Kelautan dan perikanan merupakan sektor yang potensial sebagai tumpuan (prime mover) pembangunan ekonomi. Kajian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui dinamika dan posisi keterkaitan sektor kelautan dan perikanan dalam perekonomian Indonesia. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari Tabel Input-Output Kelautan dan Perikanan Tahun 1995, 2000 dan 2005. Analisis keterkaitan dilakukan dengan menggunakan model Input-Output dengan pendekatan Rasmussen's Dual Criterion. Hasil kajian menunjukkan bahwa selama periode 1995-2005, indeks kepekaan dan daya penyebaran dari sub sektor yang tercakup dalam sektor kelautan dan perikanan mengalami kondisi yang dinamis. Selain itu, sub sektor – sub sektor tersebut selama periode analisis hanya menempati posisi dalam kelompok potensial dan kelompok kurang berkembang. Berkaitan dengan temuan ini, diperlukan dukungan kebijakan investasi, kebijakan iklim usaha dan kebijakan lainnya yang secara terintegrasi mampu meningkatkan keterkaitan sektor kelautan dan perikanan dengan lebih nyata dalam perekonomian Indonesia, sehingga posisinya meningkat menjadi sektor unggulan. Tittle: Linkages Dynamics of the Marine and Fisheries Sector in Indonesian Economics, 1995 2005:Rasmussen's Dual Criterion Approach.Marine and fisheries sector is emerging as a potential sector and prime mover for economic development. This study is an evaluation of the dynamics and linkages position of marine and fishery sector in Indonesia economy. This study used secondary data which are derived from Input-Output Tables of Marine and Fisheries in 1995, 2000 and 2005. It applied the Input-Output model with Rasmussen's dual Criterion approach for linkage analysis. The results showed dynamic situation of sensitivity and dispersion of marine and fisheries sector during period of 1995-2005, which can be categorized as a potential groups and less developed groups. This study found that the requirement of investment, business climate and other related policies to increase more significantly marine and fisheries sector in Indonesian economics, which lead to prime mover sector.
Cumi-cumi (Loligo spp) adalah salah satu komoditas hasil perikanan laut unggulan di Pulau Flores. Usaha penangkapan cumi-cumi dilaksanakan nelayan menggunakan bagan apung di sekitar Selat Sape. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi kelayakan usaha dan margin pemasaran nelayan bagan apung yang menangkap cumi-cumi dilokasi penelitian.
ABSTRAKPembangunan sektor perikanan dan pariwisata bahari mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian Sulawesi Utara. Hal tersebut dapat dilihat dari keterkaitan sektor perikanan dan pariwisata bahari tersebut dalam perekonomian Sulawesi Utara. Tulisan ini membahas posisi sektor perikanan dan pariwisata bahari dalam peta perekonomian provinsi Sulawesi Utara. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data sekunder dari Tabel Input-Output Tahun 2005, dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan model Input-Output melalui metode analisis keterkaitan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada tahun 2005 secara rata-rata keterkaitan sektor perikanan dan pariwisata bahari dalam perekonomian Sulawesi Utara termasuk dalam kategori kuat dan termasuk ke dalam kelompok sektor andalan/unggulan. Hal ini ditunjukkan dengan indeks keterkaitan ke belakang dan ke depan khususnya untuk kelompok perikanan sekunder (sektor industri pengolahan dan pengawetan ikan) dan sektor pariwisata bahari yang lebih besar dari rata-rata keseluruhan sektor dalam perekonomian Sulawesi Utara. Kata kunci : perikanan, perekonomian, model input-output Abstract: Fisheries and Marine Tourism Position Sectors in the Economy Linkages Map of North
ABSTRAKPerairan umum lebak lebung (PULL) merupakan habitat perairan tawar yang berupa sungai dan daerah banjirannya (river flood plain) yang membentuk satu kesatuan fungsi dan mempunyai banyak tipe habitat yang dapat dibedakan antara musim kemarau dan musim penghujan. Di Sumatera Selatan (Sumsel), PULL merupakan kawasan penghasil ikan air tawar utama bagi kebutuhan masyarakat. Tipe perairan ini paling banyak dan luas terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir (Kab. OKI), yang terletak di bagian timur Provinsi Sumatera Selatan. Akses usaha penangkapan ikan di PULL dilakukan dengan cara lelang yang telah berlangsung sejak lama. Makalah ini membahas moda produksi yang terbangun dalam rangka pemanfaatan sumberdaya perikanan PULL dan menganalisa terjadinya dominasi pemerintah daerah terhadap masyarakat nelayan. Dukungan fakta bahwa rasionalitas yang digunakan pemerintah hanya didasarkan kepada rasionalitas ekonomi dan belum didasarkan atas rasionalitas eko-sosial. Kondisi ini mengakibatkan rendahnya pendapatan masyarakat nelayan (lebih rendah dari upah buruh harian). Sistem pengelolaan sumberdaya perikanan PULL melalui sistem pelelangan belum mendukung upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan berkelanjutan.Kata kunci: