Vaksinasi bertujuan untuk memberikan kekebalan spesifik terhadap suatu penyakit tertentu sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Indonesia menjadikan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sebagai bagian dari strategi penanggulangan pandemi COVID-19, dengan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk melindungi masyarakat dari infeksi SARS-CoV-2 yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian akibat COVID-19. Program vaskinasi dilaksanakan oleh pemerintah dalam 4 tahap dilakukan oleh Puskesmas sebagai perpanjangan tangan dari Dinas Kesehatan setempat. Puskesmas menjadi ujung tombak pelaksanaan program vaksinasi ke masyarakat. Puskesmas Made Surabaya membawahi beberapa Institusi Perguruan Tinggi di wilayahnya. Dalam melakukan pelaksanaan vaksinasi tahap 2 dengan cakupan lebih besar membutuhkan bantuan tenaga kesehatan dan tempat pelaksanaan yang memudahkan akses pelayanan. Kegiatan Vaksinasi tahap dua merupakan program pemerintah dan puskesmas Made membutuhkan dukungan tenaga kesehatan dan tempat layanan yang memudahkan akses pelayanan vaksinasi. Solusi berupa bantuan tenaga kesehatan dan tempat pelaksanaan vaksin yang memudahkan akses pelaksanaan menjadi hal yang penting dalam mensukseskan program Vaksinasi COVID-19. Metode yang dilakukan adalah persiapan melalui pendaftaran petugas vaksin, mengikuti pelatihan petugas vaksin dan mendapat sertifikat vaksinator, koordinasi teknis pelaksanaan vaksin dengan Puskesmas Made, Pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan Vaksinasi. Hasil kegiatan tercapainya vaksinasi di pos Vaksin Universitas Ciputra bagi tiga institusi perguruan tinggi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Made dengan baik.
Pengetahuan kesehatan reproduksi termasuk penting, dengan adanya aktivitas seks pranikah di Indonesia terutama Kalimantan timur. Perilaku pacaran bisa dipengaruhi faktor internal dan eksternal. Salah satu dari faktor external adalah pendidikan dan pemahaman. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan dari pengetahuan kesehatan reproduksi remaja terhadap pola pacaran. Metode penelitian ini adalah survei analitik deskriptif dengan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah proportionate stratified random sampling sehingga responden berjumlah 200 orang dan instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden memiliki pengetahuan kesehatan reproduksi yang cukup (43%) hingga baik (53,5%). Perilaku pacaran yang mendominasi adalah perilaku pacaran yang berisiko dengan mayoritas responden ingin atau melakukan berpegangan tangan (16,9%) dan berpelukan (17%), sedangkan minoritas ingin atau melakukan berpelukan (16,8%) dan seks pranikah (16,6%). Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dan perilaku pacaran. Kata kunci: Remaja, Pengetahuan kesehatan reproduksi, Perilaku pacaran
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.