Latar Belakang : Fasilitas pelayanan kesehatan mempunyai tugas utama memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan aman bagi masyarakat. Keberhasilan pemberian asuhan keperawatan oleh perawat baik di Rumah Sakit maupun di pelayanan primer ini perlu didukung oleh mekanisme upaya peningkatan profesionalisme perawat. Salah satunya adalah melalui pendidikan keperawatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang Tahun 2018. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaf yang menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Survey analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel tidak berhubungan dengan motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan: sosial ekonomi (p-valeu : 1,000), jenjang karir (p-value : 0,626), penghargaan (p-value : 0,802) dan dukungan atasan (P-value : 0,873). Simpulan : Faktor sosial ekonomi, jenjang karir, penghargaan dan dukungan atasan tidak berhubungan dengan motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan.
Latar Belakang : Upaya membangun budaya keselamatan merupakan langkah pertama dalam mencapai keselamatan pasien, adanya budaya keselamatan pasien dapat mengurangi risiko terjadinya Kejadian Tidak Diinginkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis gambaran penerapan budaya keselamatan pasien sebagai upaya pencegahan kejadian tidak diinginkan. Metode : Penelitian ini menggunakan literature review dengan cara memilih artikel-artikel dari database elektronik google scholar dan pubmed yang dipublikasikan di jurnal nasional maupun internasional pada tahun 2015-2020. Hasil : Berdasarkan hasil analisis dari tujuh artikel didapatkan bahwa ada empat artikel yang mendapat hasil lebih dari 50% respondennya menyatakan penerapan budaya keselamatan pasien sudah baik, dimana dimensi pembelajaran organisasi mendapatkan persentase paling tinggi yaitu 96.8%. Sedangkan tiga artikel lainnya menemukan bahwa penerapan budaya keselamatan pasien masih rendah atau kurang baik, dimana masih banyak terdapat dimensi budaya keselamatan pasien berada pada kategori negatif. Kesimpulan : Sebagian besar artikel menemukan bahwa penerapan budaya keselamatan pasien sudah dalam kategori baik, dan untuk penerapan budaya keselamatan pasien yang baik yaitu dengan menerapkan 12 dimensi budaya keselamatan pasien.
ABSTRAK Kejang demam merupakan salah satu masalah yang paling umum terjadi pada anak yang berusia enam bulan sampai lima tahun dimana suhu tubuh mengalami peningkatan di atas 38°c. Prevalensi kejang demam di Indonesia pada tahun 2005 sebesar 17,4% dan meningkat pada tahun 2007 dengan kejadian kejang sebesar 22,2%. Penanganan yang kurang tepat saat terjadi kejang demam dapat menyebabkan komplikasi, penanganan yang kurang tepat ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan sehingga untuk meningkatkan pengetahuan diberikan edukasi melalui video tentang penanganan awal kejang. Tujuan penelitian diketahuinya pengaruh video edukasi terhadap pengetahuan orang-tua dalam penanganan awal kejang pada anak di TK Aisyiyah 11 Palembang tahun 2022. Metode penelitian ini menggunakan design pre-experimental dengan pendekatan One Group Pretest dan Posttest design dengan jumlah 55 responden teknik sampling menggunakan Total Sampling, pengambilan data menggunakan kuesioner analisis yang digunakan Uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai median pengetahuan saat pretest yaitu 10.00 dan nilai posttest setelah di berikan video edukasi tentang penanganan awal kejang pada anak yaitu 13.00 hal ini menunjukan terdapat peningkatan pengetahuan dengan hasil p value = 0.001 dengan nilai a=0,05 (p<a). Kesimpulan ada pengaruh video edukasi terhadap pengetahuan orang tua dalam penanganan awal kejang pada anak di TK Aisyiyah 11 Palembang, sehingga di sarankan orang-tua selalu update pengetahuan tentang penanganan kejang demam melalui media video online maupun offline.
Managerial coaching has been reported as a successful leadership development approach that has potential benefit for nurses. It also was recognized as a powerful tool to promote personal and professional development in the nursing profession. Therefore, there is an increasing needs for reliable and valid assessment tools to measure the coaching skills of nurses in managerial positions. This study reviewed and revised an existing instrument created by (Park, McLean, and Yang, 2007) which measured coaching skills of managers in business and industrial organization. In order to adapt the original instrument to the nursing profession, this study firstly identified the five primary dimensions of the managerial coaching skills of head nurses through both qualitative and quantitative approaches. Review experts and a pilot study were
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.