ABSTRAKProgram wisata halal sebenarnya sangat positif apabila diimplementasikan dalam rangka meningkatkan kunjungan baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun demikian, masyarakat di sekitar kawasan wisata Danau Toba menolak rencana program wisata halal yang digulirkan pemerintah daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab penolakan masyarakat terhadap pencanangan wisata halal yang digagas oleh pemerintah daerah. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini menggunakan studi literatur sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan: (1) pemerintah daerah tidak sepenuhnya memahami tradisi (kearifan lokal) yang hidup pada masayarakat di sekitar kawasan wisata Danau Toba; dan (2) meskipun dimensi logos sudah diterapkan dengan mengajukan argumentasi yang memadai, namun dua dimensi lainnya, yaitu ethos dan pathos belum diterapkan dengan maksimal sehingga menghambat proses komunikasi yang berlangsung. ABSTRACTHalal tourism program is actually very positive if implemented in order to increase visits by both local and foreign tourists. However, the community around Danau Toba rejected halal tourism program planned by the local government. This study aims to determine the cause of public rejection of the launching of halal tourism which was initiated by the local government. Using a qualitative descriptive approach, this study uses literature studies as a data collection technique. The results showed: (1) the local government did not fully understand the tradition (local wisdom) that lived in the communities around Danau Toba area; and (2) although the logos dimension has been applied by submitting thw adequate arguments, two other dimensions, namely ethos and pathos, have not been applied to the maximum so that it inhibits the ongoing communication process.
Use of social media creates positive or negative impacts on adolescents. There are a number of factors enabling adolescents to make use of social media positively. One of the factors studied in this research is the adolescent worldview. The adolescent worldview greatly determines the way she behaves and her attitude towards social media. The result of this research shows that adolescent worldview may release and enables her to reject negative impacts of social media, particularly from modern culturalisms as relativism, individualism, emotionalism, presentism (present-time ism), materialism, autonomy, victimism, and turn it into a positive impact on herself. Worldviews may be differentiated based on three categories namely religion, spirituality and secularity. This research is conducted by explorative-qualitative approach, using case study research method. Data collection process was conducted by in-depth interview with late adolescents.Key Words: Worldview, Social Media, Adolescent Abstrak Penggunaan Media sosial menimbulkan dampak yang positif juga negatif terhadap remaja. Terdapat sejumlah faktor yang membuat remaja bisa memanfaatkan media sosial dengan positif. Salah satu faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah wawasan dunia yang dimiliki anak remaja. Wawasan dunia yang dimiliki anak remaja sangat menentukan bagaimana ia bersikap dan berperilaku terhadap media sosial. Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa wawasan dunia anak remaja dapat melepaskan dan memampukannya menolak dampak negatif media sosial khususnya dari isme-isme budaya modern seperti relativisme, individualisme, emosionalisme, presentisme (kekinian-isme), materialisme, otonomi, victimisme (korban-isme) dan mengubahnya menjadi sesuatu yang positif buat dirinya. Wawasan dunia bisa dibedakan berdasarkan tiga kategori yakni agama, spiritualiti dan sekuler. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif bersifat eksploratif, dengan menggunakan metode penelitian studi kasus. Adapun proses pengumpulan data diperoleh lewat wawancara mendalam terhadap anak remaja akhir.
The Covid-19 pandemic originating from Wuhan has caused a lot of problems in people’s life aside from the economic costs. The Covid-19 has also taken its toll in almost every country in the world. Millions have died. Families need communication supports to face Covid-19. Group communication support has a very important role in sustaining the Covid-19 survivors and their families. To understand how it can sustain the Covid-19 survivors and their families, the researcher used the case-study approach and collected data through in-depth interviews with three respondents and analyzed them. This study aims to find out how the role of group communication support for survivors in supporting their resilience against Covid-19. The result shows that group communication supports link with five skills in designing supportive messages, i.e.: clarifying supportive intentions, buffering face threats, using other-centered messages, framing messages, and giving advice. These five skills provide a positive influence to the survivors and their families. The support messages have helped them go through difficult times caused by Covid-19. The research also found other sustaining aspects: the ability of the three respondents to see the calamities positively according to their religions and their strong personalities. Their personalities have enabled them to show positive attitudes to their children. In turn, their children also have the same resolute, strong, and resilient attitude in facing their calamities. Pandemi Covid-19 yang berasal dari Wuhan, telah menimbulkan banyak masalah bagi kehidupan manusia, tidak hanya kerugian secara ekonomi saja. Covid-19 juga telah merenggut banyak nyawa manusia hampir di semua belahan dunia. Jutaan nyawa melayang dan jutaan keluarga membutuhkan adanya dukungan komunikasi sebagai akibat serangan Covid-19 ini. Dukungan komunikasi kelompok memiliki peranan yang sangat penting guna menunjang ketahanan dari keluarga dan juga penyintas Covid-19 ini. Untuk mengetahui bagaimana dukungan komunikasi kelompok bisa menunjang ketahanan keluarga dan penyintas Covid-19, maka dilakukan penelitian dengan pendekatan studi kasus, yakni mengumpulkan data melalui wawancara mendalam kepada tiga informan dan selanjutnya menganalisisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bagaimana peranan dukungan komunikasi kelompok terhadap penyintas dalam menunjang ketahanan mereka menghadapi Covid-19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dukungan komunikasi dari kelompok terkait dengan lima kemampuan mengemas pesan yang mendukung (support message), antara lain; clarify supportive intentions, buffering face threats, other centered message, framing, giving advice. Kelima keterampilan ini memberi pengaruh yang positif, kepada keluarga dan korban Covid-19. Adanya support message ini, membuat keluarga dan penyintas Covid-19 mampu melewati masa sulit sebagai akibat dari Covid-19 ini. Penelitian ini juga menemukan, bahwa terdapat aspek lainnya yakni, kemampuan yang dimiliki ketiga informan untuk melihat musibah yang mereka alami secara positif sesuai dengan ajaran agama yang mereka yakini, dan juga kekuatan kepribadian mereka yang tangguh. Kepribadian yang kuat, yang mereka miliki membuat mereka berhasil menunjukkan sikap positif kepada anak-anak mereka. Sebagai akibatnya, anak-anak merekapun memiliki sikap yang sama yakni tegar, kuat, tabah menjalani musibah yang mereka alami.