moda produksi, pelelangan sumberdaya, perairan umum PENDAHULUANPerairan umum lebak lebung (PULL) adalah perairan umum air tawar yang memiliki ciri yang spesifik yang berbeda dengan perairan umum air tawar lainnya. PULL merupakan habitat perairan tawar yang berupa sungai dan daerah banjirannya (river flood plain) membentuk satu kesatuan fungsi dan mempunyai banyak tipe habitat yang dapat dibedakan antara musim kemarau dan musim penghujan (Welcomme, 1979). Di Sumatera Selatan (Sumsel), PULL merupakan penghasil ikan air tawar utama bagi kebutuhan masyarakat. Tipe perairan ini paling banyak dan luas terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir (Kab. OKI), yang terletak di bagian timur Provinsi Sumatera Selatan. Sekitar 65% wilayah Kab. OKI berupa rawa, payau, lebak, dan sungai yang berpotensi besar sebagai produsen ikan air tawar. Akses usaha penangkapan ikan di PULL dilakukan dengan cara lelang yang telah berlangsung di Sumsel sejak lama (Arsyad, 1982).Suatu hal penting yang menjadi pertimbangan pengaturan lelang lebak lebung ini adalah agar tidak terjadi konflik antara nelayan dalam melaksanakan usaha penangkapan ikan, dan untuk memperoleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Nasution, 1990). Pengaturan pelelangan sumberdaya perikanan PULL di Kab. OKI telah menjadi sumber utama PAD. Disisi lain usaha penangkapan ikan di PULL merupakan sumber mata pencaharian utama masyarakat nelayan di wilayah ini. Dalam hal ini, kedua kepentingan tersebut berkompetisi terhadap upaya pelestarian sumberdaya perikanan PULL.Little (2000) mengemukakan bahwa pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan, baik yang dapat pulih maupun yang tidak dapat pulih, jika masing-masing pihak mementingkan kepentingannya, makadapat dipastikan pendekatan rasionalisme ekonomi neo-klasikal yang akan berlangsung. Dalam hal demikian, setiap individu berpikir unt...
Momentum liberalisasi perdagangan akhir-akhir ini semakin menguat, sehingga mendorong Indonesia melakukan kesepakatan kemitraan ekonomi bilateral dengan negara mitra dagangnya seperti Amerika Serikat. Penelitian mengenai aspek kesejahteraan (surplus konsumen, surplus produsen dan surplus agregat) dari kesepakatan kemitraan ekonomi bilateral antara Indonesia dengan Amerika Serikat (Indonesian and United States of American Economic Partnership Agreement / IUSEPA) terkait dengan perdagangan hasil perikanan dilakukan pada tahun 2009. Data yang digunakan bersumber dari basis set data terintegrasi dari tiga database perdagangan dunia yang dimiliki WTO, TRAINS-UNCTAD dan UNSDCOMTRADE melalui penggunaan software WITS yang dikembangkan World Bank. Analisis dilakukan dengan pendekatan “SMART Model” dengan bantuan Software WITS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IUSEPA memberikan efek positif terhadap kesejahtaraan berupa surplus konsumen, surplus produsen dansurplus agregat. Besaran efek surplus produsen baru terlihat efeknya pada pemotongan tarif impor perikanan sebesar 80% dan 100%, masing-masing sebesar US$ 40,437 ribu dan sebesar US$ 704,162 ribu. Demikian pula dengan efek surplus agregat, pada pemotongan tarif impor perikanan tersebut masingmasing memberikan efek total kesejahteraan sebesar US$ 28,033 ribu dan sebesar US$ 234.748 ribu. Dari perspektif sektoral, khususnya terkait dengan perdagangan hasil perikanan dalam kerangka IUSEPA, Indonesia perlu mengusulkan pemotongan tarif impor 80-100% atau pemberlakuan tarif impor 0 – 7%kepada pihak Amerika Serikat. Tittle: Welfare Effect of Indonesia and United States of America Economic Bilateral Partnership Agreement Related with Fishery Trade.The intensified momentum of trade liberalization requires Indonesia to develop bilateral economic partnership agreement with its trading partners such with the United States. This research is an evaluation welfare aspects (consumer surplus, producer surplus and the aggregate surplus) of fishery products from bilateral economic partnership agreement between Indonesia and the United States of America (Indonesian and United States of American Economic Partnership Agreement /IUSEPA) in 2009. This research use integrated set database from three world trade databases (WTO, TRANS-UNCTAD and UNSD COMTRADE) with applying WITS software developed by the World Bank. It applied Smart Model approach using WITS software for analysis. The results of this research showed that IUSEPA has a positive effect on welfare in the form of consumer, producer and the aggregate surplus. Reducing import tariff by 80 and 100 per cent provided significant effect on producer surplus by US$ 40,437 and US$ 704,162 respectively. Similarly, the reduction resulted aggregate surplus and welfare effect by US$ 28,033 and US$ 234.748 respectively. From the sectoral perspective, Indonesia need to negotiate reduction tariff for fishery product up 80-100 per cent or put the import tariff into effect 0-7 per cent for United States under the IUSEPA framework.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.