Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi yang dilakukan pada 39 SMA Rujukan yang ada di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran abad 21 dalam Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Fisika di SMA Rujukan Provinsi DKI Jakarta. Fokus penelitian diarahkan pada empat sub variabel yaitu; (1) perencanaan pembelajaran; (2) pelaksanaan pembelajaran; (3) penilaian pembelajaran; dan (4) pengawasan pembelajaran. Responden yang dilibatkan dalam penelitian adalah guru mata pelajaran Fisika. Pada penelitian ini digunakan angket untuk mengumpulkan data dan menggunakan skala Likert dengan skor 1 sampai 4. Selanjutnya, data tersebut diolah dengan menggunakan teknis analisis deskriptif persentase. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, khususnya bagi Direktorat Pembinaan SMA, mengenai kondisi riil di lapangan berkaitan dengan implementasi Kurikulum 2013 SMA sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan selanjutnya. Kata Kunci: Pembelajaran Abad 21, Kurikulum 2013, Fisika, SMA Rujukan Abstract: This research is a description research conducted from 39 SMA Rujukan in Province of DKI Jakarta. This study aims to describe the implementation of 21st century learning in Curriculum 2013 in the subject matter of physics at SMA Rujukanin Province of DKI Jakarta. The focus research is directed to four sub variables namely; (1) planning of learning; (2) implementing of learning; (3) assessment of learning; & (4) monitoring of learning. Respondents in this research are teacher of Physics subject. This study used questionnaires to collect data and use Likert scale with a score of 1 to 4. Furthermore, the data is processed by using technical analysis descriptive percentage. The results of this study are expected to be an input or recommendation for the Ministry of Education and Culture, especially for the Directorate of High School Development, regarding with the real conditions in the school related to the implementation of Curriculum 2013 so it can be taken into consideration for the next policy making. Keywords: 21st Century Learning, Curriculum 2013, Physics, SMA Rujukan
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang menekankan siswa untuk mencari atau menemukan pengetahuanya sendiri. Model pembelajaran yang digunakan guru sangat berpengaruh dalam menciptakan situasi belajar yang benar-benar menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar mengajar, serta sangat membantu dalam pencapaian prestasi belajar yang memuaskan. Akan tetapi, dalam pelaksanaan di lapangan pembelajaran banyak didominasi oleh guru sehingga kurang mampu membangun persepsi, minat, dan sikap siswa yang lebih baik. Hal tersebut juga dijumpai di SDN Pinggir Papas 1 Sumenep, siswa sulit memahami materi yang ada. Kendala yang terjadi adalah siswa merasa bosan dan tidak berminat mengikuti pembelajaran IPA. Hasil nilai ulangan harian dari 25 siswa hanya 9 siswa (36%) yang mendapatkan nilai di atas KKM (65). Dari hasil tersebut, peneliti merasa perlu sekali melakukan perbaikan pembelajaran agar sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS). Sesuai rumusan masalah “apakah model pembelajaran kooperatif Think-Pairs-Share (TPS) dapat meningkatkan Prestasi Belajar IPA pada Siswa Kelas IIIA SDN Pinggir Papas 1 Sumenep?”, maka dilakukan metode penelitian dengan observasi dan tes. Hasil dari dua siklus penelitian yang melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi diperoleh hasil prestasi belajar siswa meningkat dari 67,8 dengan ketuntasan belajar 72% menjadi 80,4 dengan ketuntasan 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pairs Share mampu meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IIIA SDN Pinggir Papas 1 Sumenep, dengan peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 28% melebihi kriteria peningkatan yang ditentukan yaitu 20%. Selain itu, model pembelajaran kooperatif Think Pairs Share efektif digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran di kelas karena dapat menjadikan siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran oleh guru.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) kondisi pembelajaran matematika di SMK yang dijadikan lokasi penelitian secara umum sudah berjalan baik, sebagaimana dapat dilihat dari: pemahaman guru matematika terhadap tujuan pembelajaran matematika, metode yang digunakan guru cukup bervariasi, meskipun materi pembelajaran matematika yang dikembangkan guru masih terlalu banyak, sumber yang digunakan guru masih menggunakan buku paket, peran siswa dalam kegiatan pembelajaran cenderung masih kurang optimal, (2) pembelajaran berbasis komputer model tutorial dan drill and practice dilaksanakan melalui tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran berbasis komputer. (3) faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan model pembelajaran berbasis komputer adalah adanya laboratorium komputer yang sudah terpasang jaringan (LAN), sehingga mempermudah pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer, sedangkan faktor yang menghambat pelaksanaan model pembelajaran berbasis komputer adalah budaya mengajar konvensional yang merasa cukup puas dengan menggunakan metode ceramah; (4). pembelajaran berbasis komputer model tutorial ternyata lebih efektif jika dibandingkan dengan model drill and practice pada mata pelajaran matematikat. Begitu juga jika dibandingkan antara pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran konvensional yang berupa tatap muka, ternyata siswa terlihat lebih antusias dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan CBI, dibandingkan tatap muka di kelas.
The experiment was aimed to study the composition of unsaturated fa y acid, fermentation parameter and microbial activity in the rumen-buff er mixture when protected CPO with casein and formaldehyde was incubated in the in vitro fermentation. CPO and milk powder (1:2) were mixed, added technical formaldehyde 0%, 1%, 2%, and 3% by weight of blend, mixed again to form CCPO. The amount of 0% (0 mg), 1.5% (4.5 mg), 3% (9 mg), 4.5% (13.5 mg) and 6% (18 mg) CCPO was inserted into fermenter bo les containing napier grass and rice bran (60:40), was tested in vitro. The data were analyzed by completely randomized design with factorial pa ern 4 x 5 (level of formaldehyde as factor A and level of CPO as factor B). The diff erent of treatments were tested by Duncan's new multiple range test. Result shows that the increase of formaldehyde level could increase unsaturated fa y acids content, CMC-ase activity, microbial protein and number of protozoa, but decreased NH 3 , VFA, and pH of rumen fl uid. The increase of CPO level also increased fa y acid composition and microbial protein, but decreased NH 3 , VFA, and pH, CMC-ase activity and number of protozoa in rumen fl uid. It can be concluded that encapsulated CPO with formaldehyde increased unsaturated fa y acid composition and microbial activity, but decreased fermentation parameters.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.