Maraknya Hoax (berita bohong) yang beredar khususnya terkait Covid-19 di masyarakat, telah menghambat upaya pemerintah dalam melakukan berbagai sosialisasi terkait usaha mengatasi pandemi ini. Ketidakpercayaan masyarakat tentang keberadaan Covid-19, dari hari-ke hari semakin meluas baik di kalangan yang terdidik ataupun tidak. Salah satu akibatnya adalah sebagian masyarakat menolak untuk melakukan vaksinasi. Mereka menolak karena percaya bahwa, vaksinasi adalah bentuk konspirasi dari pengusaha farmasi untuk mendapatkan keuntungan besar. Survei Center for Digital Society (CfDS) Fisipol UGM menemukan data mengejutkan terkait aktivitas masyarakat di media sosial media, sepertiga dari 601 responden percaya akan informasi adanya konspirasi ini dan terdapat 49,9 persen dari total 601 responden menolak untuk menjadi penerima vaksin Covid-19 pertama. Fakta ini menggambarkan maraknya hoax dapat memengaruhi persepsi masyarakat tentang keberadaan Covid-19 ini. Oleh Karena itu, perlu ada upaya yang berkelanjutan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun perguruan tinggi untuk mengatasinya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan sarana untuk melakukan sosialisasi terkait literasi media digital, yang ditujukan kepada siswa-siswi SMP dan SMA Kristen Pniel Medan. Metode yang dilaksanakan, adalah dengan memberikan pembelajaran melalui kelas webinar (Web-Seminar) terkait topik literasi media digital di setiap awal semester dan kegiatan ini sudah berlangsung selama dua tahun berturut-turut. Melalui PKM ini diharapkan mereka akan memiliki kesadaran kritis dan kemampuan membedakan berita yang benar dan berita bohong. Sebagai rekomendasinya bahwa, kegiatan ini perlu dilaksanakan secara berkelanjutan karena akan meningkatkan literasi media di masyarakat khususnya di kalangan siswa-siswi Kristen Pniel Medan.
Pandemi Covid 19, membawa dampak buruk hampir ke semua lini usaha, termasuk usaha kecil yang dikelola dengan modal kecil oleh individu. Salah satunya adalah usaha kuliner Ibu Ayu seorang ibu muda beranak tiga dengan suami bekerja sebagai supir angkot yang tinggal di Pasar Minggu Jakarta. Keluarga Ibu Ayu sebelum pandemi sudah masuk kategori keluarga prasejahtera, dengan adanya Pandemi Covid 19 bukan saja menghancurkan usaha kulinernya yang menjual pecel lele dan pecel ayam keliling karena pembeli yang berkurang drastis, tetapi juga membuat suaminya kehilangan pekerjaan sebagai supir angkot. Keluarga ini menjadi sangat terpuruk secara ekonomi sehingga untuk melanjutkan hidup, terpaksa secara bergantian pasangan suami istri ini mencari nafkah dengan cara menjadi badut di jalanan. Penghasilan yang mereka dapatkan sangat minim antara lima ribu rupiah hingga seratus ribu rupiah sekali ngamen. Tim memilih warung Ibu Ayu menjadi mitra dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dilaksanakan mulai dari identifikasi mitra, kesepakatan penentuan objek pelatihan, pelatihan dan pendampingan, dan evaluasi bersama. Tim pengabdian kepada masyarakat dibimbing seorang dosen yang beranggotakan empat mahasiswa komunikasi melakukan observasi dan selanjutnya mengeksekusi keputusan apa saja yang sudah disepakati yang bertujuan untuk melakukan upaya pemulihan atas warung Ibu Ayu. Tim memberi bantuan bukan saja berupa dana dan peralatan memasak, juga dengan cara menyewa lapak, memberi pinjaman modal untuk buka usaha dan juga memberi pendampingan mengelola usahanya dengan mengajarkan bagaimana menggunakan digital marketing sebagai sarana promosi dan memperkenalkan market place (aplikasi go food, grab food) untuk memasarkan dan melakukan transaksi usaha kulinernya dengan menggunakan aplikasi. Lazimnya usaha yang baru, warung Ibu Ayu masih memerlukan dukungan tim. Tim dalam hal ini tetap melakukan pendampingan, dan pemantauan atas usaha yang dikelola Ibu Ayu, yang sudah mulai aktif berjualan di lapaknya, karena sebagai usaha yang baru pastilah tidak terhindar dari berbagai masalah baik yang bersifat eksternal maupun internal
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.