Apartemen merupakan sebuah tempat tinggal layaknya rumah pada umumnya, hanya saja tiap-tiap hunian disusun secara vertikal dan terdiri dari beberapa tipe untuk menunjang kebutuhan penghuninya. Apartemen tidak muncul dengan sendirinya tanpa adanya fenomena yang terjadi pada lingkungan tersebut, seperti halnya Apartemen The Suites at Metro, Apartemen Gateway Pasteur, ataupun Apartemen Sudirman Suite yang ketiganya berada di Kota Bandung. Apabila dilihat dari luas ruang tiap unitnya, tipe studio merupakan tipe apartemen yang memiliki beberapa kekurangan, terkait dengan pemanfaatan ruangnya karena tipe studio merupakan sebuah hunian yang di dalamnya hanya memiliki sebuah ruang duduk untuk mendukung berbagai macam kegiatan penghuni yang juga dapat dialihfungsikan sebagai ruang tidur, ruang makan, ruang keluarga, ruang tamu serta dapur (selain kamar mandi). Dalam hal penggunaan dimensi dan peletakan furnitur, pengaplikasian konsep ‘space saving’ yang berkembang dari negara bagian barat diharapkan dapat memberikan bentuk yang baru pada hunian apartemen tipe studio di Bandung. Konsep space saving sendiri berhubungan langsung dengan penggunaan dimensi furnitur serta penggabungan beberapa kebutuhan fungsi benda pada sebuah furnitur, yang biasa dikenal dengan furnitur convertible. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dimana data didapat dari kegiatan observasi objek studi, mengukur langsung ukuran dimensi fisik apartemen, dan menganalisis data dengan melakukan simulasi layout rangkaian convertible pada tiap sampel layout yang ada. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan kesesuaian konsep space saving apabila diaplikasikan pada layout apartemen studio yang ada di Indonesia, khususnya di daerah Bandung. Pada akhirnya, penelitian ini dapat menghasilkan sebuah ‘patokan’ baru yang dapat digunakan pada setiap interior apartemen tipe studio.
Abstrak: Elemen fisik interior merupakan bagian pembentuk ruang, diantaranya adalah dinding dan lantai. Pengaturan terhadap elemen fisik tersebut berbeda-beda di setiap tempat. Pada ruang kantor, setting elemen fisik interior dapat memberikan pengaruh terhadap produktivitas karyawannya. Namun ruangan kantor sebagai lingkungan kerja sering diartikan sebagai lingkungan yang formal, sehingga didesain dengan kaku dan monoton. Hal tersebut juga berlaku bagi kantor surat kabar, dimana para karyawan redaksi khususnya wartawan yang selain mencari bahan berita di luar ruangan tetapi juga melakukan penulisan berita atau artikel di dalam kantor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana setting elemen fisik interior yang dapat mempengaruhi produktvitas karyawan dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan menyebarkan questionnaire kepada wartawan yang bekerja di ruang kantor Harian Umum Pikiran Rakyat di Bandung serta melakukan perhitungan secara kuantitatif, diperoleh hasil persentase produktivitas wartawan sebesar 82,29%. Sesudahnya dapat dihitung perolehan persentase pengaruh setting elemen fisik interior dinding dan lantai terhadap produktivitas karyawannya, yakni sebesar 30,38 %. Secara data, elemen fisik pada ruang kantor redaksi terlihat memiliki pengaruh terhadap produktivitas karyawan. Sebagai tambahan temuan, melalui observasi yang dilakukan, dicermati bahwa wartawan di Harian Umum Pikiran Rakyat sudah terbiasa dengan pola kerja yang menuntut mereka untuk selalu produktif, terlepas dari kondisi fisik lingkungannya. Dengan demikian, disimpulkan bahwa persentase yang ditunjukkan melalui perhitungan tersebut mengindikasikan bahwa setting elemen fisik di kantor Harian Umum Pikiran Rakyat masih bisa ditingkatkan lagi untuk mencapai produktivitas kerja karyawan yang maksimal. Kata Kunci: elemen fisik, ruang, kantor, produktivitas Abstract: Interior physical elements are components of a space forming, including the wall and floor. The setting of the physical element is different in each place. In the office, the setting of interior physical elements can impact the productivity of the employees. But office as the work environment, often interpreted as a formal environment, it is designed with a rigid and monotonous style. This also applies to the newspaper redaction office, where the employees, particularly journalists, work not only by seeking news outdoors but also by writing reports and articles in the office. This study aims to determine how the setting of interior physical elements affects the productivity of employees and the extent of the influence. By distributing questionnaires to journalists who work at the office of Daily Newspaper Pikiran Rakyat in
Abstrak : Seiring dengan perkembangan zaman, informasi dapat diakses dengan mudah melalui internet dari segala bentuk gawai. Sehingga, kegiatan membaca dan belajar sudah dapat dilakukan dimana saja tanpa harus mengunjungi perpustakaan. Hal ini merupakan tantangan besar bagi perpustakaan agar tidak ditinggalkan oleh para pemustaka. Selain mengenai kemajuan teknologi dan informasi, permasalahan perpustakaan juga berkaitan dengan desain interior perpustakaan. Banyak masyarakat yang menganggap perpustakaan sebagai gudang buku yang membosankan. Untuk menghapus kesan tersebut, perpustakaan dapat meningkatkan fasilitas dan menciptakan suasana interior yang menyenangkan dan menarik yang disesuaikan dengan karakteristik, kebutuhan, hingga cara belajar masyarakat yang saat ini didominasi oleh Generasi Milenial. Generasi Milenial merupakan generasi yang melek teknologi dan memiliki perbedaan cara pikir dan cara kerja dengan generasi-generasi sebelumya, sehingga memerlukan perhatian khusus. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan suasana interior dan fasilitas yang dapat meningkatkan minat masyarakat, terutama Generasi Milenial, untuk berkunjung ke perpustakaan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif melalui kuesioner lalu dilanjutkan dengan metode kualitatif yang akan membahas proses penentuan fasilitas dan suasana ruang yang diinginkan masyarakat saat ini.Abstract : Along with the development of the time, the information could be accessed easily via internet from all the forms of devices. On this matter, the activities of reading and learning could be done anywhere without have to visit the library. This is a big challenge for libraries in order to not get abandoned by librarian. In addition to the advances of technology and information, the libraries have a related problem to the library's interior design. Many people consider library is a boring book warehouse. To efface this impression, the library can do improve to the facilities and create a pleasant and more attractive interior atmosphere which are adapted to the public characteristics, public needs, and public ways of learning who are currently dominated by the Millennial Generation. Millennial Generation is a generation who is technology literate and has different ways of thinking and works with previous generations that require a special attention. This research aims to explain the atmosphere and the facilities that can increase the community especially the Millennial Generation to visit library. This research combined the quantitative metodh with quesioner and qualitative metodh that would discuss the process of determining the facilities and the atmosphere room that public want on this era.
