Psoriasis vulgaris adalah penyakit inflamasi kronik residif pada kulit yang umum dijumpai dan sampai sekarang penyebab pastinya belum diketahui dan melibatkan beberapa faktor misalnya genetik, sistem imunitas, lingkungan serta hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan riwayat orangtua dan paparan sinar matahari dengan kejadian psoriasis vulgaris. Penelitian ini adalah jenis penelitian observasional yang bersifat analitik dengan pendekatan case control melalui pengukuran variable yaitu faktor riwayat orangtua dan paparan sinar matahari. Pengumpulan data dilakukan dengan metode consecutive sampling, semua pasien yang berobat jalan di poliklinik bagian kulit dan kelamin RSU Anutapura Palu tahun 2017 yang didiagnosis menderita psoriasis vulgaris oleh dokter spesial kulit dan kelamin yang memenuhi kriteria. Dari 44 responden yang terbagi menjadi 22 responden kasus dan 22 responden didapatkan hubungan yang bermakna antara riwayat orangtua menderita psoriasis vulgaris dengan kejadian psoriasis vulgaris (p<0,05; OR: 4,08; IK:95%) dan tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara paparan sinar matahari dengan kejadian psoriasis vulgaris (p>0,05; OR: 0,83; IK: 95%). Kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat orangtua menderita psoriasis vulgaris dengan kejadian psoriasis vulgaris dan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara paparan sinar matahari dengan kejadian psoriasis vulgaris.
Skabies masih menjadi masalah kesehatan di Dunia dan di Indonesia, mengenai hampir semua golongan usia, ras dan kelompok sosial ekonomi. Penderita di kota Palu masih cukup tinggi, terutama di wilayah kerja Puskesmas Kamonji. Akibatnya penderita merasa kurang nyaman sehingga dampaknya dapat menganggu psikososialnya, oleh karena itu dilakukan promosi kesehatan untuk menurunkan prevalensi skabies di Kota Palu yaitu di wilayah kerja Puskesmas Kamonji. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran penderita skabies berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat hygiene, dan riwayat keluarga penderita skabies yang datang berobat di wilayah kerja Puskesmas kamonji. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif Kategorik dan mengunakan cross sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan wawancara kuesioner dan checklist tingkat pengetahuan kepada pasien yang telah di diagnosis menderita skabies oleh dokter. Hasil menunjukkan gambaran penderita terbanyak pada kelompok usia yaitu pada usia 11-16 tahun (45,9%), jenis kelamin terbanyak pada laki-laki (83,8%), tingkat pendidikan terbanyak yaitu SMP (56,8%), hygiene riwayat kebersihan diri (mandi) (24,3%), riwayat menganti pakaian (62,2%), riwayat kebersihan seprei dan tempat tidur yang kurang (70,3%), riwayat keluarga (40,5%). Sebagai kesimpulan penderita sabies paling banyak pada kelompok usia 11-16 tahun, jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan SMP, status hygiene lebih banyak pada riwayat kebesihan seprei yang kurang, riwayat kebersihan diri(mandi)2x sehari yang rendah dan tidak ada riwayat keluarga.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.