Tugas bermisi merupakan tanggungjawab yang diembankan oleh Tuhan Yesus Kristus kepada seluruh orang Kristen. Pemikiran yang mendasari ide ini diambil dari 1 Korintus 9:1-23. Rasul Paulus memberikan beberapa prinsip dan pendekatan mengenai jembatan yang dapat dipakai oleh orang Kristen dalam melakukan tugas misi kepada setiap orang. Setiap orang merupakan prioritas kepada Injil dan setiap komunitas memiliki jembatan kepada Injil.
In the Era of Society 5.0, it is very important for the church to lay down the foundation of Christian Faith for Pastoral Services in answering the problems of God's people and in solving various life challenges include social problems through the use of various information and communication technology innovations accompanied by the development of an era of disruption such as the Internet (Internet on Things), Intelligence artificial intelligence (Artificial Intelligence), and Data Banks (Big Data). This research is conducted to answer the issue of how pastoral care is contextually working in today's digital world, which also influences changes in life styles and thus demands an adaptive pastoral care approach without losing the essence of pastoral care itself. This study proposes a foundation of Christian Faith in creative and innovative pastoral care. The research method uses a literature study approach whereas the conclusion be drawn that creative and innovative pastoral care must be done by laying the foundation for a realistic theological pastoral ministry in facing the challenges of the times. The newness of the research compared to previous similar studies lies in how the era of society 5.0 brings a new paradigm of the importance of the humanistic side to be a priority and basis, besides the need to maintain the essence of pastoral care itself.
Christian perfection is not just an expression that contains expectations for Christians, but rather a standard of living that is commanded and required for every Christian. The book of Hebrews teaches that the values of Christian Perfection are closely related to holiness, with Perfection being the nature of God and the result of his work. Christian perfection is perfection that originates from Holiness of life, of love and of motivation , from and understanding and recognition that Christ’s saving work completely resolves the problem of sin, and is valid for ever. Perfection is seen and birthedin the figure of Jesus Christ our High Priestas well as the perfect sin offering, who completed his work of attonement in the more perfect heavenly Tablernacl, not made by human hands.Christian perfection is inseparable from the meaning of Holiness, demanded of all Christians.
Eskatologi Injil Sinoptik memberikan penekanan yang sama dalam masa penggenapan nubuat Perjanjian Lama melalui kehadiran Yesus Kristus. Eskatologi menurut penulis Injil Sinoptik mengacu pada hal yang sama : Kerajaan Allah dijadikan penekanan dan dihadirkan dalam aspek masa kini dan masa datang. Kerajaan Allah telah hadir di tengah-tengah manusia dengan hadirnya Yesus Kristus ke dunia pada masa itu dan saat ini hadir dan memanifestasikan diri dalam kehadiran dan karya Roh Kudus dalam hidup orang percaya.Aspek lain yang ditekankan adalah apa yang seharusnya dilakukan oleh para murid pada masa penantian saat ini. Iman dan sikap hidup yang seperti apakah yang dituntut agar beroleh bagian dalam Kerajaan Surga.Yang berbeda dalam ketiga Injil itu terletak pada issue pokok setiap penulis Injil, yaitu : pada Lukas, eskatologi lebih menekankan issue “kesegeraan” dimana kedatangan Anak Manusia untuk menyelesaikan misi Allah bagi dunia akan terjadi “secepatnya”, dalam arti bahwa tanda-tanda yang menyertainya sudah ada ; pada Matius, yang ditekankan adalah pada aspek “penundaan” berhubung dengan masa penantian sehingga Yesus ingin agar para murid lebih berfokus pada apa yang perlu mereka lakukan dalam masa penantian ini agar mereka tidak kehilangan bagian yang telah dijanjikan itu ; pada Markus, kehadiran Kerajaan Allah menjadi pokok utama, dimana sesungguhnya kehidupan Kerajaan itu sendiri telah hadir di tengah-tengah umat percaya, dan di sisi lain juga menantikan datangnya penggenapan hadirnya Kerajaan Allah di masa yang akan datang.
Kitab-kitab dalam Perjanjian Lama merujuk pada penggenapan kedatangan dan karya Mesias dalam Perjanjian Baru. Demikian Kitab Yunus ditulis, pun merupakan rujukan dari penggenapan mengenai Mesias di dalam Injil. Dibalik perbantahan dalam mengidentifikasi Kitab Yunus sebagai kitab sejarah atau perumpamaan, fakta yang tidak terbantahkan berasal dari perkataan Yesus Kristus sendiri yang menghasilkan kesimpulan bahwa “tanda Yunus” menjadi petunjuk satu-satunya mengenai kematian dan kebangkitannya; persamaan waktu, yaitu tiga hari dan tiga malam ; persamaan kondisi, yaitu bahwa baik Yunus maupun Yesus sama-sama mengalami kematian selama tiga hari tiga malam, turun ke dalam jurang maut dan dunia orang mati ; dan pada hari yang ketiga “dibangkitkan” kembali dari alam maut, dimana Yunus dimuntahkan dari perut ikan dan Yesus bangkit kembali dari kematianNya dalam kubur ; persamaan misi, yaitu baik Yunus maupun Yesus sama-sama bertujuan untuk memberitakan kabar keselamatan bagi semua manusia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.