Today we are facing an era where the massive usage of Instagram has been utilized as a means of competitive marketing between hospitality industries, namely coffee shops. The more hashtags of a particular coffee shop indicate its prospect to gain popularity and win the market competition. Instagram users also benefits the coffee shop owners through their personal photo documentations that become a costless marketing. Although there have been numerous discussions about how aesthetic interior design and visual advertising increases the customer visits to coffee shops, there is still a lack of information about specific interior elements that are frequently framed on Instagram photos. Thus, this paper aims to explore interior elements on Instagram photos at contemporary coffee shops in order to find a particular interior element or setting which is more preferable as a photo background or object. This study is performed through the content analysis method with Instagram photo samples of 180 Coffee and Music, Mimiti Coffee and Space, Sejiwa, and Sydwic, all of which have more than a thousand hashtags on Instagram and represent various interior design styles. The result shows vegetation and concrete wall as the most preferred interior elements, accompanied by monochromatic color tone of the furniture or decoration. This result is able to contribute a form of knowledge to both designers and coffee shop owners to keep the continuation of this business industry by giving more considerations on the preferable interior elements. Preferensi Elemen Interior Coffee Shop Kontemporer Pada Foto InstagramSekarang ini Instagram sudah banyak digunakan dalam persaingan media marketing di antara berbagai industri bisnis, salah satunya kedai kopi atau populer disebut dengan coffee shop. Semakin banyak tanda tagar yang dimiliki sebuah coffee shop di Instagram sejalan dengan tingkat kepopuleran coffee shop tersebut dan kemungkinannya untuk memenangkan dunia persaingan. Para pengguna Instagram juga mendukung penngusaha dengan unggahan dokumentasi pribadi berupa yang dimanfaatkan sebagai marketing gratis. Meski pembahasan mengenai keterkaitan antara estetika desain interior dan marketing visual dan tingkat ketertarikan pengunjung, namun belum ada ulasan spesifik mengenai elemen interior apakah yang kerap muncul dalam foto-foto Instagram. Dengan demikian, artikel ini bermaksud untuk mengulas elemen interior pada coffee shop di era kontemporer, yang lebih disukai sebagai latar maupun objek foto. Penelitian untuk artikel ini dilakukan dengan metode konten analisis, dengan mengkaji sampel-sample foto dari 180 Coffee and Music, Mimiti Coffee and Space, Sejiwa, and Sydwic. Tempat-tempat tersebut memiliki lebih dari seribu tagar di Instagram dan mewakili penggayaan desain yang berbeda-beda. Penelitian ini memperlihatkan bahwa preferensi elemen interior untuk foto Instagram terletak pada keberadaan vegetasi dan tembok beton, yang disertai dengan penggunaan warna monokrom dari furnitur dan dekorasi yang ada di dalam ruang. Hasil ini kemudian dapat...
Neighborhood parks are generally designed as esthetical elements. Nevertheless, some are intentionally designed to become recreational facilities to the residents, especially in a form of playground for children. Kota Baru Parahyangan (KBP) is a residential area with clusters, all of which are complemented by thematic park(s). With each cluster adopts a different theme for its park(s), the implementation of the thematic concept of the park may vary between one cluster and another. Therefore, this paper aims to analyze the implementation of the thematic concept in the neighborhood park design as an attraction for children. It also aims to bring out the park that has applied the this concept most successfully, as a reference for further park design and planning in the residential neighborhood context. The research is performed sequentially which includes: scoring the park facilities in 9 clusters that are already built through a quantitative method, followed by the discussion of the analysis through a qualitative method. As the result, Tatar (cluster) Jingganagara is found as the best cluster that has successfully integrated its thematic concept to the rest of the facilities in the park, and contributed good impacts to the cluster itself and the other clusters nearby.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.