No abstract

Fatigue can adversely affect safety, health, work performance, and worker productivity, and it can occur if there are risk factors in the workplace, such as monotony, workload level, and long hours, which can take a toll physically and mentally. XYZ is a government agency that educates and trains personnel in human resources in the field of quality testing of goods. In carrying out its duties, XYZ organizes programming and evaluation of employees through education/training, as well as the implementation of standard training, promotion, cooperation of education, and administrative and household affairs. Annually, XYZ organizes more than 25 training events, in which the training duration varies. The many activities that XYZ carries out encourage employees to work hard, including long hours, which can elicit fatigue. This analytical study, using a cross-sectional design, aims to analyze the relationship between fatigue and employee performance at XYZ. Fatigue was measured in 22 XYZ employees in May 2017 by using the Fatigue Assessment Scale, and the data were analyzed with a correlation test. The results indicated a statistically significant relationship between fatigue and work performance (r = -0.771 and p = 0.0005) -a very strong and inversely proportional relationship in which the higher the fatigue experienced by XYZ employees, the more their work-performance quality suffered.

Indonesia pernah menjadikan kasus COVID-19 aktif dan tingkat kematiannya tertinggi dibandingkan rata-rata kasus global dan pernah menjadikan kasus COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara pada akhir februari 2021. Sebuah studi menjelaskan bahwa lebih dari setengah petugas kesehatan mengalami kasus positif COVID-19, salah satu sumber pajanannya adalah di tempat kerja. Petugas kesehatan merupakan garda terakhir dalam menangani pandemi untuk mengurangi angka keparahan dan kematian dari kasus ini. Sehingga pemerintah mengeluarkan pedoman protokol kesehatan yang merupakan tindakan untuk melindungi pertugas kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/413/2020. Tujuan studi ini untuk menggambarkan penerapan protokol kesehatan pada fasilitas kesehatan Provinsi Jambi dalam menangani pandemi COVID-19 ini. Desain studi ini adalah cross-sectional pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan secara online dan offline. Pelaksanaan studi ini adalah bulan maret hingga agustus 2021, di 6 fasilitas pelayanan kesehatan (4 rumah sakit dan 2 puskesmas).  Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan protokol kesehatan didominasi kategori “cukup”, 2 fasilitas pelayanan kesehatan berkategori “baik” dan 1 fasilitas pelayanan kesehatan berkategori “sangat Baik”. Komponen penilaian kategori rumah sakit yang terendah adalah sumberdaya manusia, manajemen pasien, komunikasi risiko & keterlibatan masyarakat, dan surge capasity, koordinasi & komponen kesehatan kerja, kesehatan mental & dukungan psikososial. Komponen penilaian kategori Puskesmas yang terendah adalah komponen administrasi, keuangan dan kebelangsungan bisnis, manajemen pasien dan kesehatan kerja, kesehatan mental dan dukungan psikososial. Dari hasil penelitian tersebut bahwa masih perlunya perbaikan dan peningkatan penerapan protokol kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut dalam upaya perlindungan petugas kesehatan.