari ke 30 (85 cP) dan kekuatan gel tertinggi diperoleh pada hari ke 50 (80,31 g/cm 2 ). Berdasarkan hasil parameter tersebut, maka rumput laut K. alvarezii yang ada di perairan Desa Tihengo dapat dipanen sejak umur 30 hari.Kata kunci: Rumput laut, karakteristik karaginan, umur panen.
1) Mahasiswa pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK Unsrat Manado. 95115. 2) Staf pengajar pada Program Studi Teknologi Hasil Perikanan FPIK Unsrat Manado. 95115. ABSTRACTSemi-refined carrageenan are a type of carrageeanan product that have a low level of purity because it still contains a small amount of cellulose within the carageenan. The purpose of this study is to find out the effect of the concentration of both NaOH and KOH towards rendemen, and the physical and chemical characteristic of semi refined carrageenan made from Kappaphycus alvarezii seaweed, and also to minimize the use of chemical product on SRC production process. The method used in this study is steaming method. The results are the rendemen from NaOH is 10% and KOH 14%. This proves that the concentration of alkali affects the amount of rendemen. The higher the amount of alkali used, the higher the amount of rendemen obtained. Water content obtained from the NaOH samples are 3,75%; while those from the KOH samples are 5%. The ash content of semi-refined carrageenan obtain from NaOH samples are 55,42% and KOH are 55,27%. For the pH level on semi -refined carrageenan obtain from the NaOH samples are 8,06; and KOH are 8,69. The alkali concentration greatly affects the amount of rendemen that is obtained because a higher concentration of alkali during the alkalization process will result in higher pH level, therefore the extration ability of alkali are increased. Keyword:Seaweed, Kappaphycusalvarezii, Semi-refined carrageenan.Semi refined carrageenan (SRC) merupakan salah satu produk karaginan dengan tingkat kemurnian yang rendah karena masih mengandung sejumlah kecil selulosa yang ikut mengendap bersama karaginan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH dan konsentrasi KOH terhadap rendemen, sifat fisik, dan sifat kimia pada pembuatan Semi Refined Carageenan dari rumput laut Kappaphycus alvarezii serta meminimalisir penggunaan bahan kimia pada pembuatan Semi Refined Carageenan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode uap. Hasil penelitian yang diperoleh seperti rendemen dengan perendaman NaOH adalah 10%, KOH 14%. Hal ini membuktika n bahwa konsentrasi alkali mempengaruhi jumlah rendemen. Semakin tinggi jumlah alkali, semakin tinggi rendemen yang didapatkan. Kadar air yang diperoleh adalah kadar air pada sampel dengan NaOH yaitu 3,75%; sedangkan untuk kadar air sampel KOH yaitu 5%. Hasil kadar abu Semi Refined Carrageenan (SRC) untuk sampel dengan NaOH yaitu 55,42%; sedangkan untuk sampel KOH yaitu 55,27%.Untuk nilai pH Semi Refined Carrageenan (SRC) pada sampel dengan NaOH 8,06; sampel dengan KOH 8,69. Konsentrasi alkali sangat mempengaruhi rendemen yang dihasilkan karena semakin tinggi konsentrasi alkali selama proses alkalisasi berlangsung, menyebabkan pHnya semakin tinggi sehingga kemampuan alkali dalam mengekstrak semakin besar. Kata kunci: Rumputlaut, Kappaphycusalvarezii, Semi Refined Carrageenan.
Carrageenan was isolated under different extraction conditions from Kappaphycus alvarezii collected in North Sulawesi, Indonesia. Its gel properties include very strong elasticity even at low concentrations. Molecular weight and rheological properties were obtained by gel permeation chromatography and dynamic viscoelasticity measurements in order to clarify the average molecular weight at various extraction temperatures (50, 70, 90°C) and times (1, 3, 5 h), as well as gel formation ability. The results showed that both the weight-average and the number-average molecular weight decreased with increasing extraction temperature. However, the gelation rate of the carrageenan was found to be constant at around 40°C, whereas the storage modulus, G′, and loss modulus, G″, of the gels differed from each other.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.