ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat kesejahteraan dengan ketahanan pangan rumahtangga nelayan miskin di perkotaan (kasus Kelurahan Marunda, Kota Jakarta Utara) dan perdesaan (kasus Desa Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang). Penelitian dilakukan dengan metoda survey dengan menggunakan data primer dan dianalisis berdasarkan pendekatan statistik non-parametrik korelasi Rank-Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan nyata antara tingkat kesejahteraan dengan ketahanan pangan rumahtangga nelayan miskin di perkotaan maupun perdesaan. Selain itu terdapat hubungan yang positif dan nyata: (1) Antara kesehatan dan gizi dengan pemanfaatan pangan dan akses pangan; (2) Antara kekayaan materi dengan akses pangan dan pemanfaatan pangan; dan (3) Antara pengetahuan dengan ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan. Tampak bahwa aspek pengetahuan merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga nelayan miskin, di samping faktor kesehatan dan gizi, dan faktor kekayaan materi. Oleh karena itu, kebijakan peningkatan ketahanan pangan pada rumahtangga nelayan miskin dapat diarahkan dengan memberikan perioritas pada peningkatan pengetahuan yang dimiliki rumahtangga nelayan tersebut, dan tentunya dengan meningkatkan aspek pangannya terutama melalui perbaikan jaringan distribusi bahan pangan.
ABSTRAKIndustri pengolahan produk perikanan Indonesia merupakan sektor usaha yang sangat potensial dan strategis untuk terus dikembangkan. Industri ini didukung ketersediaan sumber daya perikanan, sumber daya manusia serta peluang pasar domestik dan internasional yang sangat besar. Di samping itu, adanya tuntutan diver sifi kasi produk, men jadikan industri ini sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional; dan pengembangannya ke depan memerlukan dukungan investasi dan dukungan lainnya dari berbagai pihak. Untuk itu, penelitian ini bertujuan menganalisis dampak pengembangan industri pengolahan produk periknanan terhadap pembentukan output, nilai tambah, pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja dalam perekonomian nasional. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder dari sumber BPS berupa Tabel Input-Output Tahun 2012 yang dimutakhirkan, yang telah mengalami proses disagregasi dan agregasi di sektor industri pengolahan produk perikanan. Analisi data dilakukan dengan menggunakan pendekatan Model Input-Output dengan melakukan simulasi dampak peningkatan investasi untuk pengembangan industri pengolahan produk perikanan Indoensia sebesar 100% dari sebesar Rp328.057,2 juta pada kondisi awal total investsi pada tahun 2012 dan setelah dilakukan injeksi meningkat menjadi sebesar Rp 656.114,4 juta. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengembangan industri pengolahan produk perikanan Indonesia melalui peningkatan investasi sebesar 100% memberikan dampak terhadap perekonomian nasional berupa meningkatkan output ekonomi sebesar 0,83% (Rp107,97 trilyun); Nilai Tambah Bruto sebesar 0,48% (Rp61,64 trilyun); pendapatan masyarakat sebesar 0,09% (Rp11,33 trilyun) dan penyerapan tenaga kerja sebesar 0,004% (503 ribu orang). Untuk itu, sudah semestinya pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara sungguh-sungguh melakukan dan mendorong upaya pengembangan industri pengolahan produk perikanan Indonesia ke depan baik di lingkup KKP maupun secara sinergi dengan Lembaga Kementerian (LK) lain (di luar KKP), Khususnya yang ditujukan bagi peningkatan investasi secara siignifikan, seperti dengan memberikan berbagai iklim usaha investasi yang kondusif berupa kemudahan-kemudahan serta program dan kegiatan bagi peningkatan kapasitas para pelaku usaha dan kinerja organisasi (perusahaan) yang tekait.
ABSTRAKProgram Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) bertujuan mengurangi ketergantungan pakan ikan pabrikan melalui peningkatan pemanfaatan bahan baku lokal, yang diharapkan bisa menjadi model bisnis pengembangan pakan ikan di Indonesia. Tujuan penelitian menyusun model bisnis usaha pakan ikan mandiri berbasis masyarakat. Penelitian telah dilakukan pada bulan Januari-Desember 2016, dengan lokasi penelitian di pabrik pakan Kabupaten Sleman dan Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder terkait manajemen pabrik pakan mandiri di kedua lokasi. Analisis data eksisting pabrik pakan untuk mengetahui dan menggambarkan kinerja pabrik pakan saat ini. Analisis yang digunakan untuk menyusun model bisnis yang diperbaiki dengan pendekatan Bisnis Model Canvas/Business Model Canvas (BMC) dengan strategi blue ocean (blue ocean strategy). Analisis SWOT dengan pendekatan Blue Ocean menghasilkan strategi berdasarkan empat elemen yaitu: menghilangkan (eliminate); mengurangi (reduce); meningkatkan (raise) dan menciptakan (create). Pendalaman informasi dilakukan dengan cara Focus Group Discusion (FGD). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa usaha pabrik pakan ikan mandiri memiliki resiko dan ketidakpasatian yang menyebabkan usahanya kurang menarik bagi pelaku usaha. Model Bisnis pabrik pakan ikan mandiri yang ada sekarang belum dapat mencerminkan kinerja "yang baik". Penyebab utamanya adalah tidak terpenuhinya kontinuitas usaha dan rendahnya produktifitas pabrik pakan ikan mandiri karena tidak terjaminnya ketersediaan bahan baku secara kontinyu. Model bisnis yang diperbaiki diharapkan mampu meningkatkan kinerja pabrik pakan. Perbaikan model ini dilakukan dengan strategi: menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya; menciptakan dan menangkap peluang baru dan memadukan keseluruhan sistem untuk mengejar diferensiasi dengan biaya murah. Penerapan Model Bisnis yang diperbaiki perlu disertai dengan perbaikan identifikasi yang lebih spesifik terkait dengan: karakteristik ekosistem usaha, SDM dan manajemen pengelolaan.
Keterkaitan sektor perikanan dalam perekonomian nasional akan menentukan peran strategis sektor tersebut dalam pembangunan perikanan dan pemulihan perekonomian nasional. Untuk itu telah dilakukan kajian mengenai keterkaitan sektor perikanan "dalam arti luas" dengan menggunakan metode analisis keterkaitan ke belakang (backward lingkage) dan ke depan (forward lingkage) berdasarkan pendekatan model input output. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data sekunder dari table input output tahun 1990, 1995 dan 2000. Hasil kajian menunjukkan bahwa selama periode 1990-2000, secara rata-rata keterkaitan sektor perikanan dalam perekonomian nasional masih relatif lemah dengan indeks keterkaitan berkisar sebesar 0,46-1,10. Kecenderungan penguatan keterkaitan ke belakang terjadi pada perikanan darat, sedangkan penguatan keterkaitan ke depan terjadi pada industri pengolahan dan pengawetan ikan. Selain itu, keterkaitan antara kelompok perikanan primer (perikanan laut dan perikanan darat) dan kelompok perikanan sekunder (industri pengeringan dan penggaraman ikan dan industri pengolahan dan pengawetan ikan) lebih mencerminkan keterkaitan ke depan berupa aliran pasokan komoditas ikan untuk bahan baku. Namun keterkaitan itu masih relatif lemah dan cenderung semakin lemah. Kata
Keberhasilan usaha penangkapan ikan sebagai bagian sistem bisnis, tidak hanya dinilai dari profitabilitasnya juga keadilan dalam sistem distribusi pendapatan. Kajian terhadap kedua aspek tersebut pada usaha penangkapan ikan menggunakan pukat cincin mini telah dilakukan di Kabupaten Tuban dengan metoda survai.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.