The aims of this study is to identify the diversity of local plants on the island of Buton, the results of the identification of potential learning resources, the potential of local plants on the island of Buton to be used as a source of learning to achieve basic skill in the 2013 curicullum. This researches is a method of exploratory research that contains survey, observation and interview for the use of local plants. The data analysis used is the exploratif analysis and analysis of potential learning resources through a literature review. The results of this study indicate that 23 species of local plants have been identified on Buton Island to be used as a functional food, coloring agents, plastic subtitutes, herbs and spices, medicines and cosmetics, and raw materials for crafts/textiles. The local plants are Amorpophalus sp., Dioscorea alata, Setaria italica, Maranta arundinaceae, Cajanus sp., Oryza sativa, Indigofera sp., Tectona grandis, Hibiscus tiliaceus, Ficus septica, Pisonia alba, Musa balbisinia, Sterculia sp., Amomum sp., Spondias pinnata, Sandoricum koetjape, Averhoa balumbi, Eleutherine palmifolia, Donax canniformis, Pandanus sp., Lygodium circinatum, Bambusa blumeana, and lapi. Based on the requirements of fulfilling local potential as a source of learning that includes aspects of potential clarity, conformity to goals, clarity of objectives, clarity of information revealed, clarity of exploration guidelines and clarity of expected outcomes. the results of research in the form of local plant potential on Buton Island to achieve K.D-3.2 2013 curriculum on Indonesian Biodiversity Materials can be used as a source of biology learning for SMA class X.
Umbi-umbian sebagai bahan pangan sumber karbohidrat telah lama dikenal dan dikonsumsi masyarakat, tumbuh subur di daerah tropis dan tidak menuntut iklim serta kondisi tanah spesifik. Umbi-umbian mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif (pengganti beras dan tepung terigu). Tanaman ini umumnya ditanam di lahan kering sebagai tanaman sela, khususnya ubi kayu dan ubi jalar yang telah dibudidayakan dengan skala luas. Masyarakat Pulau Buton banyak memanfaatkan umbi-umbian dalam pembuatan makanan tradisional seperti kasuami, tuli-tuli, epu-epu, roko-roko serta onde-onde (diolah dari ubi kayu yang diparut) dan kaopi (tepung). Hal inilah yang memungkinkan umbi-umbian menjadi salah satu jenis tanaman yang tetap dilestarikan di samping karena kondisi lingkungan di wilayah ini yang tidak terlalu subur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis dan sebaran umbi-umbian yang dimanfaatkan sebagai pangan oleh masyarakat di Pulau Buton. Metode eksplorasi dilakukan di empat wilayah yaitu Kota Baubau, Buton Utara, Buton Selatan, dan Kabupaten Buton untuk mengetahui jenis dan sebaran umbi-umbian dan wawancara dengan penduduk setempat guna mengetahui jenis umbi-umbian yang dapat dikonsumsi atau dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi, identifikasi, dan analisis karakter morfologi umbi. Identifikasi umbi-umbian mengacu pada Flora of Java karangan Backer, C.A. dan Bakhuizen van Den Brik dan Flora Sulawesi karangan Yuzammi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 jenis umbi-umbian yang dimanfaatkan sebagai pangan oleh masyarakat Pulau Buton.
Indikator sintesis atau buatan merupakan indikator kimiawi yang dijual di pasaran dengan beberapa kelemahan seperti menimbulkan polusi kimia, ketersediaan bahan dan harga yang relatif mahal. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa beberapa organ tumbuhan bahkan tumbuhan liar ataupun bagian yang tidak umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dapat dimanfaatkan sebagai indikator asam basa pengganti indikator sintesis. Bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan adalah bagian yang berwarna terang karena adanya kandungan antosianin di dalamnya yang diekstrak menggunakan metode maserasi. Jenis dan bagian tumbuhan yang dimanfaatkan adalah bunga belimbing wuluh, bunga dadap merah, bunga pukul empat, daun bayam merah, kulit ubi ungu, dan bunga karamunting. Pembuatan indikator dalam bentuk larutan lebih mudah rusak dan berbau setelah penyimpanan yang lama sehingga pembuatan indikator kertas lebih banyak dipilih karena keunggulan yang dimiliki seperti: mudah diamati, hemat penggunaan, praktis, dan lebih murah.
Abstrak: Sampah merupakan material sisa dari suatu proses atau aktivitas. Meskipun demikian, sampah dapat didaur ulang menjadi bentuk lain yang bernilai. Hampir seluruh aktivitas manusia, baik secara sadar ataupun tidak sadar menghasilkan sampah, salah satunya dari sampah rumah tangga. Selain itu, sampah juga dapat terbentuk dari guguran daun tumbuhan. Pengolahan dan pemanfaatan sampah dapat dimulai dari lingkungan kita sendiri. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada siswa mengenai cara pemanfaatan dan pengolahan sampah organik di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka. Sosialisasi dan pendampingan pemanfaatan sampah ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Baubau pada 10 Juli 2021. Peserta kegiatan adalah perwakilan dari siswa kelas X, XI, dan XII yang tergabung dalam kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 5 Baubau sebanyak 24 orang siswa. Tahapan kegiatan ini meliputi prestest, pemaparan materi, tanya jawab, praktik langsung oleh peserta, dan posttest. Para siswa terlihat cekatan mempraktikkan pembuatan masing-masing olahan berdasarkan metode kerja yang telah disampaikan saat pemaparan materi. Para siswa juga menyampaikan keinginannya untuk mempraktikkan kembali metode pengolahan sampah seperti yang disajikan dalam kegiatan ini di tempat tinggal mereka . Evaluasi hasil kegiatan menunjukkan bahwa pemahaman peserta terkait topik yang disajikan mengalami peningkatan dari 38% menjadi 87%.Abstract : Waste is residual material from a process or activity. However, waste can be recycled into other viable forms. Almost all human activities, both consciously and unconsciously, produce waste, like from household waste. In addition, waste can also be formed from plant leaf fall. Waste processing and utilization can be started from our own environment.This activity aims to provide information to students about how to use and process organic waste in their neighborhood. The socialization and assistance for the use of waste was carried out at SMA Negeri 5 Baubau on July 10, 2021. There are 24 participants were representatives from class X, XI, and XII students who were members of the Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) of SMA Negeri 5 Baubau. The stages of this activity include are pretest, material presentation, discussion, direct practice by participants, and posttest. The students seemed deft in practicing the making of each preparation based on the work method that had been conveyed during the presentation of the material. The students also expressed their desire to re-practice the waste management methods as presented in this activity in their homes. The results of the evaluation showed that participants' understanding of the topics presented had increased from 38% to 87%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.