Coronavirus Disease (COVID-19) menjadi tantangan dunia kesehatan saat ini. Kasus COVID-19 di Indonesia masih menunjukkan tren peningkatan setiap harinya. Kota Semarang sebagai pusat pemerintahan Jawa Tengah memiliki jumlah kasus COVID-19 terbanyak dengan total 24.660 kasus dan 1.957 kasus kematian. Penularan COVID-19 paling memungkinkan terjadi pada pekerja di sektor umum salah satunya pedagang pasar tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku pencegahan COVID-19 pada pedagang di Pasar Sampangan, Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan studi obeservasional analitik dengan rancangan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang di Pasar Sampangan yang berjumlah 210 orang dengan sampel sebanyak 53 orang Metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku penerapan protocol kesehatan (p=0,01) serta ada hubungan antara sikap dan perilaku penerapan protocol kesehatan pedagang di Pasar Sampangan (p=0,014). Pemberian pengetahuan yang valid dan komperhensif dari Petugas Kesehatan dapat meningkatkan perilaku penerapan protocol kesehatan pada pedagang di Pasar Sampangan.
Proporsi BBLR di Kabupaten Kendal mengalami tren kenaikan sejak tahun 2016 yakni 4,16% pada 2016; 4,2% pada 2017; dan 4,4% pada 2018. Riwayat BBLR diduga berkaitan dengan tingkat aktifitas fisik yang lebih rendah di kemudian hari yang diukur dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia dini. Penelitian ini bertujuan ini mengetahui hubungan BBLR dengan masalah perkembangan motorik kasar anak usia 12-24 bulan. Sampel dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kasus dan kontrol dengan perbandingan 1:3. Analisis data dilakukan secara bivariabel, dengan uji Chi-square dan multivariabel, dengan uji regresi logistic. Hasil menunjukan bahwa variabel berat badan lahir dan variabel status ibu bekerja berhubungan dengan perkembangan motorik kasar dengan nilai p berturut-turut 0,001 (OR: 5,66, CI 95%: 2,028-15,791) dan 0,007 (OR: 4,12, CI 95%: 1,472-11,527). Anak yang memiliki riwayat berat badan lahir rendah berisiko 5,66 kali lebih besar mengalami masalah perkembangan motorik kasar dibandingkan dengan anak yang memiliki riwayat berat badan lahir normal, setelah mempertimbangkan status ibu bekerja. Kata kunci : BBLR, Motorik Kasar, Perkembangan Anak, Anak 12-24 Bulan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.