Ways by which sawmills in Minna, handle the waste they generate were evaluated using questionnaires, personal interviews and physical observation. Eight (8) major sawmills were studied. The study revealed that wastes generated by these sawmills consist of sawdust, wood cut-off and bark of log of woods. Wastes are disposed off majorly by open dumping, open burning, domestic usage, bedding for poultry and for landfill. Although most sawmills are aware of the guidelines and regulations governing the treatment and disposal of sawmill wastes, they hardly abide by them. The personnel who are assigned to sanitize the mill environment possess inadequate safety wares. The study also revealed that Environmental Protection Agency/Sanitary Inspectors and the Development control Board in the city inadequately perform their duties. This paper also highlighted the need to enlighten the public, sawmill workers and the government on the dangers of indiscriminate disposal of sawmill wastes.
Kekuatan tarik hasil pengelasan merupakan salah satu sifat mekanik yang menyatakan kualitas hasil pengelasan. Pemilihan heat input dalam proses pengelasan menjadi sangat penting karena berpengaruh pada kualitas hasil pengelasan.Salah satu parameter penting dalam menentukan heat input adalah tegangan, kecepatan pengelasan dan arus yang digunakan pada proses pengelasan. Pada penelitian ini tegangan dan kecepatan pengelasan dibuat tetap sedangkan arus dibuat bervariasi. Salah satu pengeruh arus pada pengelasan akan menentukan tembusan hasil pengelasan. Dengan tembusan yang baik diharapkan kekuatan tarik akan meningkat. Peningkatan kuat tarik menjadi salah satu parameter kualitas hasil pengelasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi arus pengelasan pada kekuatan hasil tarik pengelasan material JIS G 3016 SM400A. Material JIS G3106 dipilih kerena material ini adalah material yang sering digunakan di bidang konstruksi. Proses pengelasan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah proses pengelasan Shield Metal Arc Welding (SMAW) menggunakan filler E 6013 dengan diameter 2,6 mm dengan variasi arus DC polaritas EN sebesar 80 A, 90 A dan 100 A. Spesimen disiapkan dengan kampuh las berberbentuk single V. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji tarik menggunakan standar ASME Sec.IX: 2013 untuk mengetahui pengaruh variasi arus yang digunakan terhadap kekuatan tarik. Data yang dihasilkan pada pengujian tarik berupa data Tensile strength selain itu dilakukan pula uji Makroskopik menggunakan standar ASTM E340-13 untuk mengetahui kualitas hasil las. Hasil pengujian men
Saat ini sebagian masyrakatkan sudah lebih paham akan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah, terutama sampah plastik yang memerlukan waktu relatif lama untuk dapat terurai, pengolahan sampah yang dikenal dengan 9R yaitu reduce, reuse, recycle, replace, repair, replant, refill, recovery dan landfill pun sudah banyak dilakukan, pada penelitian ini akan dirancang dan dibuat mesin vertical plastic injection molding skala rumah tangga yang berfungsi untuk mengolah sampah plastik dengan cara recycle (daur ulang), sampah plastik jenis polypropylene (PP) yang dihasilkan rumah tangga, seperti tutup botol minuman, wadah makanan, botol shampo, dll di cacah terlebih dahulu kemudian di daur ulang dengan mesin tersebut. Mesin ini desain dengan ergonomis, mudah digunakan oleh anggota keluarga di rumah, dan mudah dioperasikan, cukup dengan menurunkan tuasnya. Material yang digunakan untuk mesin vetical plastik injection molding adalah Material S45C yang digunakan sebagai kerangka utama dan kuningan yang digunakan sebagai bushing. Komponen mesin vetical plastik injection molding terdiri dari nozzle yang berfungsi sebagai tempat untuk memanaskan material plastik, pengungkit, pengunci, penyangga, base plate, tuas, dan ragum. Proses permesinan yang dibutuhkan untuk membuat rangka mesin vetical plastik injection molding adalah proses cutting, milling, turning, drilling, taping, dan finishing sedangkan proses penyambungan yang dilakukan untuk perakitan mesin vetical plastik injection molding adalah penyambungan dengan pengelasan SMAW dan penyambungan dengan mur baut. Mesin vertical plastic injection molding yang dihasilkan memiliki dimensi yang ergonomis yaitu 200 x 400 x 500 mm sehingga mudah dipindah-pindahkan dan pengoperasiannya sederhana dengan menurunkan tuas, hasil dari pencairan plastik dapat turun dan mengisi cetakan dengan lancar dan mudah.
Penelitian proses pengelasan titik bertujuan untuk mengetahui pengaruh arus pengelasan terhadap sifat mekanik dan daerah weld nugget serta kekerasan pada komponen kendaraan bermotor yang berada pada bagian knalpot yaitu collar muffler. Variasi parameter las titik yang digunakan adalah arus pengelasan. Arus yang digunakan masing-masing adalah 40 A, 48 A,dan 55 A, sedangkan tekanan, dan squeeze time disamakan yaitu masing-masing 1/15 Mpa dan 22 s. Spesimen yang digunakan merupakan spesimen yang sudah berbentuk komponen kendaraan bermotor yang dinamakan collar muffler, ketebalan material 1,6 mm, jenis dengan jenis material Cold-reduced carbon steel sheets and strip atau SPCC (JIS G3141). Sifat mekanik hasil lasan dievaluasi dengan melakukan pengujian chisel test, pengujian kekerasan micro vickers, diameter weld nugget, dan analisis struktur makro dengan pengujian metalografi hasil lasan. Pada hasil penelitian, diperoleh bahwa semakin besar arus yang diberikan pada proses pengelasan titik collar muffler, maka semakin lebar hasil weld nugget yang dihasilkan sehingga kekuatan mekaniknya juga akan meningkat terlihat dari hasil pengelupasan pada washernya yang bergelombang, sedangkan jenis kegagalannya merupakan button pull out, hal ini terjadi karena untuk mengelupas hasil lasan dibutuhkan gaya yang lebih besar karena hasil las tersebut menyerap lebih banyak energi sebelum mengalami kegagalan, dan hal ini didukung dengan pengujian kekerasan, nilai kekerasan paling rendah diperoleh pada spesimen dengan arus tertinggi, baik pada daerah HAZ (146 HV dan 133 HV) maupun pada daerah weld nugget (230 HV), sehingga nilai arus paling optimal yang menghasilkan sifat mekanik paling baik adalah proses pengelasan dengan arus sebesar 55 Ampere.
Material dies yang digunakan dalam proses stamping harus memiliki kekerasan, ketangguhan, ketahanan aus dan umur pakai yang optimal, untuk menghasilkan perpaduan sifat tersebut diperlukan pemilihan material dies dan proses perlakuan panas yang tepat. Pemilihan material merupakan faktor terpenting untuk mendapatkan umur pakai yang tinggi sehingga dapat mengoptimalkan proses produksi. Salah satu material yang dapat digunakan sebagai dies adalah material baja perkakas AISI D2. Pada penelitian ini di gunakan tiga jenis material baja perkakas AISI D2 dari tiga distributor berbeda, metoda penentuan material baja perkakas AISI D2 yang tepat dilakukan berdasarkan analisis dan sifat mekanik yang dihasilkan setelah proses perlakuan panas. Material yang memiliki ketahanan aus yang tinggi merupakan material yang memiliki struktur mikro martensit temper dengan primary carbide dan small secondary carbide yang dihasilkan setelah proses tempering yang dipengaruhi oleh komposisi kimianya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.