This research aimed to know mindfulness significantly influenced spiritual well-being, to know the spiritual well-being significantly influenced life satisfaction, to know mindfulness significantly influenced life satisfaction, and to know the Spiritual well being mediated the influence of mindfulness toward life satisfaction. The subject in the research included 152 students of STAKN Kupang with 49 male students (32%) and 103 female students (68%), and were taken from four semesters with 50 first semesters student (33%), 34 third semester students (22%), 38 fifth semester students (25%), and 30 seventh semester students (20%). A quantitative research method was used with techniques such as regression analysis, path analysis, Sobel test and bootstrapping. The findings show that: (1) mindfulness significantly influenced the spiritual well-being; (2) spiritual well-being significantly influenced life satisfaction; (3) mindfulness did not influence life satisfaction; and (4) spiritual well-being mediated the influence of mindfulness toward life satisfaction.
The aim of the current study was to investigate the correlation of academic hope with academic procrastination; to determine the differences in the academic procrastination of both men and women; to understand why students conduct academic procrastination; and to know the academic hope of students. The study uses a mixed-method research design. The results showed that academic hope has a positive and significant correlation with academic procrastination; there is no significant difference between male and female students in any scale of academic hope and academic procrastination; the reason students conduct procrastination is “I generally delay before starting on work I have to do”; and the academic hope students are unique because it relates to God and parents.
Children who are born with a perfect condition in the sense of healthy and normal are expected by all parents. In reality, not all children are born with this condition, so that not a few parents who are shy, lack of confidence and unable to accept the situation of less normal children. One example is a child who has autism. The purpose of this study was to determine how parents' attitudes toward children with autism. Qualitative methods used in this study with data collection techniques are interviews and observation. The results of the study found that parents can accept children diagnosed with autism with a different time period from one another. This can be seen from how the subject understands the child's condition as it is good, positive, negative, strengths and weaknesses of the child and understands children's habits in their daily life such as realizing what children can and cannot do, understanding the causes of bad and good behavior done by children. Anak yang terlahir dengan keadaan sempurna dalam artian sehat dan normal sangat diharapkan oleh semua orang tua. Kenyataannya, tidak semua anak terlahir dengan kondisi demikian, sehingga tidak sedikit orang tua yang malu, kurang percaya diri dan tidak dapat menerima keadaan anak yang kurang normal. Misalnya anak yang mengidap autisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autis. Metode kualitatif dipakai dalam penelitian ini dengan teknik pengumpulan datanya adalah wawancara dan observasi. Hasil penelitian didapati bahwa orangtua dapat menerima anak yang didiagnosa menyandang autis dengan jangka waktu yang berbeda satu dengan yang lainnya. Pasangan orang tua yang lengkap (suami istri) berbeda dengan orang tua single parent dalam proses penerimaan anak autis. Hal ini terlihat dari bagaimana subjek memahami kondisi anak apa adanya baik itu tingkah laku positif, negatif, kelemahan dan kelebihan yang anak miliki, serta memahami kebiasaan-kebiasaan anak dalam kesehariannya. Seperti menyadari apa yang telah dapatdan yang belum dilakukan oleh anak dan memahami munculnya perilaku anak yang baik dan buruk.
The mission of God in this world is accomplished through the presence of families. However, ignoring their role as God’s mission agents, many parents do not understand their duties and responsibility to participate as God’s mission agents for their family. To add, maturity level of parents in terms of spiritual, individual, and knowledge is still low because they prioritize money, prestige, and carrier instead of being a role model to their children. To investigate such issues, this research applied a mixed methods approach Sequential Exploratory (quantitative and qualitative). The quantitative research sample was 135 parents and qualitatively from each church, one parent was taken from three (3) different church denominations, namely GMIT, GMII, and the Indonesian Morning Star Church. The result shows more than 75% parents got involved in being mission agents to their families as evangelist, disciple maker, and example of faith. The responsibility is shown through actively shape the spirituality of each family member by practicing praying together, developing good communication to nurture spiritual maturity, supporting family members to get involved in church services, and above all being a role model to family members. Misi Allah dalam dunia ini dikerjakan melalui keluarga. Sebagai agen misi Allah, orangtua harus dapat menjalankan tanggungjawabnya, namum ada banyak orangtua yang belum paham mengenai tugas dan tanggungjawabnya sebagai agen misi bagi keluarganya sendiri. Di samping itu, tingkat kedewasaan orangtua dalam kerohanian, kepribadian, dan wawasan pun masih minim, di mana orangtua tidak menjadi teladan iman bagi anggota keluarganya dan sibuk mengejar materi, prestise dan karier. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method dengan metode kombinasi Sequential Eksplanatory (kuantitatif dan kualitatif). Sampel penelitian kuantitatif berjumlah 135 orangtua dan secara kualitatif masing-masih gereja diambil 1 orangtua dari tiga (3) denominasi gereja yang berbeda yakni GMIT, GMII dan Gereja Morning Star Indonesia. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 75% orangtua telah menjalankan perannya sebagai agen misi dalam keluarga sebagai penginjil, desciple maker, dan teladan iman. Tanggungjawab tersebut ditunjukkan dengan cara aktif membangun kerohanian anggota keluarga melalui pemberlakukan ibadah keluarga, membangun komunikasi yang dinamis demi pendewasaan kerohanian anggota keluarga, mendorong anggota keluarga untuk terlibat dalam pelayanan gerejawi, dan yang paling penting adalah menjadi teladan bagi anggota keluarga.
Budidaya buah naga merupakan hal yang baru dan potensial bagi masyarakat di Kelurahan Naioni, karena selama ini petani hanya mengelola lahan untuk menanam tanaman musiman untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Petani belum mampu mengelola tanah dengan efektif, karena mereka masih menggunakan pola tradisional dan peralatan yang dipakai juga sangat sederhana. Lahan yang ada selama ini kurang produktif karena hanya dikerjakan secara musiman. Tujuan diadakannya PKM agar membantu masyarakat dari segi ekonomi dan juga menolong mereka secara rohani. Kegiatan PKM ini berjalan dengan mengikuti tahap diagnosing (survei awal dengan teknik observasi partisipan dan wawacara mendalam), planning action, taking action (pelatihan dan pendampingan), dan evaluating action (FGD). Pemahaman mengenai buah naga yang awalnya tidak tahu sama sekali melalui pendampingan ini, masyarakat mulai mengenal dan belajar untuk membudidayakan guna peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Pendampingan fasilitator dilakukan sampai masa panen sehingga masyarakat akan terus dikawal hingga membuahkan hasil untuk diperjualbelikan. Selain itu, masyarakat juga dibekali untuk terus berdoa dan percaya bahwa Tuhan yang akan memberikan pertumbuhan bagi stek buah naga yang ditanam sambil berupaya untuk menerapkan teknik-teknik yang sudah diajarkan oleh fasilitator. Masyarakat optimis dan antusias dengan pembudidayaan buah naga ini serta bersukacita karena ada berkat yang Tuhan kirim lewat kegiatan PKM ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.