Wamena is one of the areas with the potential to develop a wide variety of food crops and plantations in large and medium quantities because it is supported by its natural conditions. Wamena, especially throughout Jayawijaya Regency and even other Regencies in the Central Highlands of Papua, are known for their organic farming. In order to support and maintain the productivity of organic farming systems, as an academic activist in the agricultural sector, it is necessary to conduct training on making organic fertilizer through the use of banana weevils known as Local Microorganism Fertilizer (MoL). This training was based on observations of farmer groups in the Wesaput district, where all farmers in the farmer groups had never used organic liquid fertilizers or inorganic fertilizers as additional nutrients to increase the growth and production of their agricultural products. Therefore we try to provide understanding and approaches to farmer groups through community service on how to make Local Microorganism Liquid Fertilizer in order to increase the yields of local farmers in the Wesaput District, especially the village of Kama. As a result of this activity, we saw that the farmer group community in Wesaput gave a good response so they asked for similar activities to be carried out again so that the farmer group community was more independent in making and using liquid organic fertilizer using the natural resources around them.
Kepala sekolah mempunyai tugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan terhadap guru. Penelitian ini dilaksanakan di SD YPPK Santo Yusuf Wamena. Tujuan penelitan adalah untukmendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, tindak lanjut, dan hambatan serta dukungan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis datadilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, dan penyajian data. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Kegiatan yang diamati selama proses supervisi mengenai keterampilan guru dalam pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan gurudalam pembelajaran bertambah baik, terjadi peningkatan keterampilan guru, penggunaan alat peraga semakin baik, pembelajaran menjadi lebih hidup, dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dalam pencapaian KKM dibandingkan sebelum diadakan supervisi. Hal-hal yangmendukung dan menghambat pelaksanaan supervisi klinis adalah: faktor pendukung; Guru menjadi termotivasi untuk meningkatkan mutu saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan siswa menjadi lebih aktif dan berinteraksi ketika pembelajaran berlangsung. Faktor penghambat; pelaksanaan supervisi terkadang berbenturan dengan kegiatan yang lain. Tindak lanjut dari hasil supervisi klinis yaitu Kepala Sekolah selalu berupaya membimbing guru, melakukan pembinaan kepada guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kepala Sekolah juga memberikan pelatihan yang dilaksanakan sesuai dengan jadwal kegiatan sekolah.
Background: Mycobacterium leprae (M. leprae) is a pathogenic bacterium that causes leprosy. The presence of M. leprae in the environment is supported by microorganisms that act as the new host for M. leprae. Acanthamoeba's potential to be a host of M. leprae in the environment. Acanthamoeba sp. is Free Living Amoeba (FLA) that classified as holozoic, saprophytic, and saprozoic. The existence of nutrients in the environment influence Acanthamoeba ability to phagocytosis or pinocytosis. This study is aimed to determine Acanthamoeba sp.S-11 phagocytic activity to Mycobacterium leprae (M. leprae) which cultured in non-nutrient media and riched-nutrient media. Materials and Methods: This research conducted by culturing Acanthamoeba sp.S-11 and M. leprae on different nutrient media conditions. M. leprae intracellular DNA were isolated and amplified by M. leprae specific primers through Real Time PCR (Q-PCR). Result: The results showed that Acanthamoeba co-cultured on non-nutrient media were more active to phagocyte M. leprae than on rich-nutrient media. Conclusion: The use of non-nutrient media is recommended to optimize Acanthamoeba sp. phagocytic activity to M. leprae.
Tanaman sawi hijau merupakan salah satu tanaman sayur-sayuran yang bernilai ekonomis tinggi, sehingga diperlukan suatu perlakuan teknologi budidaya agar produksi tanaman sawi hijau tidak menurun. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan penggunaan benih yang berkualitas melalui peningkatan viabilitas benih yand diintegrasikan dengan agen hayati yaitu mikroorganisme lokal dari bonggol pisang. Tujuannya untuk mencegah kerusakan benih akibat adanya fungi atau cendawan, dan untuk mematahkan dormansi pada benih karena penyimpanan yang terlalu lama. Pada akhirnya dapat mempercepat perkecambahan benih sawi hijau. Penelitian ini dilakukan di kampung Pikhe, Wamena menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian membuktikan bahwa perendaman 2 jam, 4 jam, dan 6 jam menunjukkan potensi tumbuh benih dan daya berkecambah beni yang paling cepat. Namun demikian perendaman 6 jam paling direkomendasikan karena menunjukkan viabilitas benih yang paling baik. Sedangkan perendaman benih selama 8 jam dan 10 jam tidak menunjukkan viabilitas benih yang baik. Untuk itu, disarankan untuk melakukan perendaman benih sawi hijau selama 6 jam sebelum ditanam dan tidak direkomendasikan untuk melakukan perendaman lebih dari 10 jam karena hal ini dapat berpengaruh buruk terhadap viabilitas benih sawi hijau. Kata Kunci: Sawi hijau, Perendaman, Mikroorganisme Lokal, Viabilitas, Pisang Kepok
Kepik Hitam merupakan salah satu hama yang menginvasi bulir padi sehingga menyebabkan produksi padi menjadi rendah dan kualitas beras yang dihasilkan juga rendah. Kualitas beras yang rendah akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani yang ada di beberapa daerah di Indonesia dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap tingkat perekonomian bangsa dan negara. Untuk itu, tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui daya bunuh Mikroorganisme Lokal (MoL) daun sirih merah dan larutan MoL biji srikaya dalam mengendalikan serangan hama kepik hitam yang menyerang malai padi. Penelitian dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu pembuatan MoL, perbanyakan serangga uji, dan uji efektifitas MoL pada kepik hitam. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis Variance (ANAVA) melalui uji F dan dilanjutkan dengan uji LSD/BNT. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa penggunaan larutan MoL daun sirih merah 3% melalui kontak makanan kepik hitam dengan cara perendaman malai padi selama 2 hari menunjukkan tingkat mortalitas kepik hitam yang lebih tinggi yaitu 92,5% dibandingkan dengan perlakuan melalui kontak integumen dengan cara penyemprotan yaitu sebesar sebesar 82,5%. Selanjutnya perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam mengidentifikasi metabolit sekunder mikroba yang terdapat dalam larutan MoL daun Sirih merah dan larutan MoL ekstrak biji Srikaya yang berperan untuk mematikan kepik hitam. Kata Kunci: Kepik Hitam, Sirih Merah, Srikaya, Mikroorganisme Lokal (MoL), Tanaman Padi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.