The use of machine translation as artificial intelligence (AI) keeps increasing and the world's most popular translation tool is Google Translate (GT). This tool is not merely used for the benefits of learning and obtaining information from foreign languages through translation but has also been used as a medium of interaction and communication in hospitals, airports and shopping centers. This paper aims to explore machine translation accuracy in translating French-Indonesian culinary texts (recipes). The samples of culinary text were taken from the internet. The research results show that the semiotic model of machine translation in GT is the translation from the signifier (forms) of the source language to the signifier (forms) of the target language by emphasizing the equivalence of the concept (signified) of the source language and the target language. GT aids to translate the existing French-Indonesian culinary text concepts through words, phrases and sentences. A problem encountered in machine translation for culinary texts is a cultural equivalence. GT machine translation cannot accurately identify the cultural context of the source language and the target language, so the results are in the form of a literal translation. However, the accuracy of GT can be improved by refining the translation of cultural equivalents through words, phrases and sentences from one language to another.
The use of machine translation as artificial intelligence (AI) keeps increasing and the world's most popular translation tool is Google Translate (GT). This tool is not merely used for the benefits of learning and obtaining information from foreign languages through translation but has also been used as a medium of interaction and communication in hospitals, airports and shopping centers. This paper aims to explore machine translation accuracy in translating French-Indonesian culinary texts (recipes). The samples of culinary text were taken from the internet. The research results show that the semiotic model of machine translation in GT is the translation from the signifier (forms) of the source language to the signifier (forms) of the target language by emphasizing the equivalence of the concept (signified) of the source language and the target language. GT aids to translate the existing French-Indonesian culinary text concepts through words, phrases and sentences. A problem encountered in machine translation for culinary texts is a cultural equivalence. GT machine translation cannot accurately identify the cultural context of the source language and the target language, so the results are in the form of a literal translation. However, the accuracy of GT can be improved by refining the translation of cultural equivalents through words, phrases and sentences from one language to another.
Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis corak komposisi Data dan cerita dalam setiap penyampaian cerita Malleleang Raunna La Oro Kelling di tengah khalayak Masyarakat Bugis di Kabupaten Wajo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi Pustaka, Wawancara, dan Pengamatan. Dalam pengelolaan data, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan ini menggambarkan langsung masalah penelitian tentang komposisi dalam konteks Spesifik Penyampaian La Galigo. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua bentuk komposisi bahasa dalam naskah La Galigo Episode Malleleang Raunna La Worokelling, yakni bentuk majemuk yang unsur pertamanya menjadi pusat atau diterangkan oleh unsur penjelas atau menerangkan dan bentuk majemuk yang unsur-unsurnya tidak saling menerangkan, tetapi hanya berupa rangkaian yang sejajar atau kopulatif. Makna komposisi bahasa dalam naskah tidak bergantung dengan makna unsur yang membentuknya. Hal itu dikarenakan komposisi itu membentuk makna baru yang tidak sama dengan makna aslinya. Bentuk yang timbul dari proses komposisi bahasa Bugis dalam naskah La Galigo Episode Malleleang Raunna La Worokelling di Kabupaten Wajo ada lima, yaitu komposisi membentuk benda, komposisi membentuk kerja, komposisi membentuk sifat, komposisi membentuk keterangan, dan komposisi membentuk persona.
Makalah ini merupakan makalah konseptual yang mengeksplorasi studi Jepang di Indonesia, khususnya Sastra Jepang Unhas dan potensi pengembangan di masa depan depan. Makalah ini bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kajian kejepangan secara khusus di Sastra Jepang Unhas sebagian besar masih terjebak dalam paradigma lama dengan menempatkan Jepang yang unik, unggul dan positif. Ke depan diharapkan kajian kejepangan perlu mengembangkan lebih banyak pendekatan salah satunya adalah pendekatan ekonomi politik yang diharapkan bisa berkontribusi menuju visi program studi Sastra Jepang Unhas di 2030 sebagai program studi unggul di Indonesia dalam bidang bahasa, sastra dan budaya Jepang.
Pergaulan bebas merupakan salah satu permasalahan terbesar yang dihadapi oleh Indonesia saat ini. Dampak yang ditimbulkan dari pergaulan bebas sangatlah krusial, mulai dari pembegalan liar, seks bebas, penggunaan obat-obatan terlarang dan lainnya. Pendidikan moral secara spiritual dalam hal ini sangat diperlukan untuk mengatasi hal tersebut, salah satunya adalah pappasang yang berisi pesan-pesan moral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan Islam terkait dengan pergaulan bebas dan untuk mengkaji pappasang berbasis ajaran Islam sebagai media edukatif pencegahan pergaulan bebas bagi anak-anak. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi dan studi literatur. Kemudian, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif model Miles dan Hubermen, yaitu reduksi data, data display/penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi adab dalam bergaul, pola-pola pergaulan bahkan dampak yang ditimbulkan telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Islam memandang pergaulan bebas sebagai suatu perbuatan keji dan mungkar sehingga harus dihindari. Lalu, pappasang yang berisi pesan-pesan moral mengandung sistem pencegahan pergaulan bebas, anjuran mengerjakan perintah Allah Swt. dan menjauhi segala larangan-Nya, serta anjuran berbuat baik terhadap sesama. Tidak hanya itu, dalam pappasang masyarakat suku Makassar terdapat juga pesan-pesan yang langsung berlandaskan Al-Qur’an, seperti anjuran untuk selalu membaca ta’awudz sebagai benteng pertahanan diri dari berbagai gangguan makhluk halus. Dengan demikian, pappasang memiliki korelasi dengan ajaran Islam dan patut untuk dijadikan media pendidikan moral bagi anak-anak, khususnya dalam hal pencegahan pergaulan bebas.